shades of mr. J's lil'bunny [ nomin ]

Venomous Rabbit

•••

   "Apa kau yakin dia kompeten?"

   Jeno mengabaikan pertanyaan sang adik dan tetap terpaku pada foto-foto yang dikirim oleh mata-mata suruhannya. Jaemin dan haechan berhasil bertemu dengan Lucas—musuhnya. Sebuah kejutan mengetahui kalau mereka bertiga saling kenal satu sama lain.

   Kedua adik kakak itu sedang duduk santai di dermaga dekat yacht mereka. Sekalian Jeno yang memeriksa foto-foto bukti kinerja na jaemin dan Lee haechan yang dikirim orang suruhannya. Bukannya fokus pada masalah, Jeno malah salah fokus ke foto-foto yang menampilkan wajah dan senyum jaemin.

   Perasaan ini— Rasa waspada akan jaemin yang bisa saja menjadi lawannya dan adiksi yang menggelikan di hatinya melihat wajah jaemin yang menurutnya menyedot perhatian. Dia merasa bercinta di atas seutas benang diantara jurang. Berbahaya, tapi menyenangkan.

   "Kau benar-benar jatuh cinta kak," cetus sungchan.

   "I am."

   "Apa kau bisa menjamin kesetiaannya? Kau tahu kan, setia itu mahal. Bahkan nyawa pun tidak sebegitu berharga dari kesetiaan," tutur sungchan. Pemuda jangkung itu merilekskan tubuhnya sembari menghisap rokok.

   " I know how to handle it. Kamu tahu sungchan, di dunia kita tidak mengenal aturan selain si menang dan pecundang. Entah bagaimana jalannya kau menjadi pemenang, itu semua dianggap wajar. Kita hanya berorientasi pada hasil. Bagaimana proses menuju kemenangan itu hanya jejak kaki yang akan hilang oleh air hujan," nasehat Jeno.

   Sungchan melirik sang kakak yang terlihat menikmati kopinya. "Ya. Kau benar."

   "Tapi kak ... Hari sial tidak ada di kalender. Secinta apapun kau dengannya, jangan menurunkan kewaspadaanmu." Sungchan berpesan sebelum kemudian bangkit meninggalkan Jeno.

   "Cinta ... Ya?"

   Jeno mengangkat sebuah koin yang ditengahnya terisi batu Aquamarine. Cahaya matahari yang menembus batu itu membuat pembiasan cahaya yang begitu indah. Warna biru itu mengingatkannya pada betapa indahnya seorang jaemin yang ia temukan di Santorini.