All Too Well

466 35 9
                                    

Mulai dari chapter ini, penulisan tidak lagi menggunakan lowercase.
.
.
.
.
.

Sinar mentari perlahan memasuki sela-sela jendela kamar, aura hangat di pagi hari menyambut sosok gadis raven yang masih bergumul dengan selimut. Ia menggeliat dan perlahan bangun dari tidurnya. Tangannya meraih kacamata yang selalu bertengger di hidung bangirnya.

Ting!

Gadis bersurai raven itu, Uchiha Sarada. Meraih ponsel putihnya yang tergeletak di atas meja nakas. Tangannya dengan lihai memainkan benda pipih tersebut. Ia membuka pesan yang baru saja masuk.

Baka Boruto
Aku akan menjemputmu nanti.

Melihat pesan itu, Sarada memutar bola matanya malas.

Cih, omong kosong. Batinnya.

Sungguh pesan itu membuat mood nya hilang seketika. Ia melirik jam dinding. Pukul setengah tujuh pagi. Masih ada waktu untuk membenahi diri sebelum pergi ke sekolah bersama pacarnya yang akan menjemputnya. Katanya.

Pacar?

Sosok Baka Boruto yang tadi mengiriminya pesan. Pemuda itu pacar Sarada. Mengingat status mereka saat ini membuat dirinya ingin tertawa. Pacar, ya.

Sarada hanya dapat berharap semoga hari ini tidak ada gangguan seperti sebelumnya.

All Too Well

woostuck present

Boruto x Sarada

©2023

Happy Reading!💕

Sarada menuruni tangga rumahnya. Kemudian mendudukkan diri di ruang makan yang sudah berisi Papa nya yang tengah memainkan ponsel.

"Ohayou, Mama. Ohayou, Papa."

"Ohayou, Sarada." Wanita bersurai merah muda yang tengah berkutat di counter membalas ucapan putri tunggalnya. Uchiha Sakura. Sedangkan Uchiha Sasuke━ayah Sarada membalas dengan senyum tipis. Tangannya mengusap sayang surai hitam milik gadis kecilnya.

Sakura menaruh semangkuk sereal dan segelas susu di hadapan Sarada. Gadis itu langsung melahap serealnya dengan santai.

"Sarada, kami berangkat dulu, ya?" Pamit Sakura setelah mengurus dan menyiapkan semua keperluannya. Mendengar itu, Sarada beranjak dari tempat duduknya.

Sarada memeluk Sakura dan Sasuke, "Hati-hati di jalan, Papa, Mama."

Sasuke kembali mengusap surai raven milik Sarada yang sama seperti miliknya. "Belajar yang benar di sekolah." Ucap pria paruh baya itu.

Setelah Sasuke dan Sakura keluar dari pintu utama rumah mereka, senyuman yang dilukiskan Sarada perlahan memudar. Sudah biasa.

Gadis berkacamata itu kembali memakan serealnya dengan perasaan datar. Ia berpikir kalau kedua orang tuanya bekerja untuk dirinya. Jadi, ia harus terbiasa mandiri bukan?

Sarada meminum susu putihnya dengan sekali teguk. Merapihkan dasi, almamater, serta roknya. Ia juga sudah memakai sepatu pantofel. Tangannya meraih tas ransel yang sudah ada di kursi meja makan.

Kaki jenjang gadis itu melangkah menuju teras. Menunggu sang kekasih yang katanya akan menjemputnya.

Sarada melihat ke arah jam tangan yang berada di pergelangan tangan kirinya. Pukul tujuh tepat. Artinya tiga puluh menit lagi kelas pertamanya akan dimulai. Iris jelaga miliknya melirik ke arah pagar rumahnya yang belum menunjukkan tanda-tanda kedatangan kekasihnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 21, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Fireworks [BoruSara]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang