Sore hari di pinggir jalan yang sepi berdiri seorang wanita menenteng tas belanjaan bersama bayi laki-laki yang sedang tertidur nyenyak di dalam stroller.
Kawasan ini memang jarang ada kendaraan roda empat yang lewat. Ketika jalanan mulai sepi, tidak ada kendaraan satu pun dan ini kesempatannya untuk menyebrang.
Baru beberapa langkah..
Tak!
Suara benda jatuh, ternyata botol susu yang dipegang anaknya terlepas dan menggelinding.
Ia menunduk untuk mengambil botol tersebut, akan tetapi entah dari mana tiba-tiba muncul sebuah mobil melaju kencang kearahnya.
Saat mendongak.
BRUGH!
Kecelakaan pun tidak bisa dihindari lagi, wanita itu terpental beberapa meter. Pelaku tabrak lari sudah kabur entah kemana.
"Astaga! Pa itu ada kecelakaan Pa, tolongin!"
"Iya, iya Ma."
Tak lama sebuah mobil berwarna hitam berhenti, sepasang suami-istri keluar dari mobil tersebut dan menghampiri korban tabrak lari yang sudah bersimpuh darah.
Sang suami mengecek pernafas wanita tersebut, "Dia masih bernafas Ma," ucapnya.
"Telfon ambulance Pa, cepet!"
Suaminya mengangguk, saat akan mengambil handphone..
Dengan suara lirihnya wanita itu berkata, "To-tolong...anak s-saya..." tangannya terulur menunjuk ke arah dorongan bayi.
Pasangan suami-istri itu melirik ke arah yang ditunjuk. Betapa kagetnya saat mereka melihat ada seorang bayi disana, ternyata mereka tidak menyadarinya tadi karena terlalu fokus pada wanita itu.
Sang Istri berlari menghampiri bayi itu, bayinya baik-baik saja. Tertidur nyenyak di dalam stroller tanpa tahu bahwa ibunya sedang tergeletak tak berdaya.
Kemudian wanita itu membawa bayi berusia kurang lebih 4 bulan ke suaminya.
"Pa.." suaranya bergetar menahan tangis, karena merasa kasihan pada bayi serta ibunya.
"Mama tenang aja, Papa sudah telfon ambulance."
Tak lama ambulance pun datang lalu membawa korban ke rumah sakit terdekat untuk diberi penanganan secepatnya.
Sedangkan sepasang suami-istri beserta bayi itu mengekor dibelangkanya.
***
Tit.. Tit.. Tit..
Suara monitor rumah sakit terdengar disalah satu ruang inap.
Seorang pasien masih menutup matanya, selang infus, masker oksigen dan alat-alat medis lainnya turut menjadi bukti bahwa wanita itu sedang tidak baik-baik saja.
"Pa.. kita harus gimana?" tanya Sella, istrinya.
"Aku kasihan sama dia, apalagi anaknya masih kecil," mata Sella memerah karena menahan tangis.
"Iya, Mama jangan khawatir.. kita berdo'a saja agar dia cepat siuman ya," kata Bagas, suaminya menenangkan.
Berjam-jam telah berlalu tidak ada tanda-tanda wanita itu akan siuman.
Waktu sudah menunjukkan pukul 23.48 dan wanita itu baru saja tersadar.
Matanya terbuka perlahan, yang ia lihat pertama kali adalah ruangan yang didominasi warna putih.
KAMU SEDANG MEMBACA
TURBULENCE [ON-GOING]
AcakNiki awalanya remaja yang taat akan aturan sekolah, mendapat peringkat ke 2 tidak masalah bagi dirinya asalkan ia masuk ke 3 besar. Hanya saja saat pertama kali ia melanggar peraturan semuanya berubah. Sekarang remaja yang terlihat seperti berandal...