FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA
HAPPY READING
***
"Kebohongan adalah hal yang paling saya benci, karena dari kebohongan itu akan muncul kebohongan baru." -Arshaka
Pada waktu dan tempat yang sama, Allura merasa takut setengah mati. Atas kecerobohannya, akhirnya ia ketauan dengan Arsa.
Arsa masih terkejut, ternyata seseorang yang tadi teriak adalah Allura. Pantas saja ia merasa suaranya tidak asing. Awalnya ia heran dengan keberadaan gadis itu di tempat yang sama, namun beberapa saat kemudian ia menghela napas, membungkukkan tubuhnya agar sejajar dengan Allura.
"Lo ngikutin gue lagi?" tanya Arsa dengan tatapan penuh intimidasi.
"ENGGAK!" sanggah Allura cepat. "Gu-gue disuruh belanja ke supermarket sama Mama gue," imbuhnya dengan suara bergetar, ketakutan. Ia benar-benar takut jika Arsa sudah menatapnya dengan marah.
"Lo bohong lagi, Al. Gue nggak sebodoh itu, lo yang bodoh karena bohongin gue."
Hati Allura mencelos, raut wajahnya semakin ketakutan, namun ia berusaha untuk menetralkannya. "Sa, gue nggak bohong. Liat ini belanjaan gue banyak." Arsa pun langsung melihat ke arah keranjang milik gadis berkuncir kuda yang ditunjukkannya. Ternyata memang benar Allura belanja sayuran yang disuruh oleh mamanya.
"Arsa kamu ngapain sih?" tanya Brisia, baru saja datang menghampiri Arsa dengan tangan yang penuh oleh barang belanjaannya.
Arsa berdiri dan menoleh ke samping. "Enggak. Kita pulang sekarang!" ajaknya menarik paksa lengan Brisia.
"Arsa ih tunggu dulu. Kok buru-buru banget kan kita belum selesai belanja buat keperluan di rumah," ucap Brisia mengikuti jalan Arsa dari belakang. Tetapi, Arsa hanya bergeming tanpa ingin menjawab.
"Huh dasar cewek genit!" ejek Allura yang merotasikan matanya. Suaranya pelan sehingga tidak terdengar oleh Arsa dan Brisia.
"Arsa kamu kenapa sih? Kenapa dengan cewek itu? Kenapa aku tanya tapi kamu diem doang?" Brisia mulai menyerang Arsa dengan beberapa pertanyaan yang ada di benaknya.
"Gue gak kenapa-napa. Cewek itu juga hanya jatuh kesandung karena tali sepatunya gak diiket. Dan terakhir gue lagi badmood gara-gara jalan berdua sama lo."
"Kok kamu gitu sih Sa! Kita jalan berdua kayak gini sebagai permintaan maaf aku ke kamu dan supaya kita baikan, bagus kalau bisa jadi nanti kita balikan," kata Brisia tersenyum.
"Sampai kapan pun gue nggak akan balikan lagi sama lo," balas Arsa yang langsung meninggalkan Brisia.
"IHH ARSA AKU BAYAR DULU YA KE KASIR!"
***
Cowok bermanik hitam penat itu telah berubah. Sudah lama sejak kejadian itu terjadi, sikapnya berbeda ketika berada di dekat Brisia. Tetapi, ketika dia bersama dengan temannya, dia seperti seorang Arshaka yang Brisia kenal dulu.
Ternyata kutipan 'Seseorang tidak akan sama kembali ketika sudah di kecewakan' itu memang benar terjadi di dunia nyata.
Berawal dari sebuah kejadian yang tidak sengaja, terjadi kesalahpahaman dan malah berakhir seperti ini. Rasanya ingin menyerah, namun tidak bisa dikarenakan ia harus berusaha agar masalah di antara ia dengan Arsa dapat bisa benar-benar selesai.
"Arsa, gue mau nanya sesuatu," teriak Brisia dengan posisi berada di belakang Arsa. Cowok itu pun langsung menghentikan jalannya ketika Brisia memanggilnya. Ia membawa barang yang sudah dibayar, mulai lari untuk menghampiri Arsa.
KAMU SEDANG MEMBACA
INURE
Teen Fiction"Aku hanya perlu bukti, Sa. Bukan hanya sekedar janji yang ke luar dari mulut kamu." "Aku mau, Ra. Lebih dari mau." Cowok itu menghela napas kasar. "Tapi, kadang aku juga capek, Ra. Aku pengen ngerasain kayak orang lain, pacaran normal bareng kamu...