WAT - 19

4.7K 343 23
                                    

𝐖𝐞 𝐀𝐫𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬!

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐟𝐨𝐫 𝐚𝐥𝐥❤

🐾🐾🐾


Geo tersenyum miris melihat pertengkaran sepele Faro dan Ayahnya di tepi pantai. Rasanya, Geo sedikit iri melihat interaksii itu.

Meskipun pada kenyataannya Faro tak pernah bersikap sopan pada Bram, Geo tahu lewat tatapan mata Faro yang menyiratkan kebahagiaan. Dan Bram sendiri? Pria itu terlihat dengan jelas begitu menyayangi putra tunggalnya.

Tanpa disadari setetes air mata jatuh di pipi Geo. Beruntung anak itu duduk agak jauh dari mereka, jadi mereka tentu saja tak akan tahu.

Namun, Geo melupakan satu orang yang sedari tadi memang sudah memperhatikan Geo dari kejauhan.

"Keluarga lo emang agak gila Ge. Dan asal lo tau, gue pernah berpikir kalo sebenarnya gue cukup beruntung walaupun jadi anak pungut Mama sama Papa gue." jelas Arky yang baru saja disadari keberadaannya oleh Geo.

"Walaupun gue cuek, gue adalah orang pertama yang tahu gimana lo di keluarga lo."

Geo menatap Arky dengan tatapan yang berkaca-kaca. Ia tak pernah sekalipun duduk bersama orang yang bisa mengerti dirinya.

Ini adalah kali pertama.

"Menurut Arky, salah Gege apa ya?" tanya anak itu.

"Gege nggak tau kalo jadi anak yang cacat dan bodoh itu bikin Gege nggak bisa di sayang sama Ayah. Bunda yang sayang Gege juga kadang balik marah sama Gege cuma gara-gara nilai Gege yang jelek terus.."

"Gege jadi bingung, emang salah Gege ya kalo bodoh dan tuli?" tanya anak itu.

Geo memang memendam pertanyaan itu sejak lama. Bagaimanapun dia tak ingat bagaimana bisa dirinya ada di keadaan seperti ini. Yang ia tahu, kelahirannya tak pernah menjadi kebahagiaan siapapun termasuk kembarannya sendiri.

Arky yang baru mendengar isi hati seorang seperti Geo hanya diam. Sejatinya dia juga sempat tak suka pada penyandang disabilitas seperti Geo. Hanya saat melihat bagaimana Bian dan perangainya lah Arky bisa mengerti orang-orang seperti Geo.

"Sebenernya diliat bagaimanapun nggak ada yang salah sama orang-orang kayak lo Ge. Gue juga pernah segitu nggak suka sama orang cacat macem lo sama Bian. Tapi setelah ngeliat dunia dimana Bian dan lo tinggal, gue jadi tau kalo nggak selamanya semua yang kurang itu buruk.."

"Lo sama Bian nggak pernah buruk dimata gue. Kalian malah istimewa. Beda dari yang lain."

Geo menatap lekat Arky. Di balik sifat Arky yang keras dan juga perkataannya yang sering kali buruk, ternyata Arky menyimpan begitu banyak pikiran positif.

"Bisa nggak ya Zeze mikirnya kayak Arky? Seenggaknya Zeze bisa nerima Gege sebagai kembarannya kan kalo gitu?" ucap Geo tanpa sadar.

Seketika itu juga Arky yang tadinya sibuk memainkan pasir pantai jadi balik menatap anak itu. Keinginan yang terpancar dari mata Geo adalah sebuah keinginan yang sangat besar.

"Jeje nggak harus jadi kayak gue. Dia bisa jadi dirinya sendiri buat bisa nerima lo.." Arky menatap kedepan dimana birunya laut begitu indah untuk di lewatkan. Sementara itu, Geo terdiam mencerna ucapan yang Arky lontarkan barusan.

"Apa bisa?" tanyanya.

"Lo percaya keajaiban nggak?" pertanyaan itu muncul sebagai balasan dari pertanyaan Geo barusan.

WE ARE TWINS! (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang