07. Masalah

24 14 1
                                    

      Pagi ini seluruh siswa SMA adyatama di hebohkan karna kasus perselingkuhan yang di ungkapkan kemarin malam pada saat pesta angkatan.

"Kenapa Lo tega sama gue?" Tanya Luna.

Kini Luna berdiri di rooftop sekolah bersama dengan Gara yang saling berhadapan.

Gara hanya diam tidak menjawab pertanyaan dari Luna, pandangannya turun melihat ke kakinya.

"Lo suka sama Aya?" Luna meraih kedua tangan milik Gara, menatap wajahnya lekat.

"Gue gak bisa bohong sama Lo lagi lun, gue suka sama Aya" ungkap Gara memberanikan menatap mata Luna.

"Brengsek Lo" Luna melepaskan tangan Gara dengan kasar "trus kenapa Lo mau pacaran sama gue?"

"Gue juga sayang sama Lo"

"Bohong Lo" Luna membalikan badannya menyeka air yang membasahi pipinya.

Gara mengambil nafas dalam "gue terpaksa" Suara Gara lembut sembari melihat punggung Luna.

"Gue sayang sama Lo" suara Luna bergemetar.

"Gue tau. Maaf" dengan tulus Gara minta maaf.

"Lo" Luna membalikan badan memperlihatkan matanya yang tengah memerah dan sembab "gue gak butuh maaf Lo, gue butuhnya Lo, gue gak mau Lo pergi dari gue" Luna memukul pundak Gara.

Gara dengan cepat memeluk tubuh Rambing Luna "Gue gak bisa, selama ini gue pura-pura, tapi kali ini gue mau semuanya selesai" jelas Gara.

Tangisan Luna pecah di dekapan tubuh besar Gara "gue gak mau, gue sayang sama lo"

"Tapi gue gak sayang sama Lo, dari awal gue gak pernah ada rasa sayang untuk Lo" walaupun menyakitkan itulah fakta yang harus di ketahui oleh Luna.

"Kenapa Lo tega ngelakuin ini semua?" Tanya Luna.

"Itu karna orang tua kita ingin kita menikah suatu saat, makanya gue pacaran sama Lo biar ada rasa suka di hati gue, tapi gue gak bisa paksain semuanya. Rasa suka gue ke Lo gak pernah ada, gue udah berusaha tapi gak bisa, yang ada sakit hati gue" Gara menjelaskan perasaannya selama ini.

Luna melepas pelukannya, mundur dua langkah "kenapa gak Lo bilang dari awal? Kenapa Lo mesti nyakitin hati gue?"

"Gue gak tau, gue binggung sama situasi ini, gue gak mau nyakitin Lo" Jelas Gara.

"Lo udah berhasil nyakit gue, Lo nyakitin hati gue" nada suara Luna menaik "kalo mau sakitin gue, sakitin aja fisik gue jangan mental gue" Luna menampar pipi Gara.

"Tampar gue lagi lun! Gue pantes dapetin tamparan dari Lo, tapi plis biarin gue lepas dari Lo" Gara tertunduk.

Wajah Luna yang tadinya marah kini berubah menjadi cemas "GAK! Lo pacar gue, rusak aja mental gue gak papa, mental gue udah rusak dari lama"

"Gue pengen lepas lun, gue mau jalanin hubungan gue dengan Aya, cuman Aya yang gue sayang saat ini"

Kaki Luna lesu tak tertahan untuk menopang tubuhnya "gue gak mau" Luna berlutut di depan Gara.

"Kali ini lepasin gue lun, Lo bisa tanpa gue"

"Gue gak bisa Gar, penyemangat gue cuman Lo, Lo yang tau gue gimana"

"Gak, gue juga pengen bahagia, jangan egois ya" Gara berjalan meninggalkan Luna yang masih menangis berlutut di lantai.

Di balik pintu Gara menuliskan pesan lewat ponsel kepada seseorang lalu meletakkan ponsel miliknya di saku celana. mengintip dari sela pintu tersebut melihat Luna yang masih menangis. Gara tersenyum puas "mampus Lo" ucapnya singkat.

SoloisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang