Part 2: Latar Belakang Kejadian (2)

15.2K 24 0
                                    

Saat aku baru saja duduk di meja kerja ku, tiba-tiba terdengar suara fiber air itu terjatuh lalu rintihan kesakitan yang berasal dari belakang. Aku pun buru-buru menuju ke belakang.

"Eh kenapa kak?", kata ku terkejut dan takut melihat Tiara terjatuh dan terduduk tepat di pintu kamar mandi. Fiber air yang penuh itu pecah bagian bawahnya. Air sampai berserakan di lantai depan kamar mandi, bahkan baju dinas yang di pakai Tiara kini menjadi basah di bagian Perutnya itu. Tiara saat itu terduduk di depan pintu, ia terjatuh tepat di batas masuk ke kamar mandi yang agak turun dari lantai belakang. Pantat tiara sangat jelas kelihatan, namun aku fokus untuk membantunya terlebih dahulu saat itu.

"Awwww, ouchhh, aduhhh", rintih Tiara kesakitan sambil memegang pinggangnya. Aku pun langsung mendekatinya.

"Aduh kak ngpain di angkat, kenapa nggak langsung aja", kata ku menunduk membelakanginya.

"Aduh nji sakit banget pinggang", ucap Tiara kesakitan.

"Pindah ke sana aja kak ya, sanggup berdiri kak?", kataku memegang pundaknya. Tiara tidak menjawab apapun, namun ia memberikan tangannya isyarat agar aku membantu mengangkatnya.

Aku langsung memegang kedua lengannya namun ia masih merintih sakit. Aku lalu berusaha mengangkatnya dengan memasukkan tangannya di antara ketiaknya dan ku coba buat agar Tiara bisa berdiri. Secara perlahan aku pun mampu mengangkat Tiara yang bongsor itu namun sedikit susah karena posisi badan ku saat itu sedikit menunduk dan ku arahkan ke tembok di samping pintu belakang toko dan ia ku dudukkan sambil bersandar di dinding. Saat ku bantu berdirikan, pantat montoknya itu sesekali mengenai penisku yang masih belum terlalu tegang namun sudah mencapai 50 %. Lalu saat ku dudukkan Tiara tampak sedikit menutup bagian vaginanya menggunakan tangan dan sangat jelas terlihat oleh ku area selangkangannya yang sangat bersih, ada bulu namun sangat halus terlihat sedikit dari balik jari tangannya.

Aku pun mengambil handuk mandiku dan ku berikan ke Tiara agar ia dapat menutupi bagian bawahnya itu.

"Aduh kayak patah aja pinggang jadinya", rintih Tiara kesakitan.

"Yaudah duduk bentar kak, aku tarok palang dulu di depan kak", kata ku. Aku lalu ke depan dan membuat palang agar orang tidak bisa masuk. Kemudian kembali ke belakang dan mengambil patahan fiber di kamar mandi. Aku juga mengambil air menggunakan gayung dari belakang dan ku siram ke lubang WC agar tidak ada tinja yang tersisa.

"Maafin kakak ya nji harus ngebersihin itu", kata Tiara yang masih memijit kecil pinggangnya itu.

"Aman kak, emang udah bersih kok", jawab ku santai. Aku juga melihat di pinggir pintu kamar mandi juga tidak ada sisa tinja saat ia jatuh tadi. Aku lalu menuju ke hadapan Tiara.

"Basah baju kakak itu, nggak ada baju lain ya?", tanya ku saat melihat baju dinasnya yang sangat basah di bagian depan.

"Mana ada nji, eh kamu antarin barang ke kantor sebentar bisa, nanti kakak telpon orang di kantor suruh ambil karena perlu banget kertas", pinta Tiara.

"Eh tapi nggak ada orang di depan ya, ntar masuk orang pula kakak nggak pake rok gini", kata Tiara lagi.

"Hmm, kakak nggak apa aku tinggalin bentar, pintu depan aku tutup aja nggak apa kok udah agak sore dikit", tanya ku pada Tiara.

"Boleh ya, maaf ngerepotin panji kakak ni ya", kata nya lagi dengan nada seperti orang menahan sakit itu.

"Oke deh kak, ganti baju bentar langsung gas ini", kata ku. Lalu aku mengganti pakaian ku di situ tapi membelakangi Tiara, ku dengar juga jika Tiara menelpon temannya dan mengabarkan jika ia tidak bisa balik ke kantor karena terjatuh di WC rumahnya. Ia berkata jika orang fotocopy akan mengantarkan barang dan sedang dalam perjalanan serta menyuruh mereka untuk mengambil barang tersebut.

"Tiara" Kekasih GelapkuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang