4. Berkunjung

73 16 1
                                    

"ternyata dijodohin gue pernah dengar gosip dari sekolah kalau kehidupan mereka mesra sih, tapi buset di depan mesra di belakang mama nya mukul anak sendiri gue penasaran sifat orang tuanya tania gimana ya"

-----------------------------------------------------------------

Di suatu ruangan yang cukup luas dan dinding yang berwarna putih terdapat beberapa orang yang sedang duduk di sofa sembari menunggu seseorang.

Mereka yang duduk tak lain bukan ialah Saka, Fara, Desta, dan Rio.
Menunggu Zeya yang sedang berada di dapur untuk membuatkan mereka minuman, Saka menyuruh Desta untuk mengambil remot televisi yang berada diatas meja tepat disamping sofa yang Desta duduki.

"Desta, tolong ambilin papa remot disebelah kamu itu" sambil menunjuk jarinya ke arah remot.

Tanpa manjawab sepatah katapun, Desta langsung mengambil remot yang ada diatas kemudian ia berjalan untuk memberikan remot.

"ini pa" ucap Desta menyodorkan tangan sambil memegang remot tersebut.

"makasi desta" ucapnya sambil tersenyum kepadanya.

Saka menekan tombol berwarna merah yang terdapat diatas dengan banyaknya tombol tersebut.
Televisi yang sebelumnya layarnya menampakkan warna hitam kini menampilkan tayangan-tayangan yang beranekaragam.

Zeya yang telah selesai membuatkan mereka minuman, kemudian ia berjalan dengan membawa nampan yang ia pegang di kedua tangannya untuk menuju ruang  keluarga.

"minuman datang~" ucapnya
Tepat di tengah meja, Zeya menaruh minuman tersebut. Terdapat tiga gelas susu coklat, segelas susu putih full cream dan secangkir kopi hitam yang sudah diberi gula.

Zeya pun duduk berada di sebelah Desta sambil melihat tayangan di televisi. Di sela-sela mereka menonton, Saka berbicara kepada mereka.

"Tania.." ucapnya sambil melihat ke arah Tania atau Zeya.

"gimana mas?" ucapnya bingung karena ia sedang menikmati tontonan tersebut.

"besok kan libur, gimana kalau ajakin anak-anak ke rumah mama papa" Mama papa yang dimaksud ialah kedua orang tua dari Tania.

"aku ngikut aja mas" ucapnya sambil memperhatikan tayangan televisi.

"kalau anak-anak gimana?, mau ke rumah nenek sama kakek ga?"

"boleh-boleh, gapapaa, pa kan kami bertiga baru sekali dulu ke rumah nenek kakek, itupun cuman jenguk nenek sakit aja" ucap Desta, ia ingat betul bahwa dulu mereka bertiga pertama kali berkunjung ke rumah nenek kakek Tania waktu neneknya sakit.

"yaudah besok ya kita ke rumah nenek kakek, sekarang ayo tidur udah jam sembilan ini" ucapnya melihat jam dinding.

"okey, kami ke kamar, selamat malam mama papa, semoga nyenyak tidurnya mimpi indah yaa" ucap mereka bertiga kompak.

"iyaa, kalian juga selamat malam anak-anak mama yang cantik dan ganteng, semoga tidur kalian bertiga nyenyak dan mimpi indah" ucap Zeya tersenyum manis sambil membereskan gelas-gelas mereka.

                            ...................

Pagi hari pun tiba, mereka berlima menjalankan tugasnya masing-masing dan tepat pukul 09:00 mereka pun masuk ke dalam mobil yang berwarna hitam pekat itu.

Membutuhkan waktu yang cukup lama, mereka pun akhirnya sampai di kediaman orang tua Tania.

Zeya dan Saka sebelumnya tidak bilang kepada mereka berdua bahwa keluarga Saka akan berkunjung ke rumahnya.

  Di depan gerbang yang tak ada pengawas, Saka memarkirkan mobilnya di depan gerbang.
Saka dan keluarganya mencoba masuk untuk memencet bel.

Di sebuah ruangan terdapat dua orang laki-laki dan perempuan yang sedang duduk.

Sang perempuan yang tak lain bukan ialah mama Tania yaitu nyonya Dinda Geondina yang sedang menonton televisi dan papa Tania yaitu Dio Geondina sedang menikmati secangkir kopi sambil membaca koran.

Mendengar suara bel dari luar, mama Tania pun berjalan menuju pintu utama untuk melihat siapa yang datang di rumahnya pagi hari.

Sesampainya di depan pintu mama Tania membukakan pintu, dan ia tampak senang karena datangnya putrinya  dengan suami beserta ketiga anak mereka.

"ehh Tania, kapan dateng nak, ayo masuk dulu"

"aduhh, ada cucu-cucu nenek, ayo masuk masuk"

Mama Tania menyambut penuh dengan kesenangan akan putrinya yang sudah lama tidak pulang, karena rumahnya yang cukup jauh.

"eh iya ma, hehehe, baru aja dateng kok ma" ucapnya dengan melontarkan senyum tipisnya.

"sini duduk dulu"  menyuruh mereka berlima untuk duduk disamping papa Tania.

Papa Tania yang melihat kedatangan mereka berlima pun langung, menaruh koran yang ia baca.

"gimana kabar kalian?" ucap papa Tania

"baik pa, papa sama mama gimana kabarnya?" ucap Zeya

"baik juga" ucap papa Tania

"kalian mau minum apa?" ucap mama Tania yang duduk di sebelah papa Tania.

"seadanya aja ma, ga usah repot-repot" ucap Zeya.

"bibi, tolong buatin anak-anak minuman" ucap  mama Tania yang berteriak dari ruang tamu

"baik nyonya" 

                                 ........

"Fara, Rio, Desta mau lihat foto kecil mama ga?" ucap mama Tania yang ingin sekali memperlihatkan foto masa kecil Tania.

"boleh boleh nek, kita kepo mama dulu waktu muda gimana" ucap Fara yang sangat ingin melihat foto mamanya.

"bentar nenek ambilin dulu di lemari" mama Tania berjalan menuju lemari kayu yang berada di sebelah televisi.

Mencoba membuka secara perlahan, memperlihatkan seorang bayi perempuan yang manis dan lucu. "ini mama kalian dulu waktu masi bayi, masi lima hari ini" ucap mama Tania sambil menunjuk gambar bayi yang sedang tiduran dengan baju berwarna merah dan putih melekat di badan bayi tersebut.

"eh eh, ini siapa nek?" ucap Rio yang menunjuk seorang lelaki kecil manis dengan topi jerami di kepalanya.

"oh ini dulu mama kalian juga waktu umur enam tahun, nenek dulu maunya anak laki-laki tapi dikasinya perempuan jadi nenek dandanin jadi laki-laki"
ucap mama Tania sambil tertawa kecil.

"mama kenapa sih, ga usah di liatin sama anak-anak juga, kan Tania udah bilang jangan ditunjukin sama siapa-siapa"  ucap Zeya yang menampilkan wajah cemberutnya.

"hahaha, gapapa sayang, itu lucu tau" ucap Saka yang tertawa kecil melihat foto Tania ketika memakai baju laki-laki.

Percakapan mereka berlangsung samapi tak terasa menunjukkan pukul setengah lima. Mereka berlima pun berpamitan untuk pulang ke rumah. "kami pulang dulu ya ma, kapan-kapan mampir lagi" ucap mereka berlima dari dalam mobil.

"iya hati-hati di jalan ya" ucap mama papa Tania sambil melambaikan tangan mereka.

 
Sesampainya di rumah mereka langsung pergi mandi dan langsung tidur. Tak lupa untuk melaksanakan ibadah terlebih dahulu.

Bertukarnya Jiwa [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang