bab 2

1 1 1
                                    

2. Awal Mula Ketakutan

Satu tahun lalu

"Dari mana saja, mas?" Tanya Nathalie, bunda Aeera.

"Meeting sama sama karyawan"

"Tapi, kenapa sampai mabuk seperti ini. Meeting apa?"

"Kamu enggak perlu tau, aku capek mau tidur. Jangan ganggu!"
Perkataan Arga ketus, ayah Aeera.

Arga langsung pergi ke kamar nya dengan membanting keras pintu kamar.

"Kok bau parfum wanita, ya?"

Tanpa Nathalie sadar, tiba-tiba Aeera sudah ada di sampingnya. "Kenapa, bun?" Tanya Aeera, sambil menatap wajah bunda nya.

"Engga, apa-apa kok."

Aeera mengangguk, "Aku mau ke dapur dulu ya, bun" Aeera berjalan menuju dapur, menuangkan air segelas.

Aeera duduk di tempat makan. Melamun, itu lah yang ia lakukan setelah minum air.

2 jam yang lalu

"Aeera lo gak mau gue anter aja?" Tawar Karin.

"Gak usah, gue bisa pulang sendiri. Lagi juga masih jam 8"

"Serius? ini malem tau, bukan pagi!"

Aeera mengangguk, "Gue bawa motor ye. Ya udah gue pulang dulu, gue gak akan kenapa-kenapa"

Aeera mengkelakson motornya. Lalu meninggalkan perkarangan rumah Karin.
Aeera baru saja belajar bersama Karin.

Malam ini masih sangat ramai jalanan, apalagi di lampu merah seperti ini. Aeera memberhentikan motor nya saat lampu sudah pas warna merah lagi.

Aeera melihat ke kanan kiri, menunggu lampu merah itu berubah jadi hijau. Tapi, saat Aeera mengalihkan pandangan nya ke arah kiri mobil berwarna hitam, kaca tersebut memperlihatkan bahwa ada seseorang yang ia kenal di dalam sana.

"Itu seperti ayah. Apa bener itu ayah, ya?" Tanya nya pada diri sendiri.

Tiba-tiba saja dari samping tempat duduk pengemudi ada wanita yang mendekatkan wajahnya ke arah pria yang sedang mengemudi.

"Iyaaa itu Ayah."

Wanita yang berada di satu mobil dengan ayah nya, tiba-tiba saja menncium bibir ayah nya, dengan senang hati juga terlihat ayah nya menerima hal tersebut tidak memberontak.

Tin tin tin

Suara kelakson membuyar kan penglihatan Aeera, lalu dengan cepat melajukan motor nya. Dengan kecepatan 50km/jam, tidak sampai 20 menit untuk sampai ke rumah nya.

Aeera panik, bagaimana dia akan memberitahu bunda nya. Ayah nya sangat-sangat gila.

Sampainya di rumah Aeera langsung bergegas masuk kamar, dengan pikiran penuh di kepalanya.

'Apa bunda tau?'

'Gimana cara kasih tau ke bunda'

'Apa aku kasih tau abang aja, ya?'

'Takut ganggu kuliah abang, kalau kasih tau abang'

'Ayah benar-benar tidak tahu diri apa bagaimana sih!'

'Kenapa harus gue yang liat anjingg!'

Begitulah pikiran nya. Rasa takut memenuhi kepalanya. Jadi sampai sekarang pun Aeera masih menyembunyikan hal tersebut.

Kembali ke masa kini.

"Aeera, lo udah sarapan?" Tanya Fayya.

Aeera mengangguk, "Udah."

"Lo, Rin?"

"Belum sih,"

"Ayo ke kantin, sebelum bel masuk" Ajak Fayya.

"Ayo"

"Lo gak mau ikut nih, Ra?" Tahya Fayya lagi, meyakinkan.

"Engga deh, gue lagi males ini"

"Mau nitip?"

"Engga juga, masih kenyang"

Fayya dan Karin pergi ke kantin. Tinggal lah Aeera di kelas. Pagi ini entah kenapa kepala nya memikirkan hal-hal yang sudah lewat.

"Hai cantik! Tumben sendiri aja?" Kata Laki-laki dengan gaya rambut di belah dua.

Aeera terkejut tiba-tiba saja dia duduk di samping bangkunya, tempat Karin duduk.

"Dih ngapain lo disini, Cup?"

"Nemenin kamu lah"

"Engga perlu, Yusuf Priadi"

"Lagi galau, ya"

"Gak penting lo tau, sana ke tempat duduk lo"

Aeera sangat risih dengan laki-laki yang bernama Yusuf Priadi ini, karena Aeera tahu sejak kelas 11 awal Yusuf menyukai Aeera, bukan karena fisik, tapi benar-benar Yusuf ini adalah cowok paling playboy. Karena ke kayaan nya banyak, banyak cewek-cewek yang mau sama dia.

"Jangan ganggu Aeera, pergi ke tempat lo!"

Perkataan laki-laki yang baru saja datang, membuat Yusuf langsung kembali ke tempat nya.

Aeera terkejut, "Kenapa tiba-tiba? Biasanya juga gak peduli sama sekitar" Kata batin Aeera.

Laki-laki itu langsung beranjak dari tempat Aeera, tanpa sepatah kata lagi. Aeera juga hanya terdiam.

"Woii Aeera, ngelamun aja lo! kesambet jin tomang mau lo?" Kata Fayya, memukul bahu Aeera untuk menyadarkan nya.

"Anjir, kaga mungkin lah"

"Tadi, Ra. Si Fay di kasih cokelat" Beritahu Karin.

Karin memang jika bersama teman yang sudah akrab, dirinya lebih suka bicara daripada teman yang lainnya, jika teman kelas nya berbicara yang tidak bermanfaat tidak akan di jawab, tapi jika soal pelajaran Karin akan membahasnya.

"Sama siapa, Rin?" Tanya Aeera, penasaran.

"Biasa sama si gengsi akut"

"Cie cie cie, bagi dong!" Ejek Aeera.

Melihat Fayya yang pipi nya berubah menjadi merah. Lalu pindah ke tempat duduknya di belakang.

Bel masuk pun berdering kencang, semua murid masuk ke kelas. Di susuli guru matematika. Jam pertama ini sangat membosankan dan membuat seisi kelas mual, tidak lain dengan Karin, dia sangat-sangat menyukai pelajaran tersebut.

"Baik, anak-anak buka halaman 20. Kerjakan, lalu kumpulkan di meja. Ibu ada urusan di kantor! Karin nanti kalau sudah bel, bawa buku teman-teman ke ruangan ibu, ya!" Bu Linda selaku guru matematika, memerintah.

"Baik, bu!"

Bu Linda keluar dari ruangan kelas 12 IPA 1, setelah bu Linda keluar. Seketika kelas menjadi ricuh, berisik.

"Anjir baru masuk kemarin udah nugas aja" Kata Ucup, tidak terima.

"Cowok banyak komen aja!" Teriak Bianca, teman duduk Fayya.

"Bacot lo!"

"Lah anjing, bacotan juga lo!"

Terjadi lah adu mulut antara Bianca dan Ucup. Membuat semua penghuni kelas emosi.

"BERISIK LO BERDUA!" Lelaki yang duduk di barisan pojok belakang berteriak dan memukul meja.

Hal tersebut membuat Bianca dan Ucup berhenti adu mulut.

🕊️🐝🕊️

hai!
gimana-gimana bab kali ini?
suka?

vote & komen nya di tunggu!
see you again guys

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

OVERWHELMED Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang