CHAPTER 13 | ATIKU KEDER

8.9K 941 226
                                    

Waktu sudah menunjukan pukul sebelas malam, namun aku masih asyik berkirim pesan dengan Mas Laut. Mengobrol dengannya ternyata sangat menyenangkan hingga membuatku lupa waktu.

Aku tersenyum, kenapa Mas Laut menjadi bersemangat seperti ini? Biasanya dia paling ogah-ogahan kalau sudah urusan mengerjakan tugas

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tersenyum, kenapa Mas Laut menjadi bersemangat seperti ini? Biasanya dia paling ogah-ogahan kalau sudah urusan mengerjakan tugas.

Awalnya aku mengira Mas Laut adalah orang yang pendiam, ternyata aku salah. Dia orangnya tengil dan selalu saja punya tingkah nyleneh. Mas Laut diamnya kalau tidur saja.

Aku masih belum bosan chatan dengan Mas Laut sehingga aku kembali melanjutkan berkirim chat dengannya.

Aku masih belum bosan chatan dengan Mas Laut sehingga aku kembali melanjutkan berkirim chat dengannya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku tertawa membaca chat dari Mas Laut tersebut. Aku jadi tidak sabar untuk bertemu dengannya esok hari di sekolah.

Benar saja, pagi harinya, aku kembali bertemu dengan Mas Laut di sekolah. Di depan kelas, aku dan Mas Laut saling pandang, tanpa mengucapkan sepatah katapun, tiba-tiba kita tersenyum. Persis seperti orang yang lagi kasmaran.

"Mas Laut," panggilku.

"Dalem sayang," jawabnya lembut seraya menatap wajahku lamat-lamat.

Aku ingin menagih janji Mas Laut. "Jadi ngajak main nggak?"

"Enggak."

Bibirku langsung cemberut mendengar jawaban Mas Laut. "Yah, nggak asik. Nggak seru. Aku ngambek."

Aku hendak meninggalkannya dan berjalan masuk ke kelas duluan. Namun, Mas Laut menahan lenganku hingga aku berbalik dan menatap ke arahnya.

"Cium sek peng dua," katanya seraya mendekatkan pipi kanannya padaku.

Aku merapatkan telapak tanganku membentuk sebuah kuncup lalu kudekatkan ke arah pipi Mas Laut seolah ia sedang menerima kecupan.

Cup!

Mas Laut gantian mendekatkan pipi kirinya padaku. Kemudian kubalas serupa seperti yang kulakukan pada pipi kanannya.

Cup!

Mas Laut mengekeh. Enak saja dia mau minta cium. Bang Laksmana yang mencium pipiku saja langsung aku gebuk.

"Bercanda," kata Mas Laut seraya mengusap puncak kepalaku.

Buih di Lautan ✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang