WAT - 3

7.6K 536 33
                                    

𝐖𝐞 𝐀𝐫𝐞 𝐓𝐰𝐢𝐧𝐬!

𝐇𝐚𝐩𝐩𝐲 𝐑𝐞𝐚𝐝𝐢𝐧𝐠 𝐟𝐨𝐫 𝐚𝐥𝐥❤


🐾🐾🐾



"Nanti sore Opa kalian mau dateng ke rumah. Habis sekolah langsung pulang ya? Jangan kelayapan!"

Geo terus menerus mengingat pesan ibunya tadi pagi. Katanya, ayah dari ibunya akan datang ke rumah mereka hari ini.

"Kira-kira Opa masih benci Gege nggak ya?" gumam anak itu di jalan pulang.

Sejak dahulu Opa memang tak menyukai Geo karena kekurangan yang Geo miliki. Awalnya Opanya juga menyayangi Geo dan Zeo sama rata, namun ketika diagnosa dokter mengatakan jika Geo memiliki pola pikir yang berbeda, kasih sayang itu lenyap seketika. Pria tua itu masih menerim dengan cacat tuli yang Geo punya, tapi dia tak mentolelir tentang kecerdasan. Katanya seluruh keluarga besar ibunya tak ada yang bodoh seperti Geo.

Saat sampai di depan rumah ia melihat satu mobil yang Geo tahu itu milik Opa. Zeo sudah izin pulang terlambat untuk eskul lagi, dan itu tentu saja membuat Geo yang baru pulang harus menghadapi pria tua itu sendirian.

"Opa suka marah sama Gege, kalo marah lagi gimana ya?" gumam Geo di depan rumah.

Namun setelah beberapa menit berpikir Geo pun memutuskan untuk masuk saja ke rumahnya.

Geo memasuki rumahnya setelah mengucap salam terlebih dahulu. Anak itu menutup kembali pintu rumah setelah masuk ke rumahnya, namun baru saja selesai menutup pintu Geo langsung disuguhi tatapan tajam Opa yang duduk di ruang tamu bersama Bundanya.

"Gege udah pulang nak?"

"Iya Bunda."

"Kalo gitu sini, salam sama Opa." Geo langsung mendekat dan menyalami Opanya dengan baik.

Opa tentu saja menerima salam Geo setengah hati, pria itu bahkan terus menatap tak suka pada Geo.

"Air minum di kalungkan, tas sekolah dengan tokoh kartun, penampilan yang lebih mirip bocah SD,"

"Sebenarnya kapan sih dia bisa berlaku sebagaimana usianya?" tanya Tino—Opa Geo dengan sarkas.

Nitya yang memang sudah biasa mendengar kata pedas itu hanya menunduk dan meminta maaf. Dia tak pernah sekalipun membela Geo atau menjelaskan keadaan Geo dengan baik pada Tino. Baginya yang salah itu memang dia, karena memiliki keturunan yang tak bisa di banggakan di keluarga.

"Kamu tuh punya anak kembar tapi satunya kok beban!" ucap Tino pedas sembari beranjak pergi.

Selepas kepergian ayahnya, Nitya langsung mendekat pada Geo dan membereskan seragam anak itu yang berantakan. Nitya juga mengambil botol minum yang di kalungkan Geo di lehernya.

"Lain kali kalo mau ada Opa jangan pake botol ini ya?" ucap Nitya.

"Kok gitu? Gege kan suka botolnya.."

"Tapi kan kamu tau Opa nggak suka. Jangan ya? Bunda marah kalo kamu nggak nurut."

Raut wajah Geo langsung lesu. Ia menatap ibu kandungnya sejenak sebelum kemudian mengangguk.

"Gege nurut. Gege nggak mau Bunda marah." ucapnya sedih. Nitya tersenyum karena Geo mau menurut.

"Anak baik. Yaudah, sekarang kamu ganti baju ya? Kita tunggu Ayah sama Zeo datang buat makan bareng Opa."

Geo mengangguk dan langsung beranjak ke kamarnya untuk bersih-bersih.


🐾🐾🐾🐾

WE ARE TWINS! (Terbit) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang