Mereka berdua mampir terlebih dahulu ke rumah mama papa Tania untuk menjemput anak-anak. Sesampainya di rumah mereka bergegas untuk mandi dan makan, setelahnya mereka tidur untuk memulai hari esok.
-----------------------------------------------------------------Malam hari sebelum Zeya tidur, ia berpikir untuk menceritakan semua yang ia alami.
Dari siapa dia sebenarnya, tempat tinggalnya, dan bagaimana dia bisa berada di tubuh Tania.Pagi yang cerah menyinari hari-hari mereka.
Hari demi hari Zeya lalui, di pagi hari ini ia berniat untuk menceritakan semuanya kepada keluarganya. Termasuk mama papa Tania, mama ayah Saka, dan mama papa Zeya."mas hari ini kamu pulang jam berapa?" ycap Zeya sembari memakaikan Saka dasi.
"nanti mas pulang jam tiga sore, emang kenapa" ucapnya
"ouhh sore toh, gimana nanti kalau kita makan malamnya di luar? mama papa mas, aku, sama aku mau ngundang mama papa Zeya, boleh ga?" ucap Zeya yang sudah selesai memasangkan dasi Saka.
"boleh boleh aja, tapi kenapa harus om tante ikut juga?" ucapnya.
"aku mau bilang sesuatu, ini ada sangkut-pautnya sama om tante tapi nanti waktu malem, mas bisa kan?" ucap Zeya.
"bisaa"
"okeyyy, makasi mas"
"yaudah sana berangkat gih"
"iyaa mama"
Desta, Fara, dan Rio salim dengan mamanya, Zeya tak lupa untuk mengecup kening anaknya. Saka yang melihat pun, hanya menampilkan wajah kesalnya.
Mereka berempat pun langsung pergi meninggalkan rumah.
......
Malam hari tiba, di siang hari Zeya sudah berkunjung ke rumah sakit untuk mengajak orang tua Zeya makan malam di restoran."udah pada siap kan? kalau udah siap ayo ke restoran" ucap Zeya dengan ekspresi semangatnya.
"iya udah siap, ayo" ucap Saka
Mereka berlima pun langsung meninggalkan rumah dan menuju ke restoran.
Mereka berlima sampai terlebih dahulu dan memesan beberapa menu untuk dimakan nanti. Beberapa menit mereka menunggu, akhirnya om tante, mama papa Tania, dan mama papa Saka.
"ada apa nak Zeya bawa kami kesini dan mereka berdua siapa? kok mama belum pernah liat mereka" ucap mama Saka yang bingung melihat lelaki dan wanita paruh baya yang tidak dikenalnya.
"ini mama sama papa Zeya ma" ucap Tania
"siapa Zeya? mama ga kenal" ucap mama Tania kebingungan.
"eum, jadi aku sebenarnya bukan asli Tania, aku aslinya Zeya anak dari om Sito sama Tante Sera" ucapnya sambil tersenyum gugup
"gimana gimana? yang bener aja kamu, ga mungkin kamu jiwanya pindah ke orang lain, kamu pasti bohong kan Tan" ucap Saka yang tidak mengerti maksud dari ucapan Zeya.
"aku ceritain ya, jadi waktu itu tahun 2020 aku sempet kecelakaan di depan sekolah. Aku sebenarnya masih SMA, aku habis kecelakaan langsung ada di tempat yang aku sendiri ga tau itu dimana tapi pastinya aku ngelihat kak Tania yang ada di depan kalian ini dia bilang gini "Zeya aku boleh minta tolong buat anak-anak aku maafin semua perbuatan ku ga?" itu aja yang kak Tania bilang, aku ga tau kenapa dia bisa tau namaku padahal aku ga pernah liat mukanya, tapi habis dia bilang itu jiwaku langsung berpindah ke sini, intinya yang kalian lihat di depan mata kepala kalian itu bukan Tania tapi Zeya anak Papa Sito dan Mama Sera" ucap ku panjang lebar.
Mereka semua yang mendengar itu pun hanya bisa berdiam tanpa mengucapkan sepatah katapun. Tapi beberapa menit kemudian Saka memulai pembicaraan.
"kenapa ga bilang dari dulu?" ucap Saka dengan tatapan tajamnya melihat ke arah Zeya.
Zeya yang melihatnya pun merasa bulu kuduknya merinding seperti terdapat hembusan angin dingin yang melewati tubuhnya secepat kilat.
"aku mau bilang dari awal, tapi kalau aku bilang dari awal nanti anak-anak gimana kalau jiwa Tania udah balik kesini, nanti malah anak-anak disakitin" ucap Zeya.
"anak-anak disakitin? maksud kamu?" ucap mama Tania dengan ekspresi bingungnya, ia tak menyangka Tania bisa melakukan hal sekeji itu terhadap anak kandungnya.
"Tania sering nyakiti anak-anak ma, sering mukul juga, mungkin mama sadar waktu kami berempat jenguk mama sakit waktu itu" ucap Saka menyela pembicaraan mereka berdua.
"jadi Tania sering nyakitin? kurang ajar sama anak sendiri bisa-bisanya dia pukul anaknya" ucap mama Tania dengan ekspresi marahnya.
"jadi waktu kamu ke rumah sakit itu kamu mau lihat keadaan mu" ucap Papa Zeya.
"iya, waktu itu aku ke rumah sakit mau lihat keadaan ku, aku kira udah sadar ternyata malah sebaliknya, aku koma di rumah sakit udah 3 bulan.." ucap Zeya merenung.
"jadi gimana cara buat jiwa kamu bertukar kembali dengan Tania? mama sudah rindu dengan pelukan mu, pantas waktu kita berpelukan di rumah sakit terasa hangat dan terasa nyaman, mama mau kita kembali seperti dulu"
"aku juga ga tau caranya ma, aku mau kembali ke tubuh aku tapi gimana caranya?, dan kalaupun itu kembali bagaimana keadaan mereka bertiga jika dirawat oleh Tania ma, mereka sudah menderita sedari kecil, apa mama tega mereka tambah menderita?" ucap Zeya tak sadar meneteskan air matanya.
"Mama ga tega anak sekecil itu disakiti ibunya, tapi mama lebih ga tega kalau kamu ga kembali ke tubuh aslimu, bagaimana caranya kembali nak, mama kangen sama kamu, mama kangen sama semua hal yang kamu lakuin" ucap mama Zeya yang menangis, melihat mamanya menangis Zeya menghampiri dan memeluknya dari belakang..
"coba nanti aku cari cara ya ma, biar bisa kembali, kayanya aku punya temen yang ahli dalam hal kayak gini" ucapnya yang masih memeluk mamanya.
"iya nak"
KAMU SEDANG MEMBACA
Bertukarnya Jiwa [END]
Short StoryZeya bertukar jiwa ke seorang perempuan yang mempunyai tiga anak. Apa yang akan Zeya lakukan ketika berpindah jiwa? bagaimana perasaan orang tua dan temannya jika tau ia bertukar jiwa dan menjadi orang lain? dan apakah Zeya bisa kembali ke tubuh asl...