18. Demam

11 3 0
                                    

Jam 3 dini hari,lonceng dari kamar Taehyung berbunyi,menandakan bahwa ia butuh pelayan sekarang.Dengan sangat terpaksa,Jisoo bangkit dari tempat tidurnya dan segera berlari ke kamar Taehyung,padahal kantuknya masih menguasai.

"Yang mulia pangeran—"

"Masuklah" Jisoo menghela nafas di depan pintu,gadis itu  matanya lebar-lebar.Lantas bergegas menghadap sang tuan.

"Ambilkan aku buku di atas meja" kenapa lelaki ini ada saja tingkahnya?jam 3 dini hari!

"Ini " tangannya terulur.

"Duduklah,lalu bacakan,aku sulit untuk tidur akhir-akhir ini" pangeran itu memejamkan matanya,dengan tangan sebagai bantalan.

Jisoo masih tetap berdiri "apa kau butuh obat?" Jisoo hanya hawatir,jam tidur yang tidak baik akan menganggu konsentrasi Taehyung esok harinya.

"Tidak,aku hanya butuh kau membacakan buku itu"

Jisoo akhirnya mengangguk "baiklah"gadis itu mulai membaca bukunya dalam posisi berdiri.

"Jisoo,aku sudah memerintahmu untuk duduk,kau akan kelelahan bila membaca sambil berdiri seperti itu" ucap Taehyung tanpa membuka mata. Jisoo langsung duduk di bawah tanpa alas apapun. Taehyung membuka kedua matanya karena tak mendapati gadis itu duduk disampingnya.

"Aku tak dapat mendengarmu bila kau duduk di situ" gadis itu langsung membesarkan suaranya.Membuat Taehyung menghela nafas panjang.Niatnya ingin tidur nyenyak malah bisa jadi ia tak tidur malam ini.

"Jisoo,duduk disini" Taehyung menepuk kasur yang kosong.

"Tapi—"

"Jisoo"

"Ya baiklah" gadis itu bangkit,lalu dengan perlahan mendudukkan dirinya di kasur yang sama dengan kasur milik Taehyung.

"Baca lah" Taehyung kembali memejam setelah memastikan gadis itu duduk di sana. Jisoo segera melanjutkan kegiatannya.Ia tak habis pikir kenapa pangeran seperti Taehyung yang sudah dewasa malah meminta untuk dibacakan cerita tidur dongeng seperti ini.Lucu.

Kali ini,kantuk kembali menguasai Jisoo,gadis itu mulai menyenderkan punggungnya ke kepala ranjang,lalu mulai memejam.

Tak mendengar suara lagi, Taehyung mengernyit,ia membuka kedua matanya.Lalu yang ia dapati adalah wajah bulat milik Jisoo dengan kedua mata yang terpejam damai.

"Kenapa jadi dia yang tidur?" Taehyung terkekeh,ia segera memiringkan tubuhnya agar dapat leluasa memandang wajah sang gadis.

"Apa ini yang selama ini dirasakan oleh Chanyeol dan yang lainnya?rasa ingin menjaga dan selalu ada di sampingnya?" Dengan berani, Taehyung mengulurkan tangannya untuk menyingkirkan beberapa anak rambut yang jatuh menutupi wajah gadis manis itu.

-

"Yang mulia—"

"Berhenti!jangan ada yang masuk" ucap Taehyung di balik pintu dengan suara pelan.Rupanya tentang ia tak bisa tidur semalaman nyata adanya. Taehyung tak tidur sampai pagi,bahkan sampai Bibi Kim datang untuk membangunkannya.

Jisoo belum bangun,gadis itu masih terlelap di atas kasur Taehyung.

"Yang mulia pangeran,anda di suruh menghadap yang mulia kaisar siang nanti"

"Hyung,apa ada jadwal di pagi ini?" tanya Taehyung pada sekertarisnya yang sudah pasti datang bersama Bibi Kim setiap pagi untuk memberitahu jadwal.

"Yang mulia ada jadwal untuk pergi ke—"

"Batalkan!sampai siang nanti,sampai selesai bertemu baginda,batalkan semuanya" potong Jaemin. Suga—sekertaris Jaemin itu hanya mampu mengangguk,ia tak pernah mau bertanya lebih lanjut,ia hanya perlu mengikuti perintah dari tuannya itu.

-

Menjelang siang, Jisoo masih tak kunjung membuka mata,padahal Taehyung sudah akan menemui sang baginda kaisar,tapi kenapa gadis itu belum juga bangun?

Taehyung sudah siap,ia hanya sedang meminum teh hangatnya,seraya menunggu gadis itu membuka mata.

Taehyung bangkit dari duduknya setelah menanggalkan teh yang ketiga miliknya,mendekati ranjang berniat untuk membangunkan gadis itu.Namun yang ia temui adalah wajah berkeringat milik Jisoo. Taehyung mengernyit,lantas dengan sigap mengecek suhu tubuh Jisoo. Panas,Jisoo demam. Dan kemungkinan paling besar kenapa Jisoo tak bangun juga sampai saat ini adalah, Jisoo pingsan.

"Jisoo..." Ia mengelap keringat yang memenuhi dahi gadis itu dengan sapu tangannya,lalu dengan segera menutup semua tirai dan menyelimuti gadis itu sampai ke batas dada.

"Yang mulai pangeran,sudah waktunya" ucap Suga dari luar.

"Bisa bawakan aku air hyung?dengan pengompres"

Suga sempat di buat bingung,apa tuannya sakit?tapi yang lebih penting adalah membawa air itu terlebih dahulu.

"Jangan masuk!" Cegah Taehyung saat pintu hendak di buka.

"Taruh saja di depan pintu,aku yang akan mengambilnya"

"Baik" Suga meletakkan mangkuk berisi air dingin itu di depan pintu.

Perlahan pintu itu terbuka,tak sepenuhnya.

"Terimakasih hyung,aku akan menyusulmu nanti" ucapnya seraya tersenyum dan membawa mangkuk itu ke dalam.

"Maafkan aku,kau pasti kelelahan dari kemarin" dengan telaten, Taehyung mengompres dahi gadis itu dengan lembut.Sudah beberapa menit ia lewati untuk mengompres gadis yang tengah memejam itu.

"Yang mulia pangeran,semuanya tengah menunggu anda" mendengar suara Suga kembali, Taehyung menghela nafas,belum ada tanda-tanda bahwa Jisoo akan membuka matanya.

"Iya hyung" dengan berat hati, Taehyung meninggalkan kamarnya.Lantas berpesan kepada dua kesatria yang menunggui kamarnya agar tak ada siapapun yang boleh masuk kedalam sana, siapapun tanpa terkecuali.

-

"Tae,jadilah putra mahkota bersama dengan Putri Jennie sebagai pendampingmu" ucap sang kaisar penuh wibawa dari atas singgasananya.

Taehyung menggeleng "tidak yang mulia,saya tidak mencintai putri Jennie"

Jennie yang hadir di sana pun tampak menundukkan kepalanya.

"Mohon maaf yang mulia pangeran,anggaplah ini sebagai pernikahan politik untuk menyelamatkan Kekaisaran"

Taehyung mengerutkan dahinya mendengar pernyataan dari Raja Avalorch itu "menyelamatkan? kekaisaranku bahkan baik-baik saja Raja Avalorch"

Raja dari Parthavous menggeleng "para bangsawan sudah curiga dengan tidak adanya yang mulia permaisuri selama beberapa bulan ini,sebaiknya anda naik takhta Pangeran,sebelum para bangsawan melaporkan hal ini ke menteri"

Taehyung meremat kursinya dengan kuat,ia tak suka dengan pernikahan politik dan semacamnya.Ia hanya takut akan menyakiti Jennie jika begini.Walau bagaimanapun Taehyung telah mengenal gadis itu sedari kecil.

"Ibu akan kembali minggu depan,tak perlu hawatir" ucap Taehyung membuat suasana kembali hening.

"Permaisuri di nyatakan kritis lagi tadi malam pangeran,entah kapan permaisuri akan kembali" gurat wajah kaisar berubah sendu.

"Bagaimana bisa?keadaan Ibu sudah membaik sejak beberapa minggu yang lalu,kenapa bisa jadi kritis lagi?itu tak mungkin Ayah" Taehyung tampak menggebu-gebu. Kaisar pun sama marahnya dengan Taehyung,padahal kondisi permaisuri sudah membaik sejak beberapa minggu yang lalu,tetapi tadi malam ia di beritahukan bahwa kondisi permaisuri kembali kritis.

"Bukankah bangsawan akan lebih curiga bila kita mengumumkan penobatan putra mahkota secara mendadak begini yang mulia kaisar?"setelah Duke Hwizardiour bertanya,keadaan menghening.Benar apa yang di katakan Duke,bangsawan malah akan lebih curiga dengan acara penobatan yang terbilang mendadak.

"Apa tidak sebaiknya kita umumkan pertunangan yang mulia pangeran dan juga yang mulia putri terlebih dahulu?" Usul Grand Duke dengan berani.

"Baiklah,kita lakukan pertunangan dulu minggu depan" ucap sang Kaisar pada akhirnya.Membuat Taehyung sedikit bernafas lega dan langsung menghilang dari pertemuan itu,menuju ke kamarnya.

SAPPHIRE Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang