CHAPTER 3

1.1K 108 1
                                    

Vote dulu sebelum baca~

Enjoy guys

HAPPY READING

Pagi menjelang, matahari mulai menampakkan sinarnya. Naya perlahan membuka matanya, gadis cantik itu termenung menatap langit-langit kamarnya. Entah mengapa ia merasa ada sesuatu yang ia lupakan, tapi apa?

Nix tiba-tiba muncul dan duduk di bantal samping Naya "selamat pagi Nona" ujarnya

Gadis cantik itu menoleh, lalu ia tersenyum menatap Nix "pagi juga Nix"

"Apa tidur anda nyenyak Nona?" tanya Nix

"Hmm" Naya berdehem pelan

Naya bangkit, lalu berjalan menuju lemari pakaian. Ia mengambil satu set seragam sekolah, kemudian berjalan menuju kamar mandi.

Lima belas menit kemudian, Naya keluar dengan seragam rapi yang melekat di tubuhnya. Lalu ia menuju meja rias, matanya menatap bayangan dirinya di cermin.

"Cantik" satu kata terlontar dari bibirnya

"Benar Nona, tubuh ini memang cantik. Lebih cantik dari Yoselin, tapi pemilik tubuh tidak terlalu pintar, ia hanya bisa pasrah ketika Yoselin memfitnah dan mengambil semua apa yang ia punya" celetuk Nix

"Nggak heran, wajahnya aja udah keliatan munafik" ujar Naya "polos polos ngeselin"

Ia mulai memoleskan make up tipis, yang memberikan kesan segar pada wajahnya.

Lalu, Naya mengumpulkan rambutnya, kemudian mengikatnya menjadi satu.

"Oke cuss, kita sarapan dulu"

Kaki nya mulai melangkah menuju ruang makan, lalu tiba-tiba berhenti "Nix, penyerangan itu terjadi pagi ini kan?"

"Iya Nona"

"Berarti si Arsha udah berangkat duluan" gumam Naya sembari menganggukkan kepalanya pelan

"Dia berangkat pagi karena ada pertemuan di kantor atas perintah Tuan besar Bumantara, tapi siapa sangka jika sepupunya itu mengirimkan orang agar ia terluka" jelas Nix

Naya menatap serius Nix "pergi dan berikan obat pencahar itu pada makanan Yoselin, jangan sampai dia ganggu rencana kita. Muak banget" perintah Naya

"Baik Nona" Nix menghilang dari padangan Naya, gadis cantik itu kemudian kembali melanjutkan langkah kakinya menuju ruang makan.

"Sarapan dulu, mendrama juga butuh tenaga" ucapnya sembari mengoleskan selai coklat pada roti di tangannya.

****

Nix terbang memasuki rumah sederhana milik Yoselin, ia menjelajahi setiap sudut rumah itu, lalu melihat Yoselin yang keluar dari kamar nya menuju meja makan.

Dengan segera Nix terbang ke arah sana, mengeluarkan satu botol kecil lalu menuangkannya pada makanan dan minuman milik Yoselin.

"Rencana mu tidak akan berhasil, seujung kuku kau menyentuh Nonaku. Maka balasanya akan bekali kali lipat" ujar Nix, lalu kemudian ia kembali terbang. Kembali pada Naya, dan melaporkan atas tugas yang di berikan oleh sang Nona.

.
.
.
.

Sementara di sisi Naya, gadis cantik itu melihat bagaimana orang-orang suruhan itu berkelahi dengan Arsha.

Ia duduk santai di dalam mobil sembari memakan keripik singkong, matanya tak pernah lepas dari drama di depannya.

Terlihat Arsha kewalahan, laki-laki itu beberapa kali mendapat pukulan. Karena memang 10 orang lawan 1, jelas Arsha kalah.

QUEEN SISTEMTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang