Pagi ini, mansion keluarga Diantha dihebohkan dengan kereta kuda yang ber cap lambang kekaisaran. Tampaknya, Putra Mahkota dengan sengaja mengirimkan kereta kuda itu untuk menjemput Arsella, agar mereka bisa sarapan bersama.
Tidak seperti semua orang yang tampak senang, Arsella malah sangat kesal karena ia diingatkan bahwa ia sudah memiliki tunangan. Jati dirinya yang seorang laki-laki menentang keras fakta ini. Bagaimana dia bisa bertunangan dengan laki-laki, padahal sangat menyadari jati dirinya?
Dan karena itulah, selama perjalanan menuju istana pria itu, wajah Arsella tampak sangat kesal.
Perjalanan yang mereka tempuh tidak membutuhkan waktu lama, lantaran jarak mansion keluarga Diantha cukup dekat dengan kekaisaran.
Pagi itu, istana tampak sangat ramai oleh ksatria. Dan selama perjalanan mencapai istana milik Putra Mahkota, Arsella bisa menangkap pembicaraam para ksatria yang tampaknya akan berangkat sebentar lagi menuju daerah Utara kekaisaran.
Tampaknya kekaisaran ini sedang kewalahan membasmi para monster yang terus meningkat. Arsella sendiri cukup terheran-heran mendengar fakta itu karena sesaat ia melupakan fakta bahwa dunia ini menggunakan sihir. Sehingga bukan menjadi hal yang tidak mungkin jika ada monster disini.
Tanpa sadar karena terlalu memikirkan cara kerja dunia ini, Arsella sudah sampai ke istana milik pria itu. Seorang yang mengaku sebagai kepala pelayan membawanya menuju kamar pria itu.
Dan lihat apa yang terjadi ketika Arsella membuka pintu kamar itu...
Putra Mahkota yang dikatakan sebagai tunangannya sedang melakukan hubungan intim dengan seorang perempuan yang tidak ia kenal. Tidak hanya sampai disitu saja, Putra Mahkota malah menyeringai ketika mendapati Arsella baru saja menangkap basah pria itu.
Apa yang seharusnya seorang Arsella lakukan, pikir Arnold?
Karena tidak tahu jawabannya, Arsella melakukan dengan cara Arnold sendiri. Tanpa terganggu sedikitpun, gadis itu memutuskan untuk duduk di salah satu sofa yang ada di ruangan itu. Sebelumnya, ia membiarkan pintu kamar pria itu terbuka, agar bukan hanya dirinya saja yang bisa menikmati tontonan asyik itu.
Dengan santai, Arsella menonton aksi putra mahkota. Yah anggap saja saat ini sedang menontom film por*o sekarang, pikir Arnold santai.
Lagi pula, di tempat asalnya tinggal, penampakan seperti ini sudah hal yang sangat lazim disana. Tidak seperti disini, yang masih mentabukan hubungan seperti itu.
Dengan perlahan, wajah putra mahkota berubah kesal, lantaran tak mendapatkan emosi yang ia harapkan dari tunangannya. Sebaliknya, tunangannya menatap perbutannya dengan santai, seakan apa yang ia lakukan sekarang tidak menyakiti gadis itu.
"Mengapa tidak dilanjutkan?" Tanya Arsella akhirnya membuka suara.
Wajah Putra Mahkota semakin kesal ketika mendengar ucapan itu. Tidak hanya Putra Mahkota saja yang kesal, gadis yang ada di bawah laki-laki itu juga tak kalah kesal. Bagaimana bisa permainan mereka berhenti ketika ia masih belum mendapatkan pelepasan?
"Hei, kau gadis yang ada di bawah, kau tampaknya tersiksa disana" ucap Arsella sambil terkekeh dengan mesum. Pada dasarnya, Arsella adalah Arnold yang merupakan seorang laki-laki normal.
"Kasihan sekali nasibmu! Bagaimana barang sekecil itu bisa memuaskanmu" ucap Arsella lagi, tanpa memperhatikan ekspresi tunangannya. Wajah Putra Mahkota semakin memerah. Entah memerah karena marah atau memerah karena malu, Arsella tidak tahu. Namun yang jelas, ekspresi itu sangat memuaskan untuk Arsella. Ini pembalasan sempurna karena pria bajingan itu sudah membuatnya sangat kesal padahal hari masih pagi.
Setelah puas mempermalukan Putra Mahkota, Arsella memutuskan untuk pulang. Sembari menunggu kereta kudanya datang, gadis itu memutuskan untuk berjalan-jalan sedikit.
Kakinya melangkah dengan enteng menuju taman milik istana Putra Mahkota. Taman itu sangat sepi, sehigga Arsella bisa menikmati waktu sendirinya.
Namun sayangnya, di tengah perjalanannya, ia hampir terjungkal karena baru saja menabrak sesuatu yang ada di bawahnya.
Dan alangkah terkejutnya ketika sesuatu yang hampir ia tabrak adalah sesosok manusia.
Apa ini? Mengapa ada seorang yang tergeletak di tempat sepi seperti ini, pikir Arsella.
Dia sudah mati...
Dia mati, manusia...
Dan hanya kalimat-kalimat itu saja yang sedari tadi ia dengan dari tumbuhan yang ada di sekelilingnya.
Menatap tak percaya, Arsella mendekatkan diri. Tangannya mencoba menyentuh denyut nadi yang ada di pergelangan tangan orang itu dan benar saja, Arsella tidak bisa menemukan denyutannya.
Panik, Arsella mengguncang tubuh orang itu.
"Woy, bangun!!" Panggil Arsella masih sambil mengguncang tubuh orang itu. Namun tidak ada pergerakan apapun yang ia lihat.
Arsella semakin panik. Namun tiba-tiba saja suasana pagi yang tadinya cerah tiba-tiba menggelap. Dan sesuatu yang terlihat seperti asap hitam keluar dari tubuh orang yang tergeletak di depannya.
Panik, Arsella mundur beberapa langkah.
Ia tidak tahu apa yang sedang terjadi. Karena dari ingatan Arsella sebelumnya, hal seperti ini tidak pernah terjadi.
Gumpalan asap hitam itu semakin membesar sebelum akhirnya membentuk tubuh sesosok manusia.
Gadis itu semakin ketakutan, karena sesosok yang terbentuk di depannya sama persis dengan orang yang tergeletak di tanah yang tak jauh darinya. Ini kali pertama Arnold ketakutan selama ia hidup. Tak pernah sekalipun ia dihadapkan pada kondisi yang tidak logis seperti ini.
"Siapa kau?" Arnold akhirnya memberanikan diri membuka suara.
Gumpalan asap itu menunduk, membuat posisi berlutut. Matanya yang berwana merah, semakin membuat gumpalan asap itu semakin menyeramkan.
"Yang Mulia, Pemilikku!" Ucap gumpalan asap itu. "Terimakasih telah membangkitkan ku dan menjadikan hambamu menjadi pengikutmu. Tolong berikan saya nama Yang Mulia" ucap gumpalan itu.
Apa sih sebenarnya yang terjadi? Arnold benar-benar tidak mengerti.
Ia membangkitkan? Dengan cara apa?
Pemiliknya? Apakah ini salah satu power hebat yang dimiliki oleh Arsella, tubuh yang ia rasuki?
Walau tidak menggerti apa yang sedang terjadi, Arsella mencetuskan sebuah kata aneh.
"Polusi!" Entah bagaimana, asap hitam itu mengingatkannya tentang polusi yang selalu menutupi kota kelahirannya.
"Polusi? Nama yang sangat agung dan hebat. Mulai saat ini, saya polusi akan menjadi bawahan anda yang paling setia" ucap gumpalan asap itu sebelum akhirnya gumpalan asap itu berubah bentuk menjadi sebuah bayangan hitam. Tidak hanya bentuk asap itu yang berubah, penampakan sekelilingnya juga kembali seperti semula. Yang berbeda hanyalah ada sebuah bayangan yang kali ini tampak seperti arwah dari jenazah yang tergeletak di depannya.
Terdiam sejenak, Arsella tiba-tiba menyimpulkan jenis kekuatan dari tubuh ini. Tidak hanya bisa mendengar suara dari makhluk hidup saja, Arsella tampaknya bisa mengendalikan arwah orang mati? Jika benar, seharusnya Arsella tidak disebut sebagai malaikat suci, melainkan malaikat pencabut arwah.
Hahhh
Arnold hanya bisa menghela napas lelah. Lelah dengan kehidupan Arsella yang merepotkan.
Tbc
KAMU SEDANG MEMBACA
The End
Fantasy#Musim Kedua Arnold, adalah laki-laki yang dengan bangga menyebutkan dirinya sebagai laki-laki macho. Tubuhnya yang berotot serta wajahnya yang cukup menyeramkan sangat mendukung untuk pekerjaanya yaitu sebagai salah satu kepala pemimpin dari organi...