My Possesive Wife

1.9K 102 1
                                    

Blurb:
Mempunyai istri yang terlalu posesif adalah hal yang menyebalkan menurut River. Segala hal yang ia lakukan harus diketahui istrinya. Meski begitu, disaat Rere—sang istri—bersikap tak acuh, justru River yang dibuat kelabakan.

***
Happy Reading!

"Pokoknya kalo udah sampe langsung telfon!"

"Jangan deket-deket sama perempuan. Apalagi kalo perempuannya masih muda dan cantik."

"Jaga mata, jangan jelalatan!"

"Kalo ada perempuan yang deketin, langsung ngejauh! Jangan ditanggepin, awas aja!"

Sosok pria yang berstatus suaminya menghela napas. Mendengar sang istri yang memberikan banyak petuah, membuat kepalanya pening. Padahal ini masih pagi, dan wanita itu sudah mengoceh panjang lebar.

"Mau bawa bekel nggak?" tanya Rere pada River yang kini sudah duduk di kursi meja makan.

"Nggak usah, nanti biar aku makan di kantin aja," jawab River. Rere yang mendengarnya pun berdecak.

"Nggak, nanti kamu malah makan sama perempuan. Biar aku siapin bekel aja." Rere bergegas menuju ke dapur untuk mengambil kotak bekal.

River menggigit bibir bawahnya, menahan kesal. Sejujurnya, ia agak malu menenteng kotak bekal ke kantornya. Ia ini pimpinan perusahaan, dengan membawa kotak bekal berwarna biru muda, sama saja seperti mempermalukan diri.

"Nih, habisin ya." Rere meletakan kotak berwarna biru muda berisi makanan untuk suaminya bawa bekerja.

Mau tak mau, dengan kaku River mengambil kotak itu. Berdehem, dan bangkit dari duduknya.

"Aku berangkat," pamit River. Rere mengantar suaminya sampai ke depan pintu. Mencium punggung tangan suaminya, dibalas kecupan lembut di keningnya.

"Hati-hati, inget pesen aku. Jangan deket-deket sama perempuan!" tekan Rere sambil melotot.

River tersenyum paksa dan mengangguk. Setelahnya, pria itu melenggang memasuki mobilnya, meletakan kotak bekalnya di dashboard.

"Huft...." River menghembuskan napasnya.

Dia lelah menghadapi ke-posesifan sang istri. Wanita itu bahkan seringkali mencurigainya, berpikir yang tidak-tidak, terlalu mengekang, dan---

Ting!

Rere:
Sudah sampai mana?

Menghubunginya tanpa tau waktu, padahal belum sampai setengah jam ia berangkat. River tak membalas, ia hanya melirik ponselnya sekilas dan kembali fokus ke jalanan.

Wanita yang ia nikahi tiga tahun lalu setelah berpacaran dari jaman putih abu-abu. Ia begitu mencintai wanita itu, walaupun rasanya pernikahan mereka belum lengkap karena belum ada buah hati.

Namun dua tahun terakhir ini, Rere berubah menjadi wanita posesif yang mengatur segala keperluannya. Bahkan jadwalnya bertemu siapa saja, dan tidak boleh bertemu siapa saja. Dan hal itu, sedikit menjengkelkan bagi River.

Di rumah, Rere mondar-mandir dengan raut cemas. Berkali-kali matanya menatap ponsel, menunggu sang suami membalas pesannya.

"Ck, kenapa nggak dibales-bales sih?" gerutu Rere. Jarinya mengetuk meja gelisah.

Pikiran Rere sudah kemana-mana hanya karena pesannya tak dibalas. Apakah suaminya sengaja tak membalas karena sedang bersama perempuan lain? Atau karena merasa terganggu? Atau jangan-jangan----

Ting!

Suamiku:
Ini baru sampai kantor

Rere tersenyum lega, ia membalas secepat kilat, tak ingin suaminya menunggu seperti dirinya. Padahal mungkin di seberang sana, River tak benar-benar menunggu balasannya.

Short StoryTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang