2. Sebutan Malaikat

87 28 0
                                    

Wajahnya tanpa ekspresi sangat berbanding terbalik dengan aura yang ada di sekitarnya. Semua orang tampak bahagia mendandaninya dan segala pujian terdengar di indra pendengarannya.

Anda memang sangat cantik!

Rambut anda sangat lembut Putri!

Tubuh Anda yang ramping adalah impian para gadis!

Kulit Anda seputih salju!

Itu adalah sanjungan yang tidak seharusnya ia dapatkan. Apa lagi ketika sebuah sanjungan kata cantik yang tersematkan padanya.

Tidak! Bagaimana bisa dia di sebut sebagai cantik padahal ia sangat menyadari kejantanannya. Apa lagi setiap sanjungan ada juga kata Putri yang terucap.

Yah benar!

Itulah penampilannya saat ini.

Ia sangat menyadari bahwa jenis kelamin miliknya sebelumnya adalah laki-laki. Ia bahkan sangat menyanjung tubuh dan penampilannya yang sangat macho dulu. Dan bukannya tubuh kurus dengan kulit yang sangat lembut, seakan tidak pernah tersentuh oleh senjata tajam.

Apa lagi wajah yang ada di depannya jelas-jelas bukanlah wajah dirinya.

Memang benar wajah di depannya sangat cantik dan rupawan. Ia saja sebagai laki-laki langsung jatuh cinta pada wajah itu, karena wajah yang ada di depannya sangat indah. Tipe-tipe gadis incarannya selama ini.

Hanya saja, mengapa dia yang memiliki wajah itu? Kemana perginya wajah sangar yang punya bekas luka miliknya? Kemana rambut hitam legam yang selalu ia mainkan itu ketika sedang menarik perhatian seseorang? Mengapa ada rambut putih silver di depannya? Tidak hanya itu saja, rambut putih itu menjuntai sangat panjang.

Ini adalah hari ke delapan ia merasuki tubuh gadis ini. Gadis yang bernama Arella Diantha. Arella adalah putri satu-satunya dari keluarga Duke Diantha, yang kerap sering di sebut malaikat kekaisaran Eros.

Tidak ada yang bisa menandingi kecantikan gadis itu. Tidak hanya cantik, Arella juga memiliki sikap yang sangat lemah lembut dan sopan. Arella tidak pernah memperlakukan orang yang statusnya berbeda dengan gadis itu dengan rendah. Bahkan para rakyat biasa, Arella masih memperlihatkan kesopannanya. Sehingga semua orang sangat senang ketika gadis itu di angkat sebagai Putri Mahkota. Arella lah yang paling sempurna untuk menduduki posisi itu.

Yah walaupun hampir semua orang menyayangkan sikap Putra Mahkota yang sangat bajingan. Laki-laki itu dengan terang-terangan memperlihatkan dirinya yang suka menghabiskan waktu bersama para gadis lain. Putra Mahkota dengan jelas menekankan bahwa ia tidak bisa hidup hanya dengan satu gadis saja. Namun Arella yang baik hati menerima kebutuhan laki-laki itu yang ingin menghabiskan waktu bersama banyak gadis.

Tukk

Arlnod melempar tangkai bunga yang ada di tangannya dengan kesal. Orang yang ia rasuki bukanlah orang baik, melainkan orang bodoh yang mau saja di permainkan. Dan Arlnod membenci fakta itu, karena sekarang dirinya lah yang merasuki orang bodoh itu.

Lalu, sesosok malaikat?

Mana bisa Alrnod menjadi sesosok seperti itu. Sejak awal, ia bahkan tampak seperti monster dan hobbynya bahkan membunuh orang. Satu-satunya malaikat yang punya hobby sepertinya adalah malaikat maut. Jika menjadi sesosok itu, Arlnod yakin ia bisa memerankannya.

Huhh....

Menghela napas kesal, Arlnod jadi resah sendiri.

Jujur saja, ia tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya hingga ia berada di tempat ini. Tempat ini adalah dunia yang sangat berbanding terbalik dengan dunianya dulu. Tidak ada teknologi canggih yang bisa ia temukan disini, malah sebaliknya, dunia ini di penuhi dengan sihir. Sihirlah yang membuat dunia ini masih berjalan seperti biasanya. Dan karena itu lah, ia menyadari bahwa ia bisa mendengar suara dari makhluk hidup yang memiliki bayangan. Ia bisa mengerti apa yang di katakan oleh binatang yang ada di sekitarnya. Ia bisa mendengar suara tumbuhan disekelilingnya. Walau sudah seminggu berlalu, ia masih tidak terbiasa dengan suara yang ada di sekelilingnya.

Dan ketika ia bertanya pada orang-orang mengenai keanehan itu, mereka malah mengatakan bahwa Arella memang benar-benar sangat terberkati. Tak ada jawaban yang ia inginkan dari semua respon orang lain.

Lalu, kepalanya juga tidak henti-hentinya memikirkan ibunya. Apa kabar ibunya sekarang? Apakah ibu nya sangat sedih karena ia tinggalkan? Arlnod benar-benar sangat kebingungan sekarang. Ia bahkan tidak tahu penyebab ia mati karena ingatan terakhinya sangat samar-samar.

Tok tok tok

Ketukan pelan dari arah pintu kamar Arella, menarik perhatian laki-laki itu. Ia menoleh dan mendapati Zoe, kepala pelayan keluarga Diantha, yang kini sedang berjalan menuju arahnya.

"Putri, maaf mengganggu. Saya ingin mengingatkan bahwa sekarang adalah jadwal tea time Putri dengan saudara dan saudari anda" ucap Zoe.

Arnold mengangguk.

Walau masih sangat kebingungan karena tidak mengetahui apapun, pada akhirny ia memutuskan untuk mengikuti alurnya saat ini. Seperti menjadi seorang Arella yang asli.

"Mereka semua sudah menunggu anda, Yang Mulia" ucap Zoe lagi.

Bagi keluarga Diantha, posisi dan status Arella lah yang paling tinggi. Tidak hanya menjadi satu-satunya keturunan yang terdaftar di keluarga Diantha yang memiliki pengaruh paling besar untuk mewariskan gelar Duke, Arella juga seorang Putri Mahkota yang suatu saat akan menjadi seorang Permaisuri dan ibu semua penduduk kekaisaran Eros.

Dengan gugup, Arlnod berjalan mengikuti langkah Zoe dari belakang. Ini kali pertamanya berhadapan dengan orang banyak, selain para pelayan yang memang tidak boleh ikut campur atas keanehan dari majikannya. Namun situasi kali ini berbeda, lantaran ada sepupu dan keponakan Arella yang bisa menyatakan pendapat mereka tentang Arella yang mereka temui.

Zoe membawanya menuju bangunan yang berisi kebun keluarga Diantha. Tempat itu sangat luas dan berisik, lantaran ia bisa mendengar suara tanaman-tanaman yang ada disana. Tidak hanya itu, tempat itu juga sangat menyengat lantaran aroma bunga dari taman itu.

Ruangan yang tadinya berisik, seketika langsung senyap, termasuk suara dari tanaman-tanaman yang ada disana. Dan ketika Zoe sudah memberitakan kedatangannya, perhatian semua orang kini mengarah padanya.

Dengan anggun, Arella berjalan menuju kursi di kepala meja. Karena sebagai tuan rumah, ia harus memberikan sepatah kata sebelum acara tea time benar-benar di mulai.

Dalam sekali lihat, Arnold langsung bisa menilai beberapa orang dari cara orang tersebut menatapnya. Beberapa orang menatapnya penuh kekaguman, namun beberapa orang itu hanya ingin terlihat baik. Ada juga orang yang menatapnya dengan sinis. Walau begitu, Arnold berusaha tidak terlalu memikirkan respon orang-orang, karena sekarang ia sibuk untuk menjadi sesosok Arella.

Tbc

The EndTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang