Chapter 29

375 61 9
                                    

Wendy memilih untuk tinggal dengan Jihyo karena tidak enak jika harus tinggal dengan keluarga Jessica. Bagaimanapun ia menjaga kenyamanan dan privasi mereka, Wendy sendiri tidak akan nyaman lama-lama disana menumpang.

"Wen, lu yakin gapapa?" Tanya Jihyo sembari duduk di sebelah Wendy. Mereka bersantai di ruang TV apartemen Jihyo yang nyaman. Wendy menghela nafas panjang kemudian menggeleng. "Bohong kalo gua bilang gapapa. Tapi gua tetep harus selesaiin lewat komunikasi jelas sama dia kan?"

Jihyo mengangguk. "Atau lu mau gua minta Daniel, Mark sama Jeno kesini?" Jihyo sengaja tidak memasukan Doyoung ke pilihan karena situasi masih terlalu panas bagi kedua sahabat itu. Doyoung masih butuh waktu untuk dirinya sendiri.

"Pas banget tuh Jeno sama Mark ikut kesini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Pas banget tuh Jeno sama Mark ikut kesini. Kita tanyain ke mereka kemarin pas di lokasi gimana situasinya. Gua gak yakin Jaehyun se-bajingan itu Wen, sumpah." Kali ini Jihyo benar-benar merasa Jaehyun juga pihak yang dirugikan, bukan hanya Wendy.

Wendy hanya diam dan tidak menanggapi perkataan Jihyo. Bagaimanapun situasinya, tetap saja hal ini tidak baik mengingat seluruh kantor sudah melihat foto tersebut dan asumsi buruk sudah pasti merebak kemana-mana.

•••

"Sesuai pesanan Nyonya! Nasi goreng." Jeno meletakan kantong bening berisi beberapa bungkus nasi goreng di atas meja ruang TV. "Kakak aku mana?" Tanya Winter setengah berbisik pada Jihyo. "Ada di kamar, tar lagi keluar dia."

Benar saja, Wendy keluar sambil mencoba mengikat rambut panjangnya. "Woah! Nasi goreng!" Dengan girang ia duduk di lantai dan mulai membuka sebungkus nasi goreng. Tanpa di alasi piring dan hanya mengandalkan bungkusannya, Wendy makan dengan lahap.

"Kasian amat sih Kak... belum makan emang?" Tanya Karina mengusap lembut punggung Wendy. Yang ditanya hanya tersenyum girang sembari mengangguk. "Sibuk urus Pak Kim kan di rumah sakit. Tadinya mau sempetin makan tapi nanggung terus, gak pasti gitu loh. Namanya nungguin orang sakit kan."

"Terus kondisi Pak Jung-eh Pak Kim gimana sekarang?" Mark mengambil kerupuk milik Winter yang jelas sebagai balasannya Winter menyentil keningnya kesal. "Belum ada tindakan karena dari kemarin pihak rumah sakit nunggu keluarga dulu." Wendy mengunyah seperti menghentikan sejenak ucapannya.

"Eh, ada masalah ini. Jadi makin buyar lah." Merasa diberi celah untuk membuka topik tersebut, Jihyo melirik dan mengedip-ngedipkan matanya pada Mark.

"Kak, mau bahas soal Kak Jaehyun gak?" Tanya Mark hati-hati sambil menatap Wendy yang dengan jelas melambatkan kunyahannya. Mark melirik Jihyo sekilas sebelum memilih untuk tetap menyampaikan apa yang menurutnya perlu ia sampaikan. "Pas kita kesana kondisi Kak Jaehyun udah gak sadar,"

Wendy merunduk seperti antara mau dan tidak mau mendengar informasi tersebut. "Masalahnya, bener-bener gak sadar Kak. Bukan mabok... yang bicara ngelantur, ini dia udah gak ngomong apa-apa. Well... disamping karena ditonjok juga sama Kak Doy tapi itu beda cerita."

HEARTLESS✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang