Blurb:
Juan sangat mencintai istrinya, Airin. Namun, kedatangam Emely sebagai orang yang pernah singgah dihati Juan, membuatnya mulai melenceng jauh.***
Happy Reading!Istriku:
Mas, pulang jam berapa? Aku udah masak banyak, semuanya kesukaan kamu.Dari tempat duduknya, sosok pria dengan setelan jas lengkap dan dasi berwarna abu tua, tampak tersenyum sesaat setelah membaca chat dari sosok wanita yang sangat dicintainya.
Juanda Archeran, biasa dipanggil Juan. Sosok pemimpin perusahaan yang dikenal karena kebijaksanaan dan kebaikan hatinya yang tidak pernah memandang sebelah mata pada orang lain.
Tok... Tok... Tok!
Juan tersentak, ia tersadar dari lamunannya. "Masuk!"
Pintu ruangan terbuka, tampak sosok lelaki yang usianya tak beda jauh dengan Juan.
"Permisi Pak Juan, saya membawa berkas soal brand terbaru kita."
Juan meletakan ponselnya di meja, ia mulai fokus mendengarkan penjelasan pegawai di depannya soal produk keluaran terbaru dari perusahaan mereka.
"Jadi menurut kamu, siapa yang kira-kira cocok dijadikan model untuk produk kita?" tanya Juan, meminta pendapat bawahannya.
"Ada satu model yang sedang naik daun, Pak. Menurut saya jika kita menggunakan jasanya, mungkin bisa membuat produk kita semakin dikenal," ujar Rean setelah berpikir.
Juan mengelus dagunya sambil mengangguk. "Baik, nanti saya pertimbangkan lagi setelah meeting."
Rean mengangguk. "Baik Pak, kalau begitu saya undur diri."
Setelah berpamitan dan mendapat tanda tangan Juan, Rean keluar dari ruangan bernuansa dark milik Juan. Meninggalkan sang empunya yang kini kembali berkutat dengan berkas yang menumpuk di atas meja.
"Sedikit lagi." Juan meregangkan otot tangannya sebelum mulai mengerjakan tugasnya. Ia harus cepat menyelesaikannya, agar bisa cepat pulang dan bertemu sang istri tercinta.
Ah, mengingat sang istri, Juan makin semangat.
****
Sosok wanita dengan daster kebesaran, kini tengah berkutat di dapur. Ia baru selesai memasak untuk sang suami. Dan sekarang tinggal membersihkan alat-alat yang kotor serta mengelap meja.
Airin, panggil saja begitu. Wanita berusia dua puluh empat tahun yang resmi menjadi istri Juanda setahun yang lalu. Sosoknya yang penuh perhatian dan lemah lembut membuat Juan terpikat. Tak peduli dengan latar belakang perempuan itu.
"Beres. Tinggal mandi terus nunggu Mas Juan deh." Airin mengelap keringatnya sambil tersenyum.
Ia meletakan lap yang tersampir di bahunya. Setelahnya, melenggang pergi ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Ia harus menyambut sang suami dengan penampilan layak.
Memikirkan Juan yang lelah bekerja seharian demi mencari nafkah, membuat Airin juga berusaha semaksimal mungkin melayani suaminya, menjadi tempat pulang ternyaman untuk lelaki itu.
Setelah membersihkan diri dan mengganti pakaiannya, Airin tak lupa memaut diri di depan cermin. Memakai beberapa krim wajah dan lipbalm untuk melembabkan bibir.
"Selesai."
Tin! Tin!
Suara klakson mobil yang familier terdengar di telinga Airin. Ia membuka pintu kamarnya, dan bergegas turun untuk menyambut lelaki yang dipastikan itu Juan.