Syza sedang bergelut di depan komputernya, dengan cepat ia menekan tombol pada keyboard mengetik sebuah kata yang tertulis pada layar monitor. Syza menyandarkan tubuhnya pada kursi seraya menghela nafas. Ia membuka kacamatanya dan membersihkannya sebelum mengenakannya kembali. Syza menatap langit-langit kamarnya memikirkan banyak hal. Ia mengalihkan pandangannya pada Ao yang terbaring diatas tempat tidurnya. Sudah tiga hari berlalu sejak kejadian tersebut terjadi, dan selama itu Syza mencari-cari tentang penelitian yang dilakukan oleh militer. Syza masih teringat akan kata-kata Kliovky yang mengatakan kalau Ao hanyalah produk gagal.
"Sebenarnya apa yang terjadi setelah ras Xezosus dimusnahkan?" kata Syza sendiri sambil menatap layar komputernya. Tak mendapatkan sesuatu, Syza mendorong meja belajarnya hingga bergeser 1 meter dari tempat semula.
"Syza kalau kau sedang kesal jangan rusak perabotan rumah!" seru ibunya dari luar kamar. Syza hanya terdiam menghela nafas dan menenangkan dirinya.
Syza menekan beberapa tombol di ponselnya dan mengirimkan pesan singkat ke hampir seluruh kontak yang ada di ponselnya. Ia pun melempar ponselnya ke atas sofa dan berjalan menuju kasur. Syza mengulurkan tangannya memegang leher Ao.
"Padahal sudah tiga hari tapi panas tubuhnya tak kunjung turun," Syza mengangkat tangannya menopang dagu dan satu tangannya lagi menopang sikutnya.
"Itu karena ruangan ini bersuhu 28 derajat celsius," seru Azulio yang muncul ke permukaan.
"K-kenapa kau baru muncul?" tanya Syza lalu mengatur pemanas ruangan.
"Bukan urusanmu." jawab Azulio merubah posisinya menjadi duduk sila.
"Memang kenapa kalau ruangan ini 27 derajat? Wajar saja kan ini musim dingin," Syza kembali duduk di depan komputernya dengan mata yang terpaku pada Azulio.
"Aku tidak tahu tapi coba kau cari data pribadi militer 3 tahun lalu," Azulio menunjuk layar komputer Syza dengan jari telunjuknya. Syza pun mengikuti perkataan Azulio. Ia mulai membuka dokumen kemiliteran 3 tahun lalu. Di dalamnya ia menemukan sebuah dokumen penelitian. Tapi saat membukanya dokumen itu memerlukan password masuk. Syza mengambil buku tebal yang berada di rak bukunya. Ia mulai mengkombinasikan angka-angka yang kira-kira berhubungan dengan password. Ia juga membuka beberapa situs lain dan menggilir halaman sebelumnya ke dalam sebuah bentuk kode.
Dengan mencoba beberapa password, akhirnya Syza berhasil membuka dokumen tersebut. Dalam dokumen tersebut jelas-jelas terpapang foto dan nama Ao. Syza membenahi letak kacamatanya dan mulai membaca satu persatu dokumen tersebut. Azulio berjalan menuju tempat tidur sambil membawa sepotong roti yang berada di meja. Ia pun mulai memakan roti tersebut. Hanya terdengar suara ketikan keyboard diruangan itu.
"Keterlaluan!!" teriak Syza menggebrak mejanya beberapa saat kemudian. Azulio berhenti mengunyah roti dan melihat Syza dari sudut matanya.
"Apa yang kau temukan?" tanya Azulio menghampiri Syza. Tanpa berkata apa pun Syza langsung melonggarkan slayer yang sering dipakai Ao dilehernya hingga terlepas setengah.
"Apa yang kau lakukan bodoh?" tanya Azulio membenarkan slayernya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Blue Slayer Boy
Science FictionDunia ini mulai dipenuhi dengan kekejaman dimana perbedaan menjadi awal dari sebuah kehancuran. Peperangan dan perebutan daerah terjadi disetiap penjuru dunia. Hal ini membuat seorang pemuda bernama Syza membuat sebuah kelompok anti pemerintah. Namu...