FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA
HAPPY READING
***
"Dia berbeda dari cowok yang pernah ku temui, namun tetap saja ia bukan makhluk yang sempurna." -Allura Elthia Mystyln
Allura tercengang mendengar penuturan Arsa dengan raut wajah yang dipasang datar itu. Matanya pun mendelik terkejut, karena cowok itu mengajaknya berkenalan duluan. Ia bahkan sempat berpikir bahwa, cowok itu cuek. Namun beberapa detik kemudian, ia kembali menetralkan raut wajahnya.
Nama cowok itu hanya Arshaka. Satu kata yang sangat singkat. Entahlah mungkin beberapa orang akan bingung karena nama Arsa yang hanya satu kata saja. Bertahun-tahun yang lalu, Mizwar, Ayah Arsa sengaja memberikan nama hanya Arshaka saja karena dari keluarga Mizwar seorang anak laki-laki harus diberikan nama dengan satu kata saja. Oleh karena itulah, nama panjang Arsa adalah Arshaka. Cukup unik bukan?
"Eh iya, kenalin juga nama gue Allura Elthia Mystyln, lo bisa panggil gue Al," jawab Allura sembari membalas uluran tangannya pada Arsa.
Setelah itu, hanya ada keheningan yang terjadi di antara mereka. Mata mereka pun kembali fokus ke depan papan tulis.
"Oh iya, anak-anak tempat duduk yang sudah Ibu atur ini bukan hanya sebagai tempat duduk biasa saja ya, tapi sebagai partner dalam kelompok karena dalam setiap tugas harus dikerjakan bersama dengan pasangan kalian di tempat duduk itu," papar Bu Gressi.
Para siswa maupun siswi yang berada di kelas XI MIPA 3 hanya bisa pasrah karena mereka tidak bisa menentang perkataan Bu Gressi. Sementara Stela yang daritadi sudah kesal, akhirnya memilih untuk bersuara. "Ibu saya ingin protes bahwa saya tidak suka duduk dengan Givon Bu karena dia rusuh dan pemalas. Masa nanti saya semua yang ngerjain tugasnya sementara dia tidak, keenakan dia dong Bu!" protes Stela dengan posisi berdiri. Tetapi, langsung ditertawakan oleh seisi kelas
Bu Gressi menggelengkan kepalanya. "Stela, kan belum tentu juga Givon tidak ikut bekerja, kalau memang dia tidak bekerja apa-apa bilang ke Ibu biar Ibu hukum bersihin seluruh toilet yang ada di sekolah ini," jawabnya.
"Gak adil Bu, masa saya sendirian yang bersihin toilet padahal yang pemalas bukan cuman saya doang, tapi Angga juga pemalas Bu kerjaannya cuman nyontek punya orang doang!" ucap Givon tak terima, karena sahabatnya juga selalu nyontek pada Arsa.
"Sudah intinya kalau ada yang tidak bekerja dan kerjaannya hanya malas-malasan saja akan Ibu hukum bersihin seluruh toilet yang ada di sekolah. Jadi, kalau tidak mau dihukum silahkan kalian bekerja bareng-bareng ya nanti Ibu kasih tambahan nilai. Tetapi, bekerja bareng-bareng ini tidak berlaku ketika ulangan," pesan Bu Gressi kepada semua murid. "Oh iya, Ibu ada rapat dulu, jadi kalian disini aja jangan kemana-mana," lanjutnya langsung merapikan alat-alat yang ia bawa dan ke luar dari kelas.
"Ah padahal Bu Gressi cakep masih muda, eh tapi gak tahunya dia galak gue jadi ngeuri anjir," kata Givon asal yang langsung disetujui oleh teman-temannya.
***
Gadis berkuncir kuda itu merasa risih karena sedari tadi ketika ia menulis, tangannya selalu menjadi objek untuk cowok bermata hitam pekat.
"Si Arsa kenapa sih ngeliatin tangan gue mulu perasaan tangan gue nggak kenapa-napa." batin Allura kesal.
"Tangan lo unik," ujar Arsa menyungging senyum tipis.
Allura mengerutkan keningnya tak mengerti. "Maksud lo?"
"Gue sebelumnya belum pernah nemu cewek yang punya banyak bulu halus di tangan. Lo orang yang pertama gue temui, itu unik."
KAMU SEDANG MEMBACA
INURE
Novela Juvenil"Aku hanya perlu bukti, Sa. Bukan hanya sekedar janji yang ke luar dari mulut kamu." "Aku mau, Ra. Lebih dari mau." Cowok itu menghela napas kasar. "Tapi, kadang aku juga capek, Ra. Aku pengen ngerasain kayak orang lain, pacaran normal bareng kamu...