Part 5 Membujuk istrinya

3.1K 68 0
                                    

"Dia membuat perjanjian dengan saya Pak, setelah saya punya anak nanti. Saya harus bercerai dengan Bapak, lalu anak yang saya kandung akan di urus dengan istri Bapak. Sepertinya, untuk soal anak saya nggak bisa di pisahkan dengan anak kandung saya sendiri." Adira pun menjelaskan semuanya kepada dosennya, kalau istrinya itu yang membuat perjanjian dengan dirinya. Jika dirinya sudah punya anak, dirinya pun harus berpisah dengan suaminya nanti. Dirinya hanya tidak mau dipisahkan dengan anak kandung dirinya saja.

"Astaga, saya nggak mau ada kata cerai. Saya nggak suka dengan itu," ujar Arya terkejut mendengar ucapan dari mahasiswanya yang benar saja dirinya harus berpisah dengan gadis itu jika sudah punya anak nanti.

"Terus gimana Pak?" tegur Adira menatap wajah dosennya dengan bingung. Kami berdua harus melakukan cara apa lagi.

"Nanti saya bicarakan lagi dengan istri saya," sahut Arya ingin berbicara dengan istrinya dulu, semoga istrinya itu mau merubah pernjanjian itu semua.

"Pilihan yang sangat sulit sekali, kalau saya menikah dengan Bapak lalu setelah punya anak bercerai dengan Bapak. Saya akan menjadi janda, nanti gimana kalau orang-orang sampai tahu coba. Saya juga nggak akan laku lagi dong," pikir Adira berpikir kalau dirimu sudah menikah dengan dosennya itu, lalu dirinya mempunyai anak dari dosennya itu sendiri. Kemudian kami berdua berpisah, dirinya pun akan menjadi janda. Tidak ada lelaki yang mau menerima dirinya lagi.

"Oh, jadi kamu mau jadi istri saya seumur hidup gitu?" goda Arya dengan menaikkan sebelah alisnya, apakah gadis itu memang ingin menjadi istri keduanya seumur hidup.

"Bukan gitu juga kali, saya juga nggak mau menikah dengan Bapak." Adira tak bermaksud berbicara seperti itu dengan dosennya, dirinya pun juga tak mau menikah dengan dosennya sendiri.

"Ok, sudah sampai." Arya memberhentikan mobilnya di depan rumah gadis itu.

"Makasih Pak, sampai ketemu lagi." Adira mengucapkan terima kasih kepada dosennya yang sudah mau mengantarkan dirinya sampai di depan rumahnya. Lalu dirinya segera turun dari mobilnya, melihat mobil milik dosennya sudah pergi dari depan rumahnya.

"Risa, aku mau bicara dengan kamu." Arya sudah sampai di depan rumah istrinya, melihat istrinya sedang berada di ruang keluarganya.

"Mau bicara apa Mas?" tegur Risa sembari mengerutkan keningnya menatap wajah suaminya dengan heran.

"Setelah aku menikah dengan Dira, aku nggak mau ada kata cerai. Apa lagi kamu sampai misahin Dira dengan anak kandungnya sendiri." Arya mengatakan kepada istrinya, setelah dirinya sudah menikah dengan gadis itu. Sampai kapan pun dirinya tidak akan mau bercerai dengan istri keduanya nanti. Apa lagi istri pertamanya itu sampai memisahkan anaknya dengan istri keduanya juga.

"Kenapa? Apa Mas cinta sama dia?" pikir Risa sempat berpikir kalau suaminya itu memang cinta dengan perempuan itu.

"Bukan seperti itu Ris, aku cuma kasihan dengan Dira." Arya masih belum mencintai gadis itu, hanya saja dirinya tidak tega memisahkan anaknya dengan ibu kandungnya sendiri.

"Nggak bisa, aku tetap mau kamu pisah dengan dia setelah punya anak." Risa tetap kekeuh tak mau menuruti keinginan suaminya, dirinya akan tetap ingin gadis itu berpisah dengan suaminya setelah punya anak nanti. Kemudian dirinya pun buru-buru pergi ke kamarnya tak mau mendengar alasan dari suaminya lagi.

"Ya ampun, susah sekali membujuk Risa." Arya mengusap wajahnya dengan kasar, dirinya sudah tidak tahu lagi harus membujuk istri keduanya bagaimana lagi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 10, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Derita Istri Kedua Dosen Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang