Suasana menjadi canggung setelah Cedric memakai kembali bajunya. Oliver sibuk memainkan ujung kukunya, sambil menatap Cedric dengan tatapan yang penuh pertanyaan. Cedric hanya diam, menatap Oliver dengan pandangan yang tak bisa dibaca. Mereka saling bertatapan selama beberapa saat, hingga akhirnya Oliver mengalihkan pandangannya. Cukup lama itu terjadi, Mereka berdua saling bertatapan, namun tak ada satu pun kata yang terucap dari mulut mereka sesaat. Hingga pada akhirnya Cedric memulai percakapan.
"Cantik."
Kata itu tiba-tiba saja terucap dari bibir Cedric. Saat ini, Cedric terduduk diatas ranjangnya dengan wajah yang penuh dengan senyuman, sementara Oliver duduk di sebuah kursi yang berada di hadapannya. Oliver yang mendengar Cedric mengatakan sesuatu lantas menoleh, 'Cantik?' Oliver tak salah dengar?
"Ha?" Oliver menatap Cedric dan menghentikan aktifitas bermain kukunya.
"Kau cantik." Cedric mengulanginya dengan senyuman.
"Aku pria." Oliver kembali mengabaikan Cedric dan mulai mencari kesibukan lain seperti memainkan benang yang terlepas dari bajunya.
"Tapi wajahmu terlalu manis untuk seorang pria, dan pinggang mu itu cukup ramping, kau juga punya sifat seperti perempuan." Cedric mengusap lembut pipi Oliver, membuat Oliver menatap balik ke wajah Cedric.
Oliver tersipu kemudian berpaling dari Cedric. "Lihat. Tadi itu kau hanya mengobrol dengan pria asing yang menyentuh pipimu. Dan kau bisa semerah ini." Oh god, Oliver ingin menghilang saja sekarang.
"Kau bukan orang asing."
"Oh? Kau menganggap ku teman sekarang?"
"Tidak. Maksudku.."
"Lebih?"
Oliver menggeleng cepat, "Kadang aku merasa jika kau adalah pengganggu tapi kadang aku-"
Cedric berdiri dan tak membiarkan Oliver menyelesaikan perkataannya. Cedric memegang pipi Oliver dan mengalihkan pandangan Oliver untuk menatap manik kelabu itu. Oliver jelas tau kemana arah semua ini tertuju, persis seperti malam itu saat berada di kamar Cedric.
Ini berjalan cepat, dan Oliver tak siap!
Matanya membola dan menatap mata terpejam Cedric, pria itu melumat bibirnya. Sialnya, Cedric berhasil membuat Oliver terlena dan membiarkan Cedric menarik tengkuknya semakin rapat.
Oliver benar-benar kehilangan akal sehatnya, bahkan dengan berani Oliver membalas lumatan Cedric dan mengalungkan lengannya di leher sang dominan.
Cedric kembali mengusap leher dan pipi Oliver dengan sensual, membuat Oliver merasakan kupu-kupu diperutnya.
Namun secara tiba-tiba, Cedric memutus ciumannya, dan Oliver merasa kehilangan. "See? Kau ditakdirkan bukan untuk berpasangan dengan wanita."
"Cedric!" Oliver berdiri dan menunjuk.
Cedric dengan segera mendekap tubuh Oliver yang sekarang pemilik tubuh itu sedang menangis. "Cup cup cup. Aku hanya ingin menunjukkan kepadamu yang sebenarnya, jika kau itu sama dengan Potter."
Cedric melepas dekapannya, mengusap air mata Oliver menggunakan jempolnya. Entah berapa kali Cedric membuat pemuda didepannya ini menangis. "Sekarang, mari kita makan malam. Kau lapar bukan?"
Oliver mengangguk lalu percakapan mereka terhenti begitu saja sebelum keduanya berjalan menuju great hall dan bergabung dengan siswa lainnya untuk makan malam.
Disepanjang jalan, Cedric terus saja mengoceh tentang seberapa indahnya Oliver saat cahaya bulan mengenai wajahnya. Dan tentu saja Oliver meresponnya dengan ucapan 'terima kasih' seperti ia menerima pujian yang lainnya. Tak banyak yang berubah diantara Oliver dan Cedric, hanya saja Oliver mulai terbiasa dengan perlakuan yang diberikan Cedric kepadanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Quidditch » [ Cedwood ]
FanfictionTerbangun dari mimpi buruk. Namun bagaimana jika mimpi itu nyata terjadi? Oliver selalu memimpikan kemenangan dalam Quidditch. Sialnya, dia harus mengakui kehebatan tim Hufflepuff yang mengalahkan Gryffindor diputaran final kala itu. Setelah kejad...