Part 6: Cinta dan Kenikmatan (1)

14.9K 25 0
                                    

Hari Sabtu sore, aku mengajak Tiara untuk keluar sambil nongkrong dan makan. Pertama aku ingin bertemu secara langsung, namun ternyata Tiara ingin agar aku menjemputnya karena malam harinya aku juga akan memijat dia. Aku sangat senang karena dapat membawa wanita. Tak lupa pula  aku berpakaian sangat rapi sore itu. Tiara sangatlah cantik sore itu, aku yang belum pernah melihatnya memakai pakaian biasa, malah makin kesemsem melihat Tiara sangat cantik seperti itu. Sepanjang perjalanan ia duduk sambil mendekatkan badannya ke badanku dimana membuat payudaranya menempel ke badan belakangku. Kami duduk berdua di cafe daerah pusat kota. Disana Tiara sangat penasaran akan kejadian kecelakaan yang menimpa ku. Aku menceritakan semuanya pada Tiara. Aku juga menceritakan sebab kenapa aku di begal, aku mengatakan pada Tiara jika aku akan ke rumah bu Tina malam itu untuk mengajari anaknya yaitu Riyanti.

Aku pun sempat menceritakan tentang bu Tina yang sebenarnya hampir sama dengannya dalam masalah perceraian. Setelah beberapa saat bercerita Tiara juga menggodaku dan mengatakan pasti ada hubungan antara aku dan Bu Tina, soalnya untuk apa aku kesana malam-malam mau memberikan kursus ke anaknya. Dan juga bu Tina lah yang membuat aku dapat kembali mengingat beberapa ingatan ku yang hilang sesaat. Sore sampai habis magrib kami hanya menceritakan tentang hal itu. Tiara juga selalu ingin menggali hubunganku dengan bu Tina. Bahkan ia sempat membicarakan masalah ia dekat dengan lelaki sesaat setelah cerai dengan suaminya.

Sehabis magrib kami pun keluar dari cafe, dan Tiara ingin agar berjalan-jalan dulu karena ia telah lama tidak keluar seperti ini. Sepanjang perjalanan kami juga bercerita tentang kedekatan Tiara dengan seorang lelaki dulu. Aku mendengarnya sedikit cemburu karena dari pengakuan Tiara bahwa lelaki tersebut hanya bernafsu akan tubuh Tiara saja. Aku pun berpikir bahwa Tiara juga pasti cemburu saat mendengar cerita tentang bu Tina.

Aku yakin Tiara menaruh rasa kepadaku. Bahkan ia sendiri yang mengajakku keluar sore itu. Kami juga mulai intens saling menelpon dan berbalas pesan WA.

Setelah berkeliling kota, pukul 8 malam kami pun sampai ke rumah Tiara. Tiara mempersihlahkanku masuk ke rumahnya dan ia mengatakan akan berganti pakaian dulu. Aku saat itu tidak membawa pakaian dan juga minyak urut. Namun sesaat sebelum pulang tadi aku sempat mampir di toko membeli minyak urut. Tiara pun keluar dari kamarnya dengan mengenakan daster kaos sepaha. Rambutnya kembali ia ikat yang membuatnya sangat cantik. Aku sempat terpana melihatnya, dan Tiara pun menatapku saat melihatnya seperti itu.

"Gitu amat nji liat aku, ntar suka loh", pancing Tiara tersenyum malu.

"Hehe, cantik sih, wajar aja suka kan", jawab ku sedikit malu-malu. Aku yang terbiasa dengan wanita bahkan sampai bersetubuh kini malah merasa seperti kekanak-kanakan saat sedang jatuh cinta.

"Sihiiyy, suka sama janda hihi", kata Tiara lagi sambil mengambil beberapa minuman di kulkasnya dan menaruhnya di atas karpet depan TV tempat aku duduk.

"Jandanya kek gini siapa yang nggak suka sih", jawab ku sambil melihat Tiara dan tersenyum manis. Tiara saat itu sudah duduk di samping ku.

"Nji, jujur deh, kamu ada hubungan sama bu Tina kan?", tanya Tiara sambil melihat ke arahku. Aku pun melihat Tiara dan ikut membalas senyumannya. Akhirnya aku pun mengatakan kepada Tiara. Kenapa aku menceritakannya? Karena Tiara juga sudah jujur kepadaku, ia dulu menceritakan terus kalau pernah tidur dengan laki lain.

"Yaudah yuk sambil kusuk aja ya", kataku dan mulai bercerita tentang bu Tina. Tiara lalu mengambil kain bali yang ia gunakan kemarin untuk menutupi bagian pantatnya. Kali ini ia masih memakai dasternya namun hanya ia angkat sedikit sampai ke pinggang saja. Aku pun mulai bercerita dari awal mula saat aku bersetubuh dengan bu Tina di toko dulu. Tiara bahkan terkejut mendengar hal itu sampai ia sedikit tertawa namun tertawanya seperti dipaksa.

"Hahaha, emang gitu? Bisa gitu baru pertama ketemu langsung main?", tanya Tiara saat aku menceritakan hal tersebut.

"Ia beneran ya, nggak bohong kok aku sama kamu", jawabku. Lalu Tiara ingin aku melanjutkan ceritaku. Aku pun menceritakan beberapa kejadian besar saja, termasuk mengajari Riyanti di rumahnya sampai aku kecelakaan dan tidak pernah bertemu dengan bu Tina lagi. Aku juga tidak menceritakan jika aku pernah hampir menyetubuhi Riyanti. Kira-kira ada sekitar 30 menitan aku bercerita, kini aku mulai mengurut bagian punggung Tiara. Tiara sempat melepaskan dasternya dan ia hanya mengenakan BH saja dan telungkup kembali. Penisku masih menegang namun sepertinya aku dapat mengontrolnya. Mungkin efek jika aku suka padanya, jadinya aku tidak fokus kepada penisku saat itu. Oh ya, dalam bercerita dengan Tiara aku langsung blak-blakan dalam menggunakan kata dan Tiara juga tidak mempermasalahkan karena ia mengatakan jika kami juga telah dewasa.

"Tiara" Kekasih GelapkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang