Chapter 24

281 64 4
                                    

Wendy mendapat panggilan dari dokter bahwa ada beberapa hal penting yang harus mereka bicarakan sesegerak mungkin. Harusnya hari ini ia hadir ke acara tunangan Krystal, tapi ia meminta izin kepada si pemilik acara bahwa ia akan terlambat datang.

Jaehyun memaksa ingin mengantar tetapi Wendy merasa tidak enak, setidaknya salah satu dari mereka harus bisa membagi tugas dan hadir di acara Krystal. Apalagi Jaehyun adalah keluarganya. Takutnya Wendy malah terlihat buruk di keluarga Jaehyun karena dianggap egois.

Wendy dan Winter duduk di hadapan dokter dengan kondisi mengenakan baju dan riasan formal. "Kalian pasti sibuk banget ya?" Tanya sang dokter bersimpati. "Enggak kok Dok, kalo untuk Papah pasti kita sempetin apapun itu." Jawab Wendy sambil tersenyum.

"Jadi, setelah observasi 2 minggu pemilihan kesehatan Papah kalian, puji tuhan semuanya membaik sesuai dengan harapan ya." Wendy dan Winter reflek menggenggam tangan satu sama lain dengan helaan nafas lega. Entah kenapa Winter merasa ingin menangis mendengar berita baik itu.

Dokter tersenyum haru dan mengangguk mengerti. "Kami yakin pasti kalian khawatir luar biasa ketika denger kalo kondisi Papah turun menjelang transplantasi..." Winter mengangguk sembari menghapus air matanya dan menarik nafas dalam-dalam.

"Semua aman sekarang, tinggal estimasi tindakan itu minggu depan. Sebelum saya kasih tau tanggal tindakannya, saya jelaskan dulu resiko dari tindakan yang akan dilalui oleh Papah kalian. Seperti penolakan ginjal, infeksi pada perut, penurunan imun akibat obat imunosupresan, bahkan ada kemungkinan menurunnya fungsi ginjal akibat gaya hidup yang tidak sehat."

Dokter menjelaskan semuanya secara pelan san sederhana supaya Wendy maupun Winter dapat mengerti. "Usia juga berpengaruh ya Dok ke pemulihan?" Dokter mengangguk pasti. "Kalo itu sudah jelas. Gimanapun usia mempengaruhi kemampuan fisik manusia khususnya dalam memulihkan diri dari tindakan operasi besar seperti ini. Maka dari itu pasca tindak operasi akan ada rutin cek ke dokter secara berkala di 3 bulan pertama."

Wendy mengangguk mengerti. "Semoga semuanya berjalan sesuai dengan harapan ya Dok, saya berharap besar supaya Papah gak harus hemodialisis seumur hidup... kasian..." Dokter menganggukan kepalanya.

"Seperti yang kalian tau Dokter tidak boleh menjanjikan apapun tapi satu hal yang pasti tidak mungkin ada Dokter yang tidak melakukan usaha terbaiknya demi pasien."

•••

"Papah~" Sapa Wendy dan Winter bersamaan kemudian disambut oleh senyum bahagia dari sang ayah yang masih terbaring di kasur. "Cantik-cantik amat anak Papah. Mau ke acara formal ya?" Tanyanya. "Iya Pah, ada bos kita yang tunangan hari ini." Jawab Winter langsung memposisikan dirinya di samping sang ayah dan ikut berbaring sambil memeluk.

Wendy yang merasa hari ini adalah hal yang harus ia kenang, mengeluarkan ponselnya kemudian mengambil beberapa foto bertiga dengan sang ayah dan Winter. "Kirimin Wen ke Jaehyun sama Mark." Pinta sang ayah dengan lucunya.

"Siap Bos. Udah aku kirim ke mereka. Nanti kalo mereka bisa, mereka aku ajak kesini lagi supaya Papah ada yang nemenin lagi yah." Ujar Wendy sambil memijat lembut kaki sang ayah yang terasa begitu kecil.

"Dokter bilang Papah udah sehat, hebat! Jadi rencana transplantasi itu minggu depan tanggal 21. Papah udah siap?" Tanya Winter. "Harus dong, demi sehat dan demi lihat anak-anak Papah menikah dan punya keturunan."

Suasana menjadi hening yang damai. Wendy ikut berbaring di sisi kasur lain dan memeluk sang ayah sambil mengusap lembut lengan Winter. "Mamah bilang ke Papah dalam mimpi beberapa hari lalu kalau katanya belum waktunya Papah sama Mamah disana, masih harus nemenin anak-anak katanya."

HEARTLESS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang