2. Berubah?

105 20 1
                                    

Setelah mengobati luka Rio, Zeya melihat jam untuk memastikan jam berapa ini.
"oh jam 15:00, berarti harusnya Fara sama Kak Desta udah pulang, mungkin mas Saka udah jemput" batin Zeya, Saka adalah suami dari Tania.

"udah selesai, jangan pakai baju dulu tunggu kering bentar salepnya baru di pakai lagi baju nya" berbicara sambil berjalan mengembalikan kotak P3K ke tempat semula.

Ucapan Zeya di angguki oleh Rio, selang beberapa menit Rio memakai bajunya kembali.

"nak, kak Fara sama kak Desta kapan pulangnya, kamu laper ga? mau makan apa?"

"ini bener mama ga si berubah banget, tapi gapapa lah baru kali ini mama perhatian" batin rio.

Zeya yang melihat Rio melamun menepuk pundaknya "hei, kok melamun?"

"oh maaf ma, bentar lagi kak Fara sama kak Desta pulang kok ma, aku laper mau makan ayam krispi aja" ucapnya sambil melontarkan senyuman yang manis.

"Oalah okey kalau mau ayam krispi, mau bantuin mama masak ga?"

"mauuu, mauu banget ma" ucapnya dengan senang sambil tersenyum lebar.

"Okey ayoo ke dapur, nanti desert nya pancake, enak ga si kalau habis makan asin terus manis"

"Iyaaa maa enak pasti"

...

Setelah mereka berbincang-bincang, mereka pun keluar untuk memasak.
Tidak menghabiskan waktu yang lama akhirnya masakan mereka telah jadi di meja makan. Terdapat ayam krispi dengan desert pancake.

Mendengar pintu yang di ketuk Zeya segera membuka pintu dengan celemek yang masih melekat di tubuhnya dan diikuti oleh Rio dari belakang.

"eh anak mama udah pulang, ayo masuk makan dulu baru mandi" ucap Zeya dengan senyum lebar berharap mas Saka membalas senyumannya tetapi kebalikan nya ternyata ia menunjukkan ekspresi datar dengan menggandeng tangan kedua anaknya.

"jangan pukul anak-anak" ucap saka yang berada dibelakang Desta dan Fara. Saka  menampakkan wajah datar tetapi di hatinya ia takut jika anaknya di pukul lagi.

"iya, aku ga mukul kok mas, ayo mas kak Fara, kak Desta masuk" ucap Zeya

"kamu kok berubah tan?" ucap Saka

"mama kok berubah?" ucap Fara dan Desta sedikit terkejut dan mereka bertatap-tatapan satu sama lain.

"loh mama ga boleh berubah ya?, maafin mama kalau sering pukul kak Fara, kak Desta sama Rio ya, mama ga akan pukul kalian lagi okey?" ucap Zeya dengan tatapan penuh harapan.

"Beneran ga kamu ulangi lagi?, jangan pura-pura lho Tan, kalau kali ini kamu nyakiti lagi, aku ga akan segan-segan buat surat perceraian" ucapannya dengan tegas karena ia sudah muak dengan kelakuan Tania.

"Benaran ya ma ga ulangin lagi, janji?" ucap mereka bertiga.

"Iya mama janji sayang"

Mereka pun berjalan menuju ruang makan dan duduk sembari melihat masakan yang lezat berada di depan mata mereka.

"ini bener kamu yang masak, ga
kamu kasih racun atau apapun kan?" ucap saka dengan penuh kecurigaan.

"ga aku kasi apapun kok mas, tenang aja, ayo makan" ucap zeya dengan menyiapkan mereka nasi.

"yeyy, ayam krispii" ucap Fara dan Desta.

...

Setelah mereka makan, mereka masuk ke kamar masing-masing dan Zeya menyuruh anak-anak mandi agar tidak bau keringat.
"Udah pada kenyang kann?, habis ini mandi ya, tadi Rio udah mandi tinggal kalian berdua yang belum mandi, masih bau matahari"

"Iya ma, iyaaa kami mandi kok tenang aja, biar wangii"

"Yaudah gih, sana kalian bertiga masuk kamar, mandi terus nyiapin buku buat besok, baju kalian udah mama setrika, udah mama taruh juga di meja satu-satu jadi mudah ambilnya"

"Okey ma, makasih mama"

"Iya sayang" ucap Zeya dengan senyuman manisnya menampakkan lesung pipinya.

Mereka bertiga pergi ke kamar dan meninggalkan dua orang yang sedang bertatapan satu sama lain.

Disatu sisi, Saka tak membayangkan bahwa Tania berubah dalam sekejap mata, dia tidak percaya bahwa yang dilihatnya baru saja adalah Tania.

Zeya yang melihat Sama melamun hanya menatapnya sekilas, ia kemudian berjalan untuk membersihkan meja makannya, dan mencuci piring.

...

20 menit berlalu, akhirnya Zeya sudah selesai mencuci piring. Zeya kembali lagi melihat Saka yang masih melamun, dia berinisiatif untuk menyadarkannya.
"Hei, kenapa melamun mas?" Ucapnya dengan tangannya melambai kearah wajahnya.

"Ehh, ga kenapa-kenapa kok Tan"

"Beneran mas?"

"Bener kok" ucapnya dengan nada datar.

"Yaudah kalau gitu, aku ke kamar dulu ya"

Tanpa mendengar jawaban dari Saka, Zeya segera berjalan menuju kamar diikuti dengan Saka yang berjalan di belakangnya.
Di dalam sebuah kamar terdapat pria dan wanita mereka adalah tania dan Saka.

Saka duduk terlebih dahulu di tepi ranjang, Saka menyuruh Zeya untuk duduk disebelahnya dan Zeya segera duduk disebelah Saka.

"hei kamu beneran berubah?"

"maafin tania mas, Tania ga akan ulangin mukul anak-anak lagi"

"jadi kamu udah nerima anak kita?"

Bertukarnya Jiwa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang