Vote nya kak!
~~~~~~
"Anjay, gw cakep bener" Pede Rheo ketika melihat penampilan nya menggunakan setelan jas kantor.
Ia menatap lamat cermin yang menayangkan pantulan diri nya dengan penuh senyuman.
Setelah dirasa puas, ia pun berjalan menuju lantai bawah dengan tangga.
"Sejak kapan kau menggunakan tangga?"
Rheo yang baru saja menampakkan kaki nya di lantai bawah pun hanya menatap malas sang adik.
'Sangat tidak sopan' ujar nya dalam hati.
"Sejak kapan kau menggunakan tangga?" Tanya ulang Gheo dengan datar.
Rheo hanya menatap malas Gheo yang sedang menatap nya tajam.
"Cih, kau kira aku takut? Tatapan mu itu tidak ada apa apa nya dengan adik ku dulu," Ungkap nya pelan.
Ucapan nya itu memang benar, Theo dulu nya adalah kakak yang miliki adik yang sangat posesif.
Bahkan ia heran kenapa adik nya berbuat seperti itu. Di masa lalu dia lah yang dijaga keluarga nya padahal tubuh dia juga tidak terlalu kecil maupun besar justru tinggi nya hampir sama dengan tinggi sang adik.
Maka dari itu ketika ia masuk ke tubuh Rheo ia ingin menjadi kakak yang posessif ke adik nya.
Tapi, pertanyaan nya apa bisa?
Jika dipikir-pikir tubuh Rheo lebih kecil dari tubuh nya sendiri, apalagi para adik nya sebelas duabelas dengan adik nya dulu.
Ugh, sial.
Apa susah nya sih dia memiliki adik yang kiyowo dan imut?
Kenapa dia selalu tidak beruntung??
Hah, sudahlah, Rheo hanya bisa pasrah dengan keadaan nya saat ini.
Toh, jika dia mengeluh saja tidak akan terjadi apa apa bukan?Rheo hanya menghela nafas lalu duduk di sebelah Gheo.
"Jangan banyak omong," sahut nya tegas ketika melihat Gheo akan berbicara.
Keadaan ruang makan pun hening karena saat ini di ruang makan hanya ada Rheo dan kembaran nya Gheo.
Yang lain sudah pada berangkat menuju urusan nya masing- masing.
Beberapa menit pun berlalu dan kini Rheo akan beranjak dari meja makan.
"Tunggu dulu."
Gheo menarik ujung jas Rheo dengan pelan.
Rheo hanya melirik sekilas Gheo lalu menatap ke arah jam mewah yang berada di pergelangan tangan nya.
"Kenapa?"
"Kenapa kau berubah?"
"Maksut mu?"
"Bukankah sedari dulu kau bersikap dingin kepada kami? Ku pikir kau membenci kami."
Rheo mendengarkan ucapan Gheo dengan seksama. Menurut nya Gheo saat ini sangat lucu.
Tanpa Rheo sadari tangan nya mengelus rambut Gheo dengan lembut.
"Memang nya ada kakak yang membenci adik nya sendiri? Terlebih lagi kau adalah kembaran ku," Ujar nya dengan terkekeh geli.
Gheo yang mendapatkan elusan di rambut nya pun tersentak, namun tak ayal bibir nya tersenyum senang tak kala mendengar ucapan Abang kembar nya.
Sungguh rasa nya Gheo ingin terbang ke langit saat ini melihat kembaran fraternal nya tersenyum lembut ke arah nya.
Ia pikir sampai kapan pun Rheo akan terus bersikap dingin pada nya hingga akhir hayat nya nanti.
Gheo memalingkan kepala nya ke samping ketika melihat Rheo akan memfoto diri nya yang sedang malu.
Tawa Rheo semakin menggelegar melihat reaksi Gheo yang diluar fikiran nya.
Ia kira Gheo tidak akan mempunyai sifat seperti ini ketika melihat wajah datar nya kemarin.
Ouh~ seperti nya mulai sekarang Rheo akan memanjakan para adik kiyowo nya ini.
"Jangan.."
"Hm?"
"Jangan berubah lagi kak, tetap seperti ini." Lirih Gheo dengan pelan.
Walau suara Gheo pelan tapi Rheo tetap mendengar nya.
Rheo hanya tersenyum lalu mengelus rambut Gheo sebentar sebelum melihat handphone yang menyala.
"Astaga, aku terlambat." Rheo pun segera berlari menuju luar kediaman de Bleir dengan tergesa-gesa.
Gheo yang melihat Rheo sudah keluar pun segera memasang wajah dingin nya.
"Kak, ku harap kakak hanya melakukan itu dengan ku, jika aku melihat kamu melakukan nya dengan yang lain akan ku bunuh orang itu." Ujar Gheo dengan dingin ketika membayangkan Rheo akan memperlakukan orang lain dengan lembut.
Tidak boleh.. hanya Gheo lah yang pantas mendapatkan perlakuan itu dari Rheo! Dia kan kembaran nya bukan? Bahkan jika itu para adik nya, Gheo akan tetap marah nanti.
~~~~~~~'
Saat ini Rheo sedang duduk di kursi kebanggaan nya dengan malas.
Ia menatap jendela dengan sendu.
"Aku merindukan mu, Kevin."
Mata biru Rheo menjadi berembun ketika mengingat kenangan manis nya dulu.
Tangan nya mengacak-acak rambut ungu nya yang indah. "Kevin, bagaimana keadaan mu sekarang?"
Kevin Aprilio nama nya, seorang pemuda tinggi yang menemukan Theo di bawah jembatan dulu.
Ia memang menyukai sifat Theo yang penyayang dan pernah menawarkan Theo supaya menjadi keluarga nya.
Namun, Theo menolak nya.
Ia tidak ingin merepotkan keluarga Kevin dengan kehadiran diri nya.
Karena itu sampai Theo saat ini Kevin tetap mengganggap Theo adalah saudara nya dan terus mengunjungi setiap saat.
Theo merahasiakan tentang Kevin dari siapa pun bahkan Haikal, yang merupakan teman dekat nya saja tidak tau.
"Ouh iya, tubuh gw sekarang gimana kabar nya ya? Apa udah mati? Tapi masa mati cuman gara gara kepleset sih?" Tanya kesal.
Mata Rheo pun mulai sendu ketika melihat pemandangan dibawah.
Seorang pemuda yang menangis sambil memeluk foto seseorang.
"Kasihan sekali dia."
"Kira-kira jika aku memang sudah mati, gimana reaksi mereka ya?" Tanya nya pada diri sendiri.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
change the future.
Teen Fiction[Transmigrasi Boy] Theo kira setelah ia mati maka ia akan tenang di surga, Tapi nyata nya ia malah memasuki novel dan menjadi Figuran yang akan mati di bunuh adik nya sendiri. "Gak papa lah ya~ yang penting ni orang kaya raya dah, gak papa sumpah...