"Saya gamau mengurus anak itu, lebih baik saya menyusul putra saya di London"
"Seharusnya aku yang kesana, aku Bunda nya, aku lebih tau putra ku"
"Halah, Bunda macam apa kamu, kamu terlalu sibuk dengan perusahaan sampe sampe anak kamu lebih bonding dengan pengasuh nya"
"Kamu ayah macam apa yang pulang hanya beberapa kali dalam setahun, kamu yang lebih tidak pantas"
•
•
•
Perdebatan antara Ayah dan Bunda.
Hal ini sudah menjadi backsound setiap hari untuk ku.
Mereka selalu berdebat karna tidak mau mengurus ku, menurut mereka aku adalah anak yang tidak mereka harapkan, karna mereka hanya ingin memiliki sosok putra tapi dikesempatan terakhir malah terlahir aku.
Yah Bunda tidak bisa hamil lagi setelah kelahiran kedua nya karna saat melahirkan ku ada masalah pada rahim nya. Dan hal itu membuat ku menjadi anak yang benar benar tidak diharapkan.
Aku memiliki seorang kaka bernama Rio Alexander, seingat ku dia adalah kaka yang sangat baik, tapi sejak kecil kami dipisah. Dan aku tidak dekat dengan ka Rio karna Ayah dan Bunda selalu memutuskan hubungan kami.
"Sushh.. Non Elina"
"Ya Bibi? ada apa?"
"Bi nasih buatin cake coklat, yuk ke meja makan"
"Bibi, selalu tau yang aku butuhkan"
Bi Nasih, ia adalah ART paling lama dirumah kami, Bi Nasih yang merawat ku sejak bayi, kami benar benar sudah sehati, bagaikan Ibu dan Anak.
Sedari kecil setiap Ayah dan Bunda bertengkar bibi selalu mengajak ku ke meja makan, membuat kan cake coklat kesukaan ku.
Bi Nasih memang sepengertian itu, ia tidak ingin aku mendengar perkataan menyakitkan mereka terlalu lama, Bi Nasih selalu membawa ku pergi menjauh dari kata kata yang membuat ku selau merasa tidak pantas berada didunia.
"Terimakasih Bi, cake nya selalu enak, enak dan enak"
"Sama sama Non.. Non Elina ga ke sekolah?"
"Ga ah Bi, ngapain"
"Hush! ko ngapain, sekolah itu kan belajar, biar jadi anak pintar"
"Aku itu udah pintar Bi, liat aja piala, sertifikat, piagam, mendali yang aku dapetin, semua ga ada apa apanya. Semua nya ga penting dimata Ayah dan Bunda, jadi aku males"
"Tapi itu semua penting buat Bi Nasih, Bibi gamau kamu jadi anak bandel gini, Bibi takut semua ilmu itu akan menghilang karna tidak kamu asah dengan baik"
"Huft! yaudah iya aku sekolah, telat 4 jam ga masalah juga. Dah Bi Nasih"
"Hati hati Non"
"Siap!"