Siang ini, suasana masih seperti biasanya. Banyak mahasiswa berlalu-lalang. Udara yang sejuk dan kicauan burung di taman semakin menambah kenyamanan untuk seorang mahasiswi yang tengah menikmati siang harinya dengan sepotong sandwich ditangannya. Mahasiswi itu, memiliki banyak sekali penggemar di kampusnya. Di karenakan penampilannya yang culun, jauh dari kata modis selayaknya teman-teman kampusnya. Hem kotak-kotak, celana jeans dan tak lupa kaca mata yang selalu melekat pada dirinya, style sehari-hari yang tak terlupakan.
Budak kampus, adalah panggilan yang cukup untuk menggambarkan mahasiswi tersebut. Mahasiswi itu, bernama Alberto Diego. Gadis berusia 18 tahun, yang berada di semester akhir. Alberto memang cukup pandai di antara teman sebayanya, ia mendapatkan beasiswa penuh di Qwerty, kampus ternama di Manhattan. Selain itu ia juga mengikuti akselerasi semasa ia SD, SMP, dan SMA.
Alberto tidak pernah memiliki teman dalam hidupnya. Entah karena ia menutup dirinya untuk orang lain, atau karena ia terlalu malu untuk memulai pembicaraan, atau bisa juga karena memang tidak ada yang berani mendekat padanya. Dalam peraturan kampus tak tertulis, tertegaskan bahwa siapa saja yang berteman dengan Alberto pasti akan ikut dalam sangkar budak kampus bersamanya. Tidak sedikit yang mencoba-coba untuk melanggar peraturan tersebut dan hasilnya, tidak sedikit pula dari mereka yang keluar dari kampus karena merasa tidak kuat dengan perilaku pembully kampus.
Setiap hari Alberto selalu bertugas menyelesaikan semua tugas milik Emelia, kakak tingkatnya yang sangat betah menetap di Qwerty. Emelia Bramantya, adalah anak pemilik perusahan ternama di Amerika Serikat. Ayah Emeli yang bernama David Bramantyo merupakan salah satu donatur kampus yang paling berpengaruh di Qwerty. Emeli memiliki paras yang cantik, tubuh menarik selayaknya gitar spanyol. Well, bisa dikatakan Emeli memiliki bentuk tubuh yang diidamkan oleh semua wanita dimanapun. Sayangnya Emeli tak memiliki hati yang seindah wajahnya. Wajah malaikat berhati Iblis. Perumpamaan itulah yang pantas di sandingkan untuk Emeli.
Selain mengerjakan tugas milik Emeli, Alberto juga di tugaskan untuk menjadi pembawa dan pengantar makanan milik mahasiswa maupun mahasiswi kelas yang akan ia ikuti. Ya, walaupun ia akan mendapatkan imbalan ketika membelikan dan mengantarkan makanan tersebut, namun tetap saja hal itu sangat mengganggu sistem kelas yang akan ia ikuti. Tak jarang ia terlambat mengikuti kelas, dan tak jarang pula ia terkena amukan dan makian temannya apabila makanan atau minuman yang ia bawa sudah tidak panas atau dingin lagi.
Sungguh cerita yang miris untuk anak berumur 18 tahun yang akan menyelesaikan study akhirnya.***
Pukul 2 siang Alberto memasuki kelas psikologi kesehatan, yang merupakan syarat penyelesaian skripsinya. Kelas yang awalnya terlihat sepi tiba-tiba menjadi begitu ramai dan ricuh ketika Alberto masuk, tak sedikit yang menyoraki Alberto dan tak sedikit pula yang sibuk dengan gadget maupun temannya masing-masing. Keadaan yang seperti ini memang bukanlah hal pertama bagi Alberto, sehingga ia mengacuhkan semua sorakan teman-temannya. Alberto lebih memilih mencari tempat duduk yang menguntungkan untuknya, karena ini kelas yang terbilang penting baginya.
Dari arah pintu masuklah Davian, teman Alberto yang entah sampai kapan akan terus mengikuti Alberto kemana pun ia pergi, menjadi supporter pertama Alberto. Ya, walaupun ia juga sering terkena imbas bully akibat berdekatan dengan Alberto.
Davian berumur 22 tahun. Memiliki perbedaan umur 4 tahun lebih tua dari Alberto, menjadikan mereka selayaknya saudara yang tak terpisahkan, atau lebih tepatnya Davian yang selalu menempel dan tidak mau lepas dari Alberto. Davian memiliki penampilan tak kalah culunnya dari Alberto. Ia berkaca mata bulat dengan memakai hem kotak-kotak yang sedikit kebesaran di badannya. Rambutnya yang klimis semakin menambah kesan culun pada dirinya, dan jangan lupakan pada tas ransel besar yang selalu menemaninya setiap hari.
"Haaa...iii All...ber..to.. " Sapa Davian.
Davian memang sedikit gagap jika berbicara, terutama ketika ia sedang gugup dan berada di dekat orang yang ia suka maka tingkat gagapnya akan naik satu oktaf. Sifat pemalu itulah, yang membuatnya menjadi gagap seperti itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Part of War & Love : Choice
ChickLitAlberto Diego, atau yang kerap disapa Al, merupakan mahasiswa culun Universitas Qwerty. Di balik keculunan Alberto, dirinya menyimpan begitu banyak rasa sakit akibat ulah orang-orang di sekitarnya. Alberto berpikir, mungkin suatu saat nanti ia akan...