1. SIKAP YANG DINGIN

493 30 1
                                    

Semua staf dari perusahaan makanan dan minuman ternama LM Group tengah berkumpul di kantin kantor. Mereka makan siang bersama karena jam istirahat telah dimulai. Hanya diberi waktu satu jam untuk istirahat. Bekerja pada perusahaan tersebut bakal dapat sanksi tegas jika tidak disiplin. Ini sudah menjadi prinsip perusahaan, dan keputusannya tidak bisa diganggu gugat.

LM Group sendiri adalah perusahaan yang dulunya dipimpin oleh Lauren Marcello. Hingga akhirnya berpindah tangan ke cucunya pemilik nama Luis Marcello. Dikarenakan usia Lauren yang sudah tidak muda lagi, tanggung jawab perusahaan diserahkan pada sang cucu. Bahkan jauh lebih maju dan berkembang.

Luis Marcello adalah pria yang terkenal dingin namun dicintai oleh Ariana Brisa. Pria tersebut sukses membawa perusahaan neneknya ke puncak kejayaan. Dia ibarat singa yang gila akan pekerjaan hingga posisi perusahaannya dapat urutan paling berhasil dan tersukses urutan nomor satu hingga kini.

Bahkan dalam kondisi apapun dapat dipastikan hasil dari perusahaan yang dipimpin oleh Luis Marcello tersebut akan tetap banyak. Makanan dan minuman selalu dibutuhkan masyarakat dalam keadaan apapun.

Sementara Ariana Brisa sendiri adalah wanita yang merasa wajahnya tidak cantik tapi beruntung memiliki kekasih Luis Marcello. Anehnya ... pria itu tak pernah menunjukkan cintanya pada Ariana juga pada siapapun. Itu kadang yang membuat Ariana bimbang Luis beneran mencintainya atau tidak.

"Hei, apakah kalian semua tahu? Nanti malam adalah perayaan ulang tahun Tuan Luis Marcello yang ke tiga puluh dua tahun," ucap salah satu karyawan wanita membuat gerakan tangan Ariana Brisa yang sedang makan terhenti.

"Di hotel Sampoerna Strategic Square itu, bukan? Hebat." Karyawan wanita yang lainnya lagi turut menimpali.

"Benar. Astaga! Aku ingin ke sana." Penjaga kantin turut bicara.

"Bukankah semua staf kantor diundang? Siapkan diri kalian." Caroline yang merupakan bunga kantor, merasa dirinya adalah orang penting.

"Tentu saja, kita bakal hadir di sana."

"Ngomong-ngomong, itu gedung termahal bukan? Apa kita pantas? Harganya saja dimulai empat ratus juta rupiah." Karyawan di bagian kebersihan turut bicara.

"Kau cukup hadir dan makan saja, Dina. Masalah biaya, biar jadi urusan Tuan Luis. Astaga!" Caroline mencibir nya, membuat Dina malu ditatap karyawan lain. Karyawan yang lebih tinggi statusnya.

Saat semua orang berbicara dan mengutarakan rasa ingin hadirnya, Ariana sibuk dengan pikirannya sendiri. "Mereka semua benar, nanti malam adalah hari perayaan ulang tahun kekasihku! Aku harus bersiap dari sekarang," ucap Ariana Brisa, tanpa sengaja terdengar oleh Caroline. Wanita yang benci Ariana sejak kecil.

"Kekasihmu," ejek Caroline benci menatap Ariana. "Kau pikir kami semua percaya bahwa kau adalah kekasihnya Tuan Luis, Ariana? Tuhan ... Tuan Luis sangat tampan. Sementara kau menjijikkan seperti ini. Apa mungkin beliau yang tampan nan rupawan seperti itu kekasihmu? Jangan mimpi."

"Aku memang kekasihnya, Caroline. Jangan banyak bicara kalau belum tahu faktanya." Ariana geram karena sedari kecil, Caroline terus memusuhinya bahkan sampai sekarang.

"Teman-teman, apa kalian semua percaya bahwa Ariana yang udik ini adalah kekasihnya Tuan Luis Marcello? Astaga! Aku rasa dia perlu dibacakan doa," hina Caroline, membuat semua karyawan disana tertawa.

"Kekasih jadi-jadian kali! Tuan Luis Marcello adalah manusianya. Sementara Ariana Brisa sendiri adalah setannya. Astaga! Perutku sakit terlalu banyak tertawa," cela salah satu karyawan bagian keuangan, membenarkan ucapan Caroline.

"Sadar, Ariana. Wajahmu itu secantik apa? Hanya seperti budak Tuan Luis saja bangga! Kasihan, sungguh kasihan." Teman lelaki Ariana juga menghinanya, pemilik nama Arman.

"Aku memang kekasihnya, Arman. Kenapa kalian semua tidak percaya? Jika aku bisa membuktikannya! Apa yang akan kalian lakukan?" balas Ariana, sudah hilang kesabaran.

"Minta maaf dan bersedia jadi pelayanmu tentunya. Mau apa lagi, Ariana? Jika Tuan Luis memang kekasihmu. Otomatis kami semua adalah bawahanmu." Caroline menerima tantangan Ariana. Ariana hanya diam saja mendengarkan ejekan Caroline.

"Namun, Ariana. Jika kau tak bisa membuktikannya, apa yang akan kau lakukan pada kami? Minta maaf? Itu terlalu sederhana, bukan?" Caroline menekan semakin dalam.

"Jika kalian yang benar maka bebas melakukan apa saja padaku! Termasuk mengusirku dari perusahaan ini." Ariana berjanji.

"Itu terlalu ringan, Sayang. Jika kau terbukti bersalah! Maka kami semua akan mempermalukanmu di hadapan semua orang. Setuju?" Caroline sengaja merencanakan niat jahat.

"Iya! Seperti itu saja, Caroline. Biar Ariana Brisa ini sadar muka." Pekerja yang lainnya lagi turut menyahuti. Setuju dengan rencana Caroline dan entah kenapa Ariana dibenci banyak orang. Mungkin karena wajahnya yang tidak terlalu cantik.

"Iya! Kalau Ariana tidak berani! Itu berarti takut terlihat sifat buruknya! Pembohong," ucap hampir sebagian karyawan seakan meminta Ariana berkata setuju.

"Kau setuju kan, Ariana?" Caroline kembali menatap tajam mata Ariana, gadis yang Caroline benci sejak kecil.

Entah kenapa bawaannya jijik saja dekat dengan Ariana. Saat Ariana berhubungan dengan Luis ketika kuliah dulu, rasa benci di hati Caroline semakin besar. Pria itu selalu saja menjemput Ariana ketika pulang kuliah. Tidak suka dengan nasibnya yang mujur, Caroline mengambil kesimpulan Luis dan Ariana dijodohkan. Sungguh! dugaan tanpa alasan yang jelas.

Ditambah lagi Luis tak pernah mengakui hubungannya dengan Ariana di depan semua orang, semakin kuat lah kesimpulan Caroline.

Ariana sendiri entah kenapa sejak dulu tergila-gila dengan Luis. Terlebih ketika nenek Lauren yang merupakan nenek kandung Luis mengundang Ariana ke rumahnya. Semakin besar rasa cinta Ariana untuk Luis Marcello kekasihnya hingga kini.

Gadis manis itu sering mengamati Luis secara diam-diam. Saat ketahuan oleh Luis bukannya marah Luis malah menjadikan Ariana kekasihnya. Memang awalnya dijodohkan sang nenek, tak disangka Luis setuju dan akhirnya menjalin hubungan dengan Ariana.

Usia Luis terbilang jauh di atas usia Ariana. Luis Marcello berusia sekitar tiga puluh dua tahun, sementara Ariana sendiri baru dua puluh tahun.

Namun, wajah tampan nan menawan itu   membuat Luis Marcello terlihat lebih muda dari usianya. Badannya tinggi besar tapi tidak gemuk juga tidak kurus. Perutnya tentu saja terbentuk karena Luis rajin berolahraga menjalani hidup dengan sehat.

"Aku ... " Ariana tampak ragu-ragu.

Luis meminta dia menjaga rahasia agar hubungannya dengan Ariana tidak diketahui semua orang. Entah apa alasannya Ariana tidak tahu. Yang jelas Luis melarang Ariana buka mulut.

Itulah sebabnya kenapa setiap kali berada di dekat Ariana Luis bersikap dingin dan seolah tak ada hubungan apapun. Memang sudah dasar sikapnya dingin juga pandai menyembunyikan perasaannya. Akan tetapi kadang Ariana Brisa merasa Luis hanya mempermainkannya saja, membuat gadis itu seolah bahagia tapi kenyataannya tidak.

"Kau takut?" tekan Caroline, masih saja menyakiti hati Ariana Brisa.

"Tidak," jawab Ariana tidak tenang gerakan tubuhnya.

"Maka setujui kami, Ariana." Caroline memaksa.

"Iya," Ariana menyerah. Entah kenapa perasaan nya tidak enak.

"Bagus! Sampai jumpa nanti malam!" seru Caroline membuat teman-teman kantor Ariana tersenyum licik dan puas.

***

CINTA DI ATAS MANTRA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang