WAT - 15

5.5K 376 24
                                    

𝐖𝐞 𝐀𝐫𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬!
𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐟𝐨𝐫 𝐚𝐥𝐥❤
🐾🐾🐾🐾



"Ge! Cobain ini deh!" seru Deon sembari menunjukkan tester brownies coklat di depannya.

Geo menghampiri Deon dan langsung menerima suapan dari Deon tanpa bertanya.

"Gimana?"

"Enak Deon!"

Deon tersenyum sumringah dan langsung membungkus dua kotak brownies itu.

Di belakang Deon dan Geo, tiga orang lainnya hanya bisa menggelengkan kepala mereka. Masing-masing dari ketiganya sudah menenteng banyak sekali makanan, dari mulai yang paling manis hingga ke yang pedas.

"Heh! Masih mau nyari apa lagi sih lo?! Cape tau ngikutin kaki lo yang udah kayak roda!" gerutu Arky.

Diantara semuanya Arky adalah orang yang paling kesal dengan kelakuan Deon. Meskipun dia mau-mau saja di suruh, tetap saja Arky adalah tipe orang yang sangat menjunjung tinggi kemalasan.

"Satu lagi Ky. Gue mau beliin Geo sesuatu." ucap Deon.

Langkah anak itu tak lagi menuju ke toko makanan, tapi kali ini dia malah berlari kearah toko baju. Deon menggeret Geo bersamanya dan menyuruh tiga temannya untuk menunggu di luar.

Entah apa yang anak itu lakukan, yang jelas Arky benar-benar tengah diuji kesabaran oleh sahabatnya itu.

Namun, ternyata keputusan untuk mengikuti kemauan Deon bukanlah hal yang buruk. Terbukti, saat ini mereka merasa terpana dengan penampilan Geo yang telah di permak oleh Deon.

Deon terkekeh melihat kawan-kawannya melongo melihat penampilan baru Geo.

"I-ini beneran Gege?" tanya Gian terbata.

"Yup. Ini Gege." jawab Deon sembari tersenyum bangga.

"Wah.." Deon terkekeh melihat ekspresi kagum yang di tunjukkan Gian.

"Berhasil kan gue bikin mereka melongo?" Deon menyikut Geo yang ada di sebelahnya.

"I-iya. T-tapi kayaknya mereka melongo karena Gege aneh deh." ucap Geo sembari memperhatikan penampilan barunya.

Deon menghentikan aksi Geo yang terus menerus memperhatikan penampilan barunya.

"Udah, jangan perhatiin mulu. Nggak ada yang salah kok sama penampilan lo. Itu mah mereka aja yang lagi kumat begonya!"

"Tenang aja Ge, lo.. Perfect!" Deon memberikan jempolnya untuk memuji maha karya yang ia ciptakan.

Sudah ia bilang kan ia akan memanjakan Geo hari ini.


🐾🐾🐾🐾


"Masih nggak nyangka gue kalo ini Gege.." komentar Gian ketika mereka telah sampai di apartemen Faro.

"Dia jadi keliatan imut banget sekarang. Dulu juga imut si, tapi dulu ketutup sama penampilan cupunya itu loh.."

Semuanya merasa puas dengan penampilan Geo kali ini. Biasanya anak itu akan memakai celana panjang overall dan juga baju dalam berupa kaos pendek bergambar ataupun polos. Intinya Geo berdandan ala-ala anak cupu yang benar-benar sangat ideal dijadikan bullyan.

"Hebat lo Yon bisa bikin nih anak se-imut ini sekarang!" puji Gian.

"Cocok banget style-nya sama dia." ucap Arky.

"Hooh. Cocok banget.."

Deon yang bangga dengan pekerjaannya langsung memberikan raut wajah sombongnya.

"Gue kan anaknya Desainer, ya kali bikin Gege berubah doang gue nggak bisa." kekeh Deon.

"Asli sih, bikin pangling." ucap Gian takjub. Benar-benar, Geo dalam balutan celana panjang berwarna cream dan juga hoodie putih yang cukup kebesaran adalah hal yang sangat bagus. Pas sekali rasanya.

"Tapi btw, itu outfit duit dari mana lagi lo? Orang belanjaan udah segunung gini, kan si Bapack-bapack bucin ngasihnya 3 jeti doang deh." tanya Gian lagi.

"Kalo duit tambahan mah kita punya sultan kali. Semuanya ditanggung sama Faro. Aman.." jawab Deon santai.

"Lagian dia juga kok yang minta gue buat dandanin Gege. Katanya biar penampilannya lebih fresh aja."

Semua mata kecuali Deon langsung tertuju pada Faro. Memang dirinya tadi sempat meminta tolong diam-diam pada Deon untuk membuat penampilan Geo yang lebih segar dan lebih baik. Ia berpikir mungkin anak-anak akan lebih menerima Geo yang stylish daripada Geo yang hanya terus memakai pakaian rapi bak anak TK.

"Makasi ya Faro. Padahal nggak usah di beliin. Bunda bilang nggak boleh nerima barang dari orang lain, tapi tadi Deon maksa Gege." ucap anak itu. Tadi memang sempat terjadi perdebatan ketika memilih baju. Hanya saja Deon dengan sifat keras kepalanya mampu membuat Geo menurut dan akhirnya mau ia dandani.

"Nggak masalah Ge. Gue cuma mau penampilan lo lebih fresh kok. Yah, itung-itung salah satu syarat juga buat jadi salah satu dari geng kita." ucap Faro yang langsung diangguki oleh semuanya.

Dalam hati Geo merasa senang, walaupun mungkin belum sepenuhnya di terima sebagai sahabat mereka, setidaknya Geo tak lagi mendapatkan perlakuan buruk. Malah sebaliknya, mereka sekarang lebih baik dan bisa setidaknya membuat Geo merasakan apa itu yang namanya punya teman.


🐾🐾🐾🐾


Hari itu lagi-lagi Faro dan gengnya makan-makan sembari menonton film seperti biasa. Namun perbedaannya kali ini Geo ikut serta dalam kegiatan itu.

"Nonton apa ya enaknya abis ini?" tanya Deon saat melihat film yang mereka tonton barusan selesai.

Belum ada yang menyahut pertanyaan Deon. Mereka semua masih diam tak ingin ikut berpikir, bagi mereka tonton apapun akan seru jika dilihat bersama.

Tak mendapatkan jawaban segera, Deon mengambil ponselnya dan mencari film yang bagus di tonton bersama-sama.

"Gaes, Slumberland nggak si?" tanya Deon meminta pendapat.

"Slumber.. Ape?"

"Slumberland bego!" Deon menoyor gemas kepala Gian.

"Sinopsis dulu deh, takutnya nggak seru." ucap Faro memberi pendapat. Geo dan Arky sih adem ayem nyimak aja.

Deon langsung melihat sinopsis Film yang ia rekomendasikan di aplikasi pencarian. Namun, baru saja akan memberitahukan sinopsis film tersebut tiba-tiba bel apartemen Faro berbunyi.

Dengan segera Faro meletakkan bantal sofa yang tadi ia peluk, anak itu membukakan pintu apartemen mahalnya dan tampaklah seseorang yang amat sangat Faro kenali.

"Bang Diaz?" heran Faro. Teman-teman Faro yang mendengar nama Diaz langsung menyusul Faro ke pintu utama.

Diaz tersenyum dan melambaikan tangannya pada Faro yang masih kaget, dia juga melambaikan tangan pada penghuni lain apartemen yang ada tepat di belakang Faro dari ambang pintu. Pemuda itu menunjukkan dua kantung kresek makanan ringan yang tadi ia beli dalam perjalanan kemarin.

"Bang Diaz kok disini? Bian di sana gimana?" tanya Faro masih keheranan.

"Abang kesini nggak cuma mau main, tapi abang juga mau kasih kabar kalo Bian resmi dipindahin Papa ke rumah sakit disini." ucap Diaz.

Belum selesai rasa terkejut mereka, datang lagi hal mengejutkan lainnya yang di bawa Diaz. Namun berbeda dengan yang lain, Geo malah merasa aneh dengan kehadiran Diaz. Seolah dia pernah memiliki momen bersama pemuda yang jelas-jelas baru ia temui. Dan perasaannya juga tak enak.

"Kok perasaan Gege nggak enak ya kalo ada abangnya Bian?"

"Ini.. Cuma perasaan Gege aja kan?"

🐾🐾🐾🐾
𝐊𝐚𝐩𝐚𝐧-𝐤𝐚𝐩𝐚𝐧 𝐥𝐚𝐠𝐢 𝐲𝐚!!
𝐒𝐞𝐞 𝐲𝐨𝐮 𝐭𝐨 𝐧𝐞𝐱𝐭 𝐂𝐡𝐚𝐩𝐭𝐞𝐫!!


Semoga aja kalian pada suka.
Jangan lupa tinggalkan jejak.

Ditunggu voted sama commentnyaa..
🐾🐾🐾🐾





WE ARE TWINS! (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang