Break Up

362 37 1
                                    

'Aku tidak bisa terus seperti ini'

Aku membaca sekilas pesan yang masuk dalam ponselku. Menghela nafas sedikit sebelum akhirnya menuliskan jawaban disana.

'Kenapa? Kau mau kita bagaimana?'

'Aku bingung, aku bingung harus memilih siapa di antara kalian'

Setetes air mata mengalir, cepat-cepat aku menghapusnya. Lagi-lagi aku memejamkan mata, sesak ternyata menjadi opsi bukan prioritas. Entah mengapa aku masih mempertahankannya.

'Aku tau, posisi kita pasti sulit. Tapi, tidakkah kau berpikir kita sudah sejauh ini? Sudah banyak hal terjadi, apakah tidak bisa kita tetap berjuang bersama? Bukankah kita sudah berjanji, begitu kan sayang.. '

Bibirku rasanya mengatup keras, panggilan itu serasa hambar dirasa karena tak dapat balasan sejak seminggu yang lalu.

'Aku tidak bisa, aku lebih menyayangi ibuku. Aku tidak bisa melanjutkan, akan sulit untuk kita'

Hidup penuh dengan kejutan, hatiku teriris nyeri. Ternyata aku merasakannya lagi, tapi ini di level dewasaku.

'Kenapa kau semudah itu?'

'Aku tidak bisa, apapun yang dipaksa tidak akan pernah mudah'

Itu memang benar adanya, hanya saja. Mengapa pria yang kucinta tidak bisa juga melihat dari sudut pandang ku?

'Kita harus bertemu lebih dahulu, aku tidak bisa jika harus seperti ini'

'Mengertilah, tolong jangan paksa aku'

'Apa kau tidak sayang padaku?'

'Aku bukan tidak sayang, aku menyayangimu. Tapi ibuku-'

Demi Tuhan, air mataku bahkan sudah sangat deras mengalir. Emosiku tentu terpancing.

'Kau jahat sekali padaku? Apakah aku tidak seberharga itu? Apakah selama ini janji-janji itu tidak pernah ada? Apakah kau melupakan secepat itu tentang hubungan kita, apakah kau lupa bagaimana kau ingin sekali berjuang bersamaku? Ternyata perjuanganku sia-sia, ternyata kau tidak lebih dari pengecut dan brengsek-'

Aku menangis sesenggukan, patah hati terhebat memang ketika kau mengharapkan seseorang yang justru tidak memilihmu.

'Aku bingung, aku tidak tahu bagaimana harus bersikap. Tapi mungkin ini yang terbaik untuk kita, kita sudah jauh, sudah banyak hal yang terjadi, tapi aku tidak bisa jika ibuku tidak merestui, aku ingin mendapatkan pasangan yang ibuku juga menerimanya'

Semakin diteruskan, justru kalimat-kalimat yang ia susun kepadaku semakin menyakitiku. Aku menyudahi berkirim pesan dengannya, menangis tersedu di dalam kamarku.

Hidup selalu mengejutkan diriku, rasanya baru kemarin aku merasa begitu berharga, menjadi wanita pilihannya. Berbagi kebahagiaan dengannya, rasanya begitu tidak menyangka. Pria yang kau hormati dan doakan kehidupannya justru memilih mundur. Seketika dunia hancur, kau bahkan tidak bisa mendeskripsikan bagaimana perasaanmu sekarang.

"Kenapa Tuhan? Kenapa harus aku kembali?" Suaraku nyaris hilang, aku meronta tidak karuan.

"Sakit sekali rasanya hikh-"

Hari itu, hatiku hancur, lebur menjadi satu, dan pecah berserakan-

-Lily Reina

🌹🌹

Heiii how are you?
Aku minta maaf sekali baru menyapa setelah beberapa bulan berlalu,
Aku rindu kalian
Aku tidak tau kapan akan melanjutkan M&A lagi, tpi doakan biar ada mood buat nglanjutinnya balik lagi..

But now, aku mau sedikit bikin cerita berbeda
Mungkin sedikit berbagi pengalaman diri sendiri dan juga pengalaman orang lain dicerita ini hehehe

Katanya luka itu bisa kita ekspreksikan lewat tulisan bukan?
Hehehe

Katanya luka itu bisa kita ekspreksikan lewat tulisan bukan? Hehehe

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
A Journey Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang