Zeya jecilya merupakan seorang pelajar asal SMA PERTIWI BANGSA dari kota Bogor. Ia kerap dipanggil Zeya suatu hari ketika ia ingin menghampiri temannya yang berada di sebrang jalan ia tertabrak truk yang melintas di tengahnya dengan kecepatan sedang yang mengakibatkan darah bercucuran di jalanan.
"Zey-Zeyaa" ucap temannya bernama Sena yang panik akibat banyak nya darah bercucuran, ia langsung menelepon mobil ambulans dan orang tua Zeya.
Selang beberapa menit orang tua Zeya dan mobil ambulans datang Zeya langsung di bawa ke Rumah Sakit Ajisaka. Zeya ditempatkan di ruang IGD.
Di depan ruangan terdapat sepasang lelaki dengan wanita paruh baya dan Sena yang sedang duduk.
Mereka menampakkan raut wajah penuh kekhawatiran kepada seseorang yang tak lain bukan ialah Zeya yang sedang berada dalam ruangan yang terpampang jelas di atasnya terdapat papan nama diatas yang bertuliskan ruang IGD.
Beberapa menit pun berlalu akhirnya sang dokter keluar dari ruangan tersebut, ia berucap kepada mereka bertiga bahwa Zeya mengalami koma dengan jangkauan perkiraan dari dokter yaitu seminggu atau tujuh hari tetapi itu tidak pasti karena luka pada bagian daerah kepala cukup besar memungkinkan mengalami koma lebih dari seminggu.
Mereka bertiga membeku beberapa detik, karena tak dapat membayangkan anak dan temannya mengalami koma.
Dibawah alam sadarnya Zeya terbangun dan ia di perlihatkan dengan sebuah ruangan berwarna putih bersinar. Di ujung ruangan memperlihatkan seorang perempuan. "sepertinya dia sedang menunggu kedatangan seseorang." Gumam Zeya.
Dan ya seseorang itu adalah Zeya. Perempuan tersebut berbicara kepada Zeya kalau ia ingin membuat anaknya memaafkan kesalahannya dengan cara Zeya dan perempuan tersebut bertukar jiwa.
Zeya tidak tahu apa yang dimaksud dari perempuan tersebut. Perbincangan yang singkat dan jelas tetapi membuatnya kebingungan.Zeya tersadar bahwa dia tidak melihat perempuan itu, seakan-akan ada angin yang membawanya pergi secepat kilat. Ia berjalan mencari pintu keluar, detik ke detik, menit ke menit tetapi dia tetap tidak menemukan pintu keluarnya. Ia merasakan bahwa tak ada pintu keluarnya tetiba saja ia merasakan bahwa dirinya mengantuk, matanya sayup seakan-akan menyuruhnya untuk segera tidur.
Mencoba menepuk-nepuk pipinya sendiri agar tidak tertidur tetapi nyatanya dia tetap tak bisa menahannya dan dia pun akhirnya mencari tempat untuk tidur sebentar.
"Kenapa sih, ada acara ngantuk-ngantukan, gue mau keluar dari sini tapi malah ngantuk" ucapnya dengan kesal dan ia menguap.
"Hadeuhhh, yodah lah gada tempat juga selain di lantai ini, tidur dulu bentar deh, 5 menit aja, udah pada pegel juga ni badan lari-lari cari pintu keluar tetep gada, sial bet dah gue, gimana nasib gue pas ketabrak ya?, dahlah ngapain di pikirin bikin ribet aja, tidur ajalah" Zeya pun berbaring di lantai dan mencoba menutup matanya perlahan-lahan.
Zeya Jecilya yang terbangun dari tidurnya merasa badannya tidak merasakan sakit sama sekali mencoba membuka matanya secara perlahan.
Ia terkejut karena yang dilihatnya adalah sebuah kamar yang terbilang cukup luas dengan dinding berwarna putih bernuansakan lampu yang mengkilap keemasan yang membuat kamar tersebut memiliki kesan simpel tetapi mewah.
Zeya mencoba berdiri dan berjalan menuju ke arah cermin yang terdapat di dekat sofa, sontak ia terkejut karena yang dilihatnya adalah seorang perempuan yang tidak dikenalnya dengan baju tidur berwarna hitam pekat yang melekat di badannya.
Perempuan tersebut memiliki wajah cantik dengan bulu mata lentik, rambut bergelombangnya yang terurai berwarna hitam pekat dengan bibir yang tebal membuatnya terpesona dengan kecantikan dari perempuan tersebut.
"AAAA siapa ini!" ucap zeya dengan keras karena ia terkejut dengan tubuh dan wajahnya yang berbeda.
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertukarnya Jiwa [END]
Short StoryZeya bertukar jiwa ke seorang perempuan yang mempunyai tiga anak. Apa yang akan Zeya lakukan ketika berpindah jiwa? bagaimana perasaan orang tua dan temannya jika tau ia bertukar jiwa dan menjadi orang lain? dan apakah Zeya bisa kembali ke tubuh asl...