[ 04 : Harry ]

813 56 22
                                    

Saat ini Oliver tengah berjalan menuju asramanya. Yah, perdebatan antara dirinya dan Cedric tadi pagi ternyata cukup memakan waktu. Sekarang pukul 4 pagi, entah siapa yang bangun sepagi ini. Sepi, itulah yang bisa dirasakan Oliver saat ini.

Oliver yang sampai di depan lukisan nyonya gemuk atau the fat lady, melihat jika nyonya gemuk terbangun karena kedatangan Oliver. "Wood. Sepagi ini dari mana saja?" Tanyanya.

Oliver membalasnya dengan senyuman, "Hufflepuff." Jawabnya singkat.

Segera ia mengucapkan kata sandi Gryffindor kemudian menerobos masuk keatas dengan membawa kertas rangkumannya yang tampaknya sedikit berantakan.

Pikirannya saat ini sedang kalut. Oliver merasa kesal dengan Cedric tapi disisi lain dia harus menghentikan emosinya mengambil alih. Jika saja Oliver tidak bertemu Cedric dengan jangka waktu 3 minggu, maka proyeknya gagal sudah. Jadi untuk saat ini dia harus mengalah demi nilai.

Entah mengapa langkah Oliver membawanya ke depan pintu kamar Harry. Oliver berpikir bahwa bercerita kepada Harry tentang semuanya akan sedikit menghilangkan beban pikirannya. Jangan salah, Harry juga sering bercerita kepada Oliver, terlebih tentang Malfoy dari Slytherin yang menurut Harry adalah topik menarik.

Kau tau, terkadang pendengar juga butuh didengar.

Tok tok tok.

Oliver mengetuk pintu didepannya, dan terdengar jawaban 'ya' dari dalam kamar. Aneh, Oliver merasa itu bukan suara milik Harry.

Pintu itu perlahan terbuka, menampilkan sosok pemuda dihadapannya -sedikit jauh dari pintu- pemuda berkemeja putih berantakan dan berambut blonde yang terlihat tidak rapi khas orang yang bangun tidur. Tak lupa tubuh yang kekar dan tinggi membuat Oliver semakin familiar. Ya, itu pacar Harry.

"Oh, Wood. Ada apa? Harry masih tidur." Draco bertanya dengan terus mempertahankan matanya agar tidak terpejam. Jujur saja Draco masih mengantuk, semalam dia harus tidur jam 1 dan sekarang ada orang asing membangunkannya pada pukul 4 pagi. Astaga. Jika bukan karena Harry melarangnya untuk memarahi teman-teman Harry, Draco bersumpah akan memaki siapa saja yang mengganggunya.

"Maaf menganggu." Oliver yang merasa tak enak karena membangunkan Draco pun memutar kakinya dan berniat untuk menuju ke kamarnya.

"Tunggu. Akan ku bangunkan Harry." Draco mencegah Oliver pergi. Segera Oliver kembali ke posisi semula dengan perasaan yang sedikit lega.

Setelah menunggu, akhirnya Harry keluar bersama Draco.

"Aku kembali dulu, babe." Draco memandang Harry dengan sedikit merunduk kemudian mengecup singkat pipi Harry sebelum pergi.

"Hati-hati!" Kata Harry yang saat ini hanya bisa melihat punggung Draco menjauh.

Oliver di sana, menyaksikan semua yang terjadi antara sepasang kekasih. Melihat Harry dan Draco membuatnya sedikit iri, mungkin? Oliver selalu membayangkan bagaimana dia akan menghabiskan waktunya bersama seorang gadis. Namun dengan terjadinya kejadian semalam Oliver merasa curiga bahwa dirinya adalah pihak bawah, sama seperti Harry.

'Atau mungkin penyebab aku tak punya pacar sampai saat ini karena aku pihak bawah?' Oliver menggeleng cepat mencoba menyingkirkan pikiran yang mengganggunya.

'Mana mungkin! Aku pria, pria adalah pihak atas. Tapi Harry..." Sekali lagi, Oliver berpikir keras.

Pandangan Harry teralihkan oleh Oliver yang terpaku didepannya. "Oliver, ayo masuk." Katanya dengan riang dan berhasil menghentikan Oliver bergelut dengan pikirannya.

"Oh, iya." Oliver mengiyakan ajakan Harry dan mengekor dibelakang pemuda manis itu. Sebenarnya Oliver merasa tidak enak kepada Harry dan juga Draco karena telah membangunkan mereka, terlebih kantung mata Harry yang sudah cukup menjelaskan bahwa dia bergadang semalam.

Quidditch » [ Cedwood ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang