Part 1: Latar Belakang Kejadian (1)

29.6K 36 0
                                    

Namaku Panji. Umurku saat kejadian ini adalah 31 tahun. Perawakanku biasa saja, namun sedikit menarik bagi wanita-wanita yang telah berkeluarga (berdasarkan penilaian dari beberapa wanita yang pernah ku dekati). Aku tergolong tinggi, dengan badan yang lumayan atletis. Dari dada sampai ke perutku di tumbuhi bulu. Kegiatanku sehari-hari adalah membuka usaha fotocopy, dan pada akhir pekan aku melayani pijat untuk beberapa lelaki dan wanita.

Dan wanita yang akan ku ceritakan disini adalah Tiara, berumur 37 tahun, penampilannya sangatlah sederhana dan cantik, tubuhnya sangatlah terjaga (wajar saja karena ia belum memiliki anak), dan tak lupa pula pantatnya yang sungguh padat berisi dan itu ku ketahui dari penampilannya yang sangat suka memakai pakaian ketat. Ia merupakan pekerja kantoran di kota tempat aku menjalankan usaha dan juga toko ku yang menyuplai barang ke tempat ia bertugas.

Aku tidak menceritakan sejak awal pertama aku kenal dengan Tiara. Karena kami berkenalan sudah dari 4 tahun yang lalu, Tiara merupakan pelanggan tetap ku. Sejak beberapa tahun kenal, aku tidak pernah chat walaupun memiliki nomor WA nya. Hanya saja Tiara yang selalu menelpon atau pun duluan WA untuk keperluan di kantornya. Aku mulai banyak berbicara dengannya setelah kejadian ini dan bahkan aku sempat jatuh cinta padanya.

Sejak dari persetubuhanku dengan bu Tina aku mulai mengerti akan hasrat seksual yang terpendam dalam diri wanita, terutama wanita yang telah berumur. Aku mulai mendekati bahkan sampai merayu wanita-wanita yang umurnya berada di atasku.

Semenjak tanganku dianggap cocok untuk memijat atau biasa di daerah kami disebut kusuk kampung, yang artinya sekedar memijat atau menggosok-gosokkan bagian tubuh yang pegal. Biasanya orang-orang yang gila akan bekerja pasti membutuhkan pijat capek. Nah aku kini juga masuk ke bidang tersebut. Kenapa aku malah ikut terjun ke dunia perpijatan? Yah, salah satu alasannya karena itu merupakan satu dari beberapa cara agar aku dapat mencari mangsa. Walaupun sampai saat ini aku hanya melayani pijat di hari sabtu dan minggu, ada juga hari biasa namun khusus malam hari karena aku bekerja di toko pada pagi sampai sore hari. Sampai sekarang juga aku banyak melayani pijat untuk beberapa orang di sekitar, termasuk tetangga ku di rumah. Walaupun masih belum intens atau ramai yang tau, setiap sabtu dan minggu aku bisa melayani 1-2 orang rata-rata semenjak ku mulai dari beberapa bulan yang lalu.

Aku melayani pijat lelaki dan wanita. Namun, yang paling banyak ku layani sampai sekarang kebanyakan wanita, dan umur wanita yang ku pijat itu rata-rata 35-55 tahunan. Jenis layanan yang ku sediakan adalah datang ke tempat atau mendatangi rumahku dengan harga per jam itu 70 ribu untuk di rumah dan 100-200 ribu jika aku yang datang kesana tergantung jauh atau tidaknya. Aku memang mencari mangsa dalam memijat, namun sampai saat kejadian ini terjadi hanya 1 wanita yang berhasil ku setubuhi dan umurnya itu 40 tahun. Yang ku setubuhi itu tak lain adalah salah satu pelanggan di toko fotocopy ku. Walaupun dia tau aku tukang kusuk itu dari tetangga di dekat rumah. Aku juga pernah sampai memberikan efek nikmat (Pijat vagina) kepada beberapa wanita yang juga tetangga daerah kampungku, namun tidak sampai bersetubuh. Sebenarnya bisa saja ku coblos vagina nya, namun aku takut nanti malah jadi omongan di antara ibu-ibu (soalnya mereka sendiri yang menyuruh agar ku pijat bagian vaginanya). Dan jika sampai ke telinga bapak-bapak, aku yang sejak lahir tinggal disitu bisa-bisa angkat kaki dari kampung tersebut.

Ada yang sukses sampai ku tiduri, namun banyak juga yang gagal. Tapi yang gagal ini hanya mereka tidak ingin sampai bersetubuh, mereka hanya menikmati VCS denganku. Walaupun beberapa diantaranya ada yang tidak berniat dan bahkan sampai tidak pernah menampakkan wajahnya lagi di toko ku. Aku juga mulai mengerti cara mengendalikan suasana dan membuat agar wanita-wanita tersebutlah yang ingin memulai hubungan denganku.

Hari itu adalah hari Selasa sekitar pagi hari pukul 09.00 Tiara menelponku dan meminta untuk menyiapkan beberapa barang untuk tempat tugasnya. Tiara menelponku saat itu memakai nomor lain, ia mengaku bahwa HP miliknya tercebur ke dalam lubang WC dan mati total. Aku pun mempersiapkan barang yang ia minta dan ku masukkan ke dalam kotak saat itu. Biasanya Tiara datang sendiri bersama teman kantornya mengambil barang-barang tersebut memakai mobil kantor.

Sekitar pukul 14.40 siang, Tiara datang ke toko ku menggunakan sepeda motornya. Seperti biasa ia langsung menuju ke arahku. Pakaian kantornya itu selalu ketat membuat pantat nya menonjol dari balik rok yang ia gunakan. Bahkan payudaranya pun ikut menonjol di balik kemeja yang ia kenakan. Ia terlihat terburu-buru saat itu.

"Panjii, di kamar mandi ada orang?", tanya nya saat itu terburu-buru. Ia memang sering ke kamar mandi saat ke toko ku. Alasannya karena toilet di kantor itu bau dan tidak terawat.

"Kosong kak, lanjut aja", jawab ku saat itu duduk di meja kerjaku.

"Aku boker bentar ya, mules banget nih", katanya menuju ke belakang.

"Aman kak, pake aja hahahah", jawabku sambil tertawa melihatnya kebelet.

"Gara-gara toilet kantor jadi HP kakak melayang nji, kacau banget", katanya lagi di belakang. Aku pun hanya tertawa saat itu. Ku dengar pintu kamar mandi di tutup yang berarti ia telah berada di dalam. Tak lama kemudian listrik pun mati. Aku pun memasang plakat MATI LISTRIK di depan toko karena aku tidak memiliki genset. Aku lalu kembali duduk di meja kerjaku karena langsung berhadapan dengan pintu belakang, jadi ada angin dari belakang yang sejuk masuk dan membuat ku tidak kepanasan.

Beberapa saat kemudian HP ku berbunyi dan saat ku angkat itu adalah Tiara.

"Nji airnya nggak hidup, abis total ini, belum pun kakak cebok njii", kata Tiara melalui Telepon.

"Aduh kak kosong air ya, listrik barusan mati soalnya makanya mati pompa airnya", jawab ku sedikit kewalahan akan hal tersebut. Memang air dalam fiber di kamar mandi saat itu seingatku sedikit, mungkin sudah abis untuk ia gunakan menyiram BAB nya.

"Yaelah mati listrik segala, aduh gimana dong?", tanya Tiara dengan nada gelisah saat itu.

"Belum lagi cebok kakak", sambungnya lagi.

"Nggak ada simpen air nji?", tanya nya lagi.

"Ada kak, tapi di belakang itu ada fiber besar, bentar aku ke belakang", jawabku sambil menuju mematikan HP dan menuju ke belakang. Sesampai di belakang aku langsung mengecek air di fiber dan untungnya penuh. Namun yang jadi masalah sekarang bagaimana aku memasukkannya ke dalam kamar mandi. Maklum saja di toko aku tidak memakai timba karena memang air selalu lancar saat memakai pompa air. Sedangkan penampungan di kamar mandi hanya menggunakan fiber kecil.

"Kak ada airnya ini, tapi aku nggak punya timba, pake fiber di dalam itu aja kalau nggak", kata ku dari luar kamar mandi.

"Aduhh belum cebok sikitpun kakak ni nji, gimana angkatnya ntar nji?", tanya Tiara dari dalam kamar mandi seperti orang gelisah. Lalu pintu kamar mandi terbuka sedikit yang nongol kepala Tiara sambil menyodorkan fiber tersebut kepadaku. Namun badannya tidak keliatan karena dibalik pintu.

"Nji kamu angkatin sampai sini aja, nanti kakak coba angkat sendiri", pinta Tiara saat itu. 

Aku pun meminta gayung dan langsung mengambil air dari belakang. Pikiranku saat itu mulai sedikit ngeres. Aku akan berusaha untuk melihat ke dalam kamar mandi karena pasti tidak akan mungkin mengangkat fiber sebesar ini dengan sebelah tangan. Aku pun sengaja memenuhi fiber tersebut dan mengangkatnya dengan lumayan susah ke dalam. Kamar mandi masih terbuka sedikit saat itu.

"Ini kak, bisa angkat ni? Berat soalnya? Aku aja ngos-ngosan", tanya ku saat itu.

"Coba kakak tes dulu", jawab Tiara sambil melihat fiber yang penuh dengan air itu. Ia lalu coba menariknya menggunakan satu tangan dan betul saja, ia tidak sanggup mengangkatnya bahkan membuat air itu sedikit tumpah.

"Ehh, aduh berat banget nji, nggak sanggup kakak, jadi becek nih lantainya", jawab Tiara kewalahan. Ia bahkan sampai hampir terjungkal.

"Yaudah kak aku ke depan aja kalau nggak", kata ku. Tiara pun mengangguk. Aku lalu ke depan sambil menjaga agar tidak ada orang. Cara yang ku pikirkan tadi seperti gagal. Yasudahlah pikirku, aku juga tidak mungkin memaksa kehendak atau sekedar mengintip. Karena Tiara adalah salah satu suplai pemasukan terbesar di toko. Takut nantinya ia marah bahkan sampai melaporkan ku. Bisa hilang pendapatan toko ku gara-gara mengintip orang BAB.

#Bersambung ke part selanjutnya...

"Tiara" Kekasih GelapkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang