12. Ujian Pelayan Istana

6 2 0
                                    

"teman..." Jisoo tersenyum.Akhirnya ia punya teman selain sang Ibu.Gadis itu segera berlari,menuju ujung telaga,berdiri tepat di depan tabir.

"Pada akhirnya,aku kembali kesini,rumah yang terasa seperti penjara.Bagaimana bisa aku hidup selama 19 tahun dan hanya mengenal Ibu" gadis itu terkekeh,menyadari hidupnya terlalu miris selama ini. Jisoo menunduk,ia tersenyum kala melihat sepatu barunya. Charel,orang pertama yang menjadi temannya,pemuda yang tampan.

-

"Sungguh tidak ada Hyung?gelar bangsawan manapun,di negeri ini" pria itu lagi-lagi bertanya,tangan dan indera penglihatannya sibuk mencari nama di dalam setumpuk lembaran kertas yang sudah ia bolak-balik beberapa kali.

"Pangeran,sebenarnya siapa dia?" tanya sang sekertaris pada si pangeran.

"Entahlah,hanya gadis yang tak sengaja aku temui saat berjalan-jalan" ucapnya seraya mengukir senyum begitu indah.Sekertarisnya pun yakin,gadis ini bukan hanya 'gadis yang tak sengaja tuannya temui',tetapi gadis yang mulai membuat tuannya jatuh hati sampai rela mendatangi perpustakaan tengah malam begini dan sibuk mencari namanya.

Namjoon, sekertaris sang pangeran pun hanya tersenyum,setelah beberapa tahun tuannya itu bertekad untuk tak lagi mencintai seseorang,hari ini kembali jatuh pada seorang gadis yang bahkan namanya tak ada dalam nama keluarga bangsawan manapun,yang artinya gadis ini hanyalah seorang rakyat biasa.

"Apa ia juga menyamarkan namanya sepertiku hyung?" Pikir sang pangeran lagi.Kemungkinan yang sangat besar.Tak mungkin kan seorang gadis cantik seperti Jisoo hanyalah seorang rakyat biasa?

"Bisa saja begitu pangeran,mengingat nama Jisoo tak mudah di temui di negeri Sapphire" ucap sang sekertaris setuju.

"Saya akan mencarinya lebih lanjut,pangeran sebaiknya tidur karena sudah terlalu larut,besok anda ada jadwal di pagi hari" Pangeran itu menyetujui usulan sang sekertaris,meskipun ia masih ingin mencari nama itu sampai menemukannya sendiri,namun matanya sudah tak bisa di ajak bekerja sama.

"Baiklah,tolong ya hyung"

"Apapun untukmu pangeran" Namjoon menunduk saat pangeran berdiri dari kursinya,lantas dirinya pun kembali mencari apa yang tuannya cari.

-

"Tidak mungkin kan aku membawa uang milik ibu secara terus menerus,aku harus melakukan sesuatu agar bisa menghasilkan uang untuk diriku sendiri" siang itu, Jisoo memutuskan untuk kembali keluar dari rumahnya.Untuk melakukan sesuatu yang menghasilkan uang.

Sampai di pedesaan,Jisoo mengikuti rombongan rakyat yang tengah membaca papan pengumuman.Di sana tertulis bahwa istana kekaisaran tengah mencari beberapa pelayan.

"Permisi,bagaimana cara mendaftarnya?" Semua orang di sana justru hanya terdiam melihat Jisoo sampai gadis itu salah tingkah sendiri.Kenapa orang-orang ini malah diam ketika ia tanya.

Jisoo tersenyum kikuk "A-anu,bagaimana cara mendaftarnya?"

"Ah,kau tinggal datang ke istana dan bilang ingin melamar kerja" Jisoo tersenyum mendengar jawaban itu,lantas bergegas pergi ke istana.Tempat yang belum pernah ia pijak selama hidupnya.

-

"Permisi,aku ingin melamar kerja" ucap Jisoo pada penjaga istana.

"Mari kuantar" Jisoo mengangguk,lantas melangkah melewati gerbang istana yang menjulang begitu tinggi dan terlihat sangat gagah.

Dalam setiap langkahnya,Jisoo tak bisa berhenti untuk tak takjub akan semua hal yang ada di istana ini.Semuanya terlihat cantik dan di tata rapi.Bunga mawar yang ada di setiap jalan.Apakah permaisuri kaisar negeri ini sangat menyukai bunga mawar?atau sang kaisar sendiri?atau bahkan putra kaisar?

Tak terasa,perjalanannya yang panjang untuk menuju ke tempat di mana perkumpulan pelamar kerja berkumpul terasa begitu singkat baginya.Ternyata cukup banyak gadis dan pemuda yang melamar.Tak heran karena istana kekaisaran yang membuka lowongan kerja.

Jisoo di suruh bergabung kesana.Mendengarkan arahan dari seorang wanita yang di sebut-sebut sebagai kepala pelayan.

"Kalian akan melalui beberapa tahap untuk lolos dan menjadi pelayan istana ini.Ujian pelayan akan dilakukan selama 3 hari berturut-turut,selamat berjuang" riuh tepuk tangan terdengar.Mereka begitu bersemanagat untuk lolos dalam ujian pelayan ini.Begitu pula dengan Jisoo,wajahnya tambah berseri semangat.

-

Disinilah Jisoo sekarang,berdiri di antara barisan ke 10 pelayan yang lolos sampai babak akhir. Jisoo juga tak tahu bagaimana ia bisa sampai di sini.Apakah semudah itu untuk masuk menjadi pelayan di istana?tapi banyak yang gugur walau baru babak pertama.Itu artinya Jisoo memang di takdirkan ada disini.

"Dan kau..."telunjuk itu terarah pada Jisoo,ia membeku.

"Kau hanya perlu mengikutiku" lanjut kepala pelayan bermarga Kim.

Akhirnya Jisoo dan 9 pelayan lainnya menunduk hormat.Mereka di antarkan ke kamar milik pelayan,di mana dalam satu kamar berisi 4 orang.

Jisoo hanya memiliki satu teman sekamar,karena hanya mereka yang tersisa.

"Na-namaku Lisa" gadis di depan Jisoo memperkenalkan diri dengan malu-malu,bahkan rona pipinya sangat ketara.

Jisoo mengangguk "aku Jisoo,mari berteman,kau terlihat lebih muda dariku" Jisoo bersemangat setiap kali mengenal orang baru.Apalagi gadis polos seperti Lisa,aaaa sangat menggemaskan.

"A-aku 15 tahun" Jisoo berjengit terkejut.Kenapa gadis 15 tahun sudah ada disini?

"Kau masih sangat muda,kenapa sudah bekerja?nanti tanganmu kasar,apalagi mencuci" ya, Jisoo ingat bahwa Lisa memiliki tugas untuk mencuci.

Lisa tersenyum,ia menggeleng lembut "tidak apa,sebelum kesini pun tanganku sudah kasar,aku kesini karena kabur dari rumah Ibu tiriku" jelasnya dengan wajah sendu,genangan air mata tercipta pada manik yang lebih muda.

Warna hati Lisa berubah-ubah,dari yang tadinya hitam penuh amarah dan dendam menjadi kelabu yang menyedihkan,lalu menjadi putih tulus.

Jisoo meraih tubuh yang lebih muda,ia bertekad mulai sekarang akan melindungi Lisa sebagai adiknya "jangan menangis,aku akan selalu disini untuk menjagamu" tangannya di bawa untuk menepuk-nepuk punggung yang rapuh itu.Gadis sekecil ini sudah melewati kehidupan yang amat berat. Jisoo tahu hanya dengan kata kabur dan Ibu tiri,anak ini tersiksa di rumahnya.

Sedangkan di balik tembok di balik semak,seseorang tengah tersenyum tenang.Ia akhirnya kembali mendengar suara ini,suara yang ingin ia dengar kembali setelah hari itu.Selama ini ia hanya dapat mengamati Jisoo yang sangat bersemangat menjalani ujiannya.

Menggemaskan,dan cantik,padahal rambut gadis itu hanya di ikat kuda dengan pita yang tak terlalu panjang.Tapi tetap saja tak ada yang dapat menandingi kecantikan Jisoo,apalagi dengan hati yang murni itu.Lelaki ini mendeklarasikan bahwa ia telah jatuh pada pesona milik gadis desa bernama Jisoo yang ingin ia kenal lebih lanjut dan ia lihat lebih lama.

"Terimakasih Bibi Kim" batin pemuda itu seraya tersenyum.

SAPPHIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang