Cerita ini juga sudah tersedia di Karyakarsa tapi belum tamat yah cuma partnya sudah lumayan banyak. Yang penasaran bisa baca disana juga ya.
Jangan lupa tinggalkan jejak and Happy Reading
❤❤❤❤
"Mari saya antarkan anda untuk sarapan, Yang Mulia," kata Ella begitu ia sudah selesai membantu Euginea membersihkan diri.
"Aku tidak ingin sarapan."
"Anda harus makan, Yang Mulia. Anda tertidur cukup lama dan anda membutuhkan tenaga. Saya tidak ingin anda sakit."
"Itu karena kalian memberiku obat tidur," kata Euginea ketus.
"Maafkan saya, Yang Mulia. Saya melakukannya atas perintah Yang Mulia Pangeran," Ella menunduk. Ia tidak berani menatap Euginea karena tahu apa yang dilakukannya salah. Tapi ia juga tidak bisa menolak perintah karena ini jalan satu-satunya untuk membawa Euginea keluar dari Prancis.
Euginea menghela nafas. Tebakannya ternyata benar. Ia diberikan obat tidur agar bisa dengan leluasa dikeluarkan dari istana dan dijauhkan dari Prancis tanpa ia ketahui.
"Jadi tidak ada yang tahu mengenai kepergianku saat ini, Ella?"
"Tidak ada Yang Mulia. Hanya Yang Mulia Pangeran, Yang Mulia Raja dan beberapa orang-orang kepercayaan mereka yang tahu jika anda sudah tidak lagi berada di istana. Mereka tetap ingin merahasiakan kepergian anda untuk bisa memancing pelaku kematian Yang Mulia Ratu, karena besar kemungkinan anda akan menjadi sasaran selanjutnya."
Euginea mengangguk. Keadaan istana memang sedang tidak baik-baik saja. Meskipun tidak dilakukan secara terang-terangan tapi Euginea tahu ada perang saudara yang tengah terjadi untuk merebutkan kekuasaan di dalam istana. Korban pertama mereka adalah sang mama yang harus meninggal karena racun.
Euginea tentu saja sedih dengan hal itu. Semua orang berduka tapi yang paling merasa kehilangan tentu saja sang papa. Dia terpaksa harus kehilangan teman hidupnya karena keserakahan orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
"Siapa sebenarnya pria tadi, Ella? Aku yakin ada yang kau ketahui tentang dirinya."
"Pria tadi bernama Alexander Jonathan Hendon, Earl of Torrington. Beliau merupakan salah satu bangsawan yang cukup disegani di Inggris. Hanya itu yang saya ketahui, Yang Mulia."
"Jadi pria tadi seorang bangsawan? Pantas saja auranya sangat mengintimidasi," gumam Euginea. "Apa yang harus aku lakukan sekarang, Ella?"
"Anda harus tetap berada di Inggris sampai semua permasalahan di istana selesai, Yang Mulia. Dengan cara ini anda bisa membantu Yang Mulia Pangeran dan Yang Mulia Raja untuk berkonsentrasi menemukan pelaku yang telah melakukan kejahatan terhadap Yang Mulia Ratu."
Euginea mengangguk. Ia memang tidak menyukai situasi yang saat ini terjadi, tapi apa yang dikatakan Ella benar. Ia bisa membantu Phillipe dan papanya dengan tetap di Inggris sampai keadaan kembali seperti sedia kala. Ia yakin, cepat atau lambat Phillipe dan papanya pasti bisa menemukan orang yang bertanggung jawab atas apa yang telah terjadi.
"Kalau begitu antarkan aku ke ruang makan. Kau benar, aku butuh tenaga agar aku tetap sehat dan kuat. Aku tidak boleh membuat Phillipe dan Papa mengkhawatirkanku terus-menerus."
Ella tersenyum. Ia membukakan pintu untuk sang majikan. "Mari ikut saya, Yang Mulia."
Euginea mengangguk. Ia mengikuti Ella menuju ruang makan dimana di sana sudah ada Alex dengan aura mengintimidasi yang sangat kuat tengah menikmati sarapannya.