Part 3: Latar Belakang Kejadian (3)

12.7K 25 2
                                    

Tiara pun membentangkan handuknya ke lantai yang sudah dibersihkannya itu dan ia langsung merebahkan dirinya secara perlahan, keliatan emang jika pinggangnya itu sakit.

"Sssttt, sakit bener nji", ucap Tiara saat terlah tengkurap di hadapanku. Aku pun mengambil minyak urut di dalam tas.

"Sebenarnya harus urut dulu itu kak, kadang kenapa-napa pinggangnya", kata ku sambil menatap pantatnya. Penis ku semakin menegang saat ia terlentang seperti itu. Jika ku tusuk lubang anusnya yang sudah bersih itu, panji junior ini akan sangat berbahagia. Bagaimana tidak, bentuk pantatnya itu sangat bulat dan ketat, aku sangat yakin jika Tiara pasti melakukan workout.

"Ntar aja liat abis kamu urut enakan apa masih sama nji", jawab Tiara.

"Minyak ini boleh kak?", tanya ku sambil menampakkan minyak urut yang ku gunakan kepadanya.

"Boleh nji, zaitun ya?", tanya Tiara.

"Iya kak, nggak bau kok tapi lumayan hangat ntar aku campur balsem dikit", jawab ku. Lalu aku pun mengangkat sedikit baju kaos yang ia kenakan. Tiara pun turut membantu dengan mengangkat sedikit badan serta menarik kaos bagian perutnya itu agak ke atas. Tak tanggung-tanggung, ia sampai melewati payudaranya. BH hijau muda yang ia kenakan keliatan, namun isinya tidak karena ia tidur terlentang.

Aku langsung menggosokkan minyak ke bagian pinggang sampai punggung bagian atas tepat di bawah BHnya lalu memijit pelan secara perlahan. Kami pun bercerita panjang saat itu. Aku menanyakan tentang kehidupan Tiara setelah ia menanyakan duluan tentang diriku. Ia juga terkejut jika aku tinggal seorang diri tanpa saudara. Walaupun aku memiliki rumah dan juga toko sendiri, namun tinggal seorang diri itu memang sangatlah kesepian.

"Kakak sama juga nji, kakak sendirian juga di rumah", ucap Tiara setelah beberapa saat kami bercerita.

"Loh belum nikah kakak emang?", jawab ku sedikit terkejut. Memang selama ini aku tidak tau latar belakangnya dan palingan kami hanya berbicara tentang sesuatu yang tak bisa Tiara lakukan dan ia menelpon agar aku membantunya.

"Udah sih, pernah nikah tepatnya, janda semakin di depan hahaha", jawab Tiara seraya tertawa.

"Oh gitu, anak-anak gimana?", tanya ku penasaran saat itu.

"Hmm, belum ada momongan lagi nji, makanya kakak bilang sendirian juga", jawab Tiara santai.

"Kok bisa cerai sih kak, maaf ni kak aku tanya gitu, jujur aja sih, kakak cantik kok bisa pisah?", tanya ku serius saat itu.

"Heheh, udah beda jalur nji nggak sepaham lagi, nji bawahan dikit di tulangnya itu sakit", jawab Tiara sambil menunjuk bagian tulang ekornya. Aku pun mengurut bagian itu namun terhalang dengan legging yang ia kenakan. Tanpa aku suruh, Tiara langsung menurunkan legging beserta CD yang ia kenakan, aku turut membantunya dan kini keliatan belahan pantatnya yang mulus. Ada satu tahi lalat tepat di ujung belahan pantatnya itu. Penisku kian mengeras, namun posisi dudukku masih di samping tubuhnya. Karena saat ini masih pijat ringan yang kuberikan.

"Enak panji tangan kamu, keras ya kayak orangnya", kata Tiara beberapa saat kemudian. Ia terlihat sangat menikmati pijatan tanganku saat itu.

"Hmm, biasa kak, aku sebenarnya nggak terlalu fokus ke pijat, sampingan doang hehe", jawab ku pada Tiara.

"Tapi beneran enak kok nji, bener kata ibu tadi itu", kata Tiara lagi. Lalu kami lanjut bercerita tentang perceraian Tiara dengan mantan suaminya. Aku sangat terkejut mendengar jika mantan suaminya itu selingkuh di belakangnya. Tiara mengetahui hal tersebut, dan yang anehnya lagi, Tiara malah ikut bermain di belakang suaminya.

"Ya dia slingkuh, aku pun demikian kan, emang dia aja yang bisa", kata Tiara mulai sedikit tinggi nada suaranya.

"Puncaknya itu saat kakak pulang diantarin sama temen cowok, sengaja kakak suruh antar ke rumah terus", sambungnya.

"Tiara" Kekasih GelapkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang