Pagi ini, Mashiho terlihat duduk termenung di atas tempat tidur miliknya.
Sudah terlewat tiga hari semenjak kejadian tidak mengenakan itu dan Mashiho menjadi lebih sering melamun di kamarnya.
Pikiran makhluk mungil itu kosong.
Dan Mashiho terlihat baik-baik saja, padahal sebenarnya tidak.
"Cio?", Yoshi memasuki kamar sang adik.
"O..oh, iya Kak, ada apa?", tanya Mashiho yang terlihat gelagapan.
"Ada yang pengen ketemu sama kamu"
"Siapa, Kak?"
Hyunsuk menampakkan dirinya di muka pintu kamar dan berjalan masuk menghampiri Mashiho.
Tangisan Mashiho seketika pecah saat melihat sosok Hyunsuk yang tersenyum kepadanya.
"Kak Hyunsuk", Mashiho bangkit dari posisi duduknya dan menghamburkan diri ke dalam pelukan Hyunsuk.
Yoshi yang mengerti jika kedua makhluk mungil itu membutuhkan waktu berdua akhirnya melangkah keluar kamar tak lupa menutup pintu.
"Kak Hyunsuk hikss hikss Kakak. Cio takut banget Kak", isak Mashiho.
"Nangis aja ya sayang, keluarin semua yang Cio rasain ke Kakak. Kakak di sini temenin Cio", Hyunsuk mengerti dengan apa yang saat ini tengah di rasakan Mashiho.
Hyunsuk pun dengan penuh kelembutan mengelus punggung Mashiho yang bergetar.
Dua puluh menit kemudian, Mashiho dan Hyunsuk sudah duduk bersila di atas tempat tidur milik Mashiho.
Tangisan Mashiho pun sudah mereda, makhluk mungil itu sudah terlihat lebih tenang dari sebelumnya.
Hyunsuk memperhatikan wajah Mashiho yang menatap lurus ke arah depan.
Lagi-lagi Mashiho melamun.
Melihat kondisi Mashiho sekarang, seketika Hyunsuk teringat pada keadaan dirinya dua tahun lalu.
Ia pun dulu seperti ini. Dari hari ke hari terus seperti ini sampai kemudian kondisinya semakin memburuk. Namun, tak akan Hyunsuk biarkan Mashiho menderita sama seperti dirinya dulu.
Hyunsuk membawa kedua tangannya untuk menggenggam jemari Mashiho.
"Cio sayang, coba lihat Kakak", ujar Hyunsuk lembut.
Mashiho mengangkat wajahnya untuk menatap Hyunsuk.
"Cio pikirin apa hmm?"
Dan jawaban yang di berikan Mashiho mampu membuat Hyunsuk tertegun.
"Cio udah kotor, Kak"
Dulu Hyunsuk pun seperti ini. Kata itu yang terus berputar di kepalanya hingga membuat dirinya terus menangis, tertawa dan berteriak sendiri di kamarnya.
Memikirkan dirinya sudah di kotori seperti ini membuat fisik dan mental nya tertekan.
Hyunsuk menangkup wajah Mashiho.
"Ga, sayang. Cio ga kotor. Jangan mikir kayak gitu! Dia ga sempat berbuat apa-apa sama Cio. Cio udah berusaha keras untuk melindungi diri Cio. Cio sama sekali ga kotor. Hapus pikiran kayak gitu. Buang pikiran itu jauh-jauh"
"Sayang, Kakak ngerti banget sama apa yang Cio rasain sekarang. Kakak berani bilang kayak gini ke Cio karena kita pernah ada di posisi yang sama. Tanamkan di kepala Cio kalau Cio itu sama sekali ga kotor. Cio itu manusia yang berharga dan banyak yang sayang sama Cio. Jangan pikirin hal buruk yang terjadi kemarin ya sayang. Lupain kejadian kemarin dan kubur kenangan buruk itu dalam-dalam. Coba lihat Kak Hyunsuk sekarang. Kakak baik-baik aja sekarang, begitu pun Cio. Kita ga boleh terpuruk sama masa lalu buruk yang terjadi. Kita harus bangkit. Kita kuat. Kita berhak di sayangi dan di cintai. Kita juga sosok manusia yang berharga"
KAMU SEDANG MEMBACA
[✔]𝐌𝐲 𝐈𝐜𝐞 𝐁𝐨𝐲
FanfictionPerjuangan Takata Mashiho untuk mencairkan tembok sedingin es yang di ciptakan Kim Junkyu. Warning GS!