Jennie pun bergabung malam itu.Hanya saja yang pertama ia temui adalah Chanyeol yang tengah menatap kolam begitu tenang.Gadis itu pergi untuk menghampiri pangeran dari Avalorch itu.
"Chanyeol?apa yang kau lakukan di sana?"
Mendengar suara familiar itu, Chanyeol tersenyum,ia mengayunkan tangannya agar Jennie mendekat dan duduk di sampingnya.
"Tak ada,hanya ingin menikmati angin malam" ucapnya seraya kembali memejamkan mata ketika angin menyapa wajahnya.
Jennie tanpa aba-aba menaruh kepalanya pada pundak sang pria.
"Jen,aku takut yang lain melihat" Chanyeol secara perlahan menjauh.Tak ingin jika yang lain melihat ia seperti ini.Nanti dirinya dituduh bermain licik dalam ajang merebut hati si gadis.
"Tak ada orang Chanyeol,lagipun,aku merindukanmu"gadis itu menatap wajah di sampingnya lamat-lamat,ia amat merindukan wajah ini.
"Kapan kau tiba?semuanya ada di dalam,masuklah,aku masih ingin ada di sini"
Jennie terdiam,kenapa sikap Chanyeol menjadi dingin sepeti ini?
"Aku sudah pulang sejak seminggu yang lalu,aku tak ingin memberi tahu kalian karena ingin memberi kejutan"
Chanyeol hanya diam mendengarkan,tak ada niat untuk menyela gadis di hadapannya.
"Chanyeol,ayo peluk aku" gadis itu merentangkan kedua tangannya,mengharapkan rengkuhan hangat milik Chanyeol.
"Jennie,aku menyerah padamu,aku menyerah pada cinta yang kuucapkan 12 tahun yang lalu"
Chanyeol tersenyum tenang,akhirnya ia dapat melepaskan sesuatu yang sangat ingin ia jaga sepanjang hidupnya.Meski sudah bertahun-tahun yang lalu ia bertekad,tetapi baru sekarang ia mengucapkannya secara langsung.Ia benar-benar rela sekarang.Biarlah dewa yang mengatur untuk selanjutnya.
"Kenapa?apa aku tak menarik lagi di matamu?apa selama 2 tahun ini kau telah menemukan gadis lain selain diriku?"
Chanyeol terkekeh, kepalanya menggeleng pelan "Jennie,kau selalu cantik di mata siapapun,begitupun denganku.Tapi..bukankah kau hanya mencintai Taehyung?tidak denganku dan yang lain" Chanyeol menatap sendu ke arah sang gadis.
Jennie menggeleng pelan "aku mencintai kalian semua"
Chanyeol terkekeh kecil "kau tak boleh egois Jennie,hatimu hanya satu,begitupun dengan pemiliknya,maka dari itu,aku akan mengalah pada pemilik hati yang akan kau temui nanti"
Chanyeol tersenyum lega,pada akhirnya ia mengucapkan kalimat yang telah ia latih selama 2 tahun.Memantapkan hatinya untuk melepas sang pujaan karena tak lagi ada harapan.
"Maafkan aku Chanyeol"
Chanyeol menggeleng lembut,lalu meraih punggung kecil itu untuk ia rengkuh.Rengkuhan dengan perasaan cinta yang terakhir,selepas ini ia hanya akan menganggap Jennie sebagai teman kecil.Begitupun dengan rengkuhan esok-esoknya,itu hanyalah rengkuhan seorang teman.
"Jangan meminta maaf,aku yang salah karena telah menaruh hati pada rumah yang sudah penuh penghuninya"
"Masuklah,disini dingin Jennie" lanjut sang pangeran. Jennie hanya mengangguk,lantas pamit untuk memasuki istana.
"Ternyata tak sesulit yang ku bayangkan,seharusnya kukatakan lebih cepat" Chanyeol tersenyum menatap bulan yang tampak berseri malam ini.
-
"Rupanya Putri Carvil sudah pulang" Seokjin merengkuh tubuh yang lebih muda.Ia bawa gadis itu ke depan yang lain.
"Hei,kapan kau pulang?" Kali ini Jaehyun yang memeluk tubuh itu. Jennie tampak sedih dan tidak bersemangat.
"Aku pulang satu minggu yang lalu,aku ingin memberi kejutan,dan kebetulan Kaisar mengirimkan undangan" jelasnya yang lantas duduk di samping Jaemin yang tengah fokus membaca buku.
"Kau selalu cantik" ujar Doyoung dengan senyum begitu ramah.Lelaki itu mendekat ke arah sang lawan jenis.Lalu di rengkuhnya tubuh itu untuk waktu yang lama.
"Apa selama 2 tahun Chanyeol menemui seorang wanita?" Tanya gadis itu tiba-tiba.Membuat semuanya mengingat-ingat sesuatu.
"Sepertinya tidak" ucap Jin yakin.Mengingat ia dan Chanyeol sering pergi ke perjamuan teh bersama-sama.Dan ya,selama 2 tahun ini Chanyeol tak pernah terlihat dekat dengan siapapun.
"Kenapa?" Eunwoo terlampau penasaran, sebenarnya apa yang Chanyeol perbuat sampai menimbulkan guratan sedih pada wajah sang pujaan hati.
"Dia menyerah" tanpa menjelaskannya pun,semuanya mengerti Chanyeol menyerah dalam hal apa.Tak pernah ada yang menyangka,cinta Chanyeol yang begitu lama berakhir hari ini.Pemuda itu juga yang pertama kali menyatakan cintanya pada Jennie,kali inipun Chanyeol yang mengakhirinya pertama kali.
"Syukurlah,sainganku berkurang satu" Jaehyun terkekeh,begitupun dengan yang lain yang mengangguk setuju.
"Keputusan Chanyeol bagus,kenapa harus mencintai orang serakah sepertimu" usai mengucapkan perkataan tajam itu, Taehyung meninggalkan ruangan dan pergi ke kamarnya. Jennie tampak menunduk. Taehyung salah,ia bukannya serakah,hanya saja, Jennie tak bisa memilih salah satu di antara mereka. Jennie tak mengerti,kenapa Chanyeol mengatakan bahwa ia hanya mencintai Taehyung?
"Tidak usah dipikirkan,kau tau sendiri bukan,Jaemin memang begitu sejak dulu" ujar Renjun menenangkan .Wonyoung hanya mengangguk.Lantas obrolan itu berlanjut hingga tengah malam.
-
"Charel!" Jisoo berlarian ke halaman,dirinya berniat untuk melihat langit tengah malam dengan diam-diam. Tapi saat melihat Charel,gadis itu menjadi lebih bersemangat.
Charel terkekeh,lelaki itu tadi tengah berjalan-jalan menikmati angin malam.
"Jangan lari dan jangan berisik" Jisoo ikut terkekeh saat sampai di samping pemuda itu.
"Apa aku terlalu berisik?" Bisiknya,keduanya berjalan beriringan,menikmati angin malam dengan wangi mawar di sepanjang jalan.Beragam jenis warna ada di sana.
Tapi semuanya tak lebih menarik dari warna hati sang lawan bicara bagi Jisoo, kelabu, Charel sedang sedih?
"Iya,kau selalu berisik"
"Charel?apa ada sesuatu yang mengganggumu?kau terlihat tak baik" Charel menghentikan langkahnya,memetik satu bunga mawar berwarna ungu.
"Aku baik-baik saja.Aku hanya merasa kosong setelah melepaskan sesuatu yang telah ku jaga selama ini" Charel tersenyum,ia menghadap ke arah Jisoo untuk menyematkan bunga berwarna ungu itu ke atas telinga sang gadis.
Jisoo mengangguk "apa kau sedih?atau lega?apa yang kau jaga selama ini telah menemukan penjaganya yang baru?kalau belum,sebaiknya kau kembali" Jisoo tak bodoh untuk tak mengerti.Teman pertamanya ini baru saja merelakan seseorang yang amat ia cintai,warna hatinya berubah seperti itu sekarang. Ungu,sama seperti bunga yang tadi Jake sematkan ke sela rambutnya.
"Aku sedikit sedih,tapi aku merasa sangat lega karena sudah benar-benar melepasnya. Jisoo,ia mempunyai banyak sekali orang yang akan menjaganya selain aku"
Jisoo menganggukkan kepalanya.Ternyata ia gadis dengan banyak cinta dan kasih sayang .Kasihan sekali wanita itu karena harus memilih.Apa ia bisa?apa wanita itu bisa memilih?
"Charel,kau sudah berusaha selama ini,pasti berat melepasnya setelah sekian lama" Charel tersenyum mendengar penuturan dari sang gadis.Benar,rasanya berat sekali sampai ia tak sadar bahwa air mata yang sedari tadi ia tahan luruh begitu saja.
"Kemari" Jisoo membuka tangannya lebar-lebar,bersiap untuk merengkuh pundak itu. Charel menghampiri rentangan tangan itu,ia rengkuh tubuh gadis yang rasanya sangat pas di lingkaran tangannya.
Untuk pertama kalinya,Charel menangis di depan seorang gadis yang menawarinya sebuah peluk hangat.
KAMU SEDANG MEMBACA
SAPPHIRE
FanfictionSAPPHIRE merupakan Batu nilam , Safir atau nilakandi (Bahasa Ibrani: ספּיר sapir) adalah bentuk kristal tunggal alumunium oksida (Al2O3), suatu mineral yang dikenal sebagai korundum yang memiliki berbagai warna. SAPPHIRE di sini adalah nama dari s...