***
Renjun memasuki kamarnya dengan perasaan yang aneh
Ia masih mengingat semua perkataan mark tadi
Rasanya hatinya sakit sekali
Ia duduk di ujung kasur sambil menatap keluar jendela
"Kenapa gue yang salah?" Gumamnya pelan
Padahal renjun selalu berusaha keras menjadi yang terbaik
Kenapa selalu ada cela untuk membuatnya terlihat gagal?
Ia juga tidak pernah meminta lahir duluan?
Kenapa mark menyalahkannya atas kesalahan saudara saudaranya?
"Ssshhh" Renjun mendesis pelan saat perutnya kembali terasa sakit
Setelah menjalani hari yang sibuk dan berat renjun bahkan lupa untuk makan
Tubuhnya benar benar lemas sekarang, bahkan untuk mengganti baju saja ia tidak sanggup
Walau begitu renjun tidak pernah mau tidur dengan tubuh yang kotor
Ia berjalan sedikit tertatih ke kamar mandi untuk membersihkan diri
Bahkan setelah sesi bersih bersih pun renjun masih terus terngiang perkataan mark
Rasanya malam ini ia lalui dengan sangat panjang
Selain tidak bisa tidur karena perkataan mark, perutnya juga sakit bukan main
"Sialan" gumam renjun kesal
***
Keesokan paginya haechan, jeno dan jaemin sudah berkumpul di meja makan dan memakan lontong yang tadi mark beli di depan komplek
"Renjun kenapa belum turun?" Tanya mark
Ketiganya menggeleng tanda tidak tahu
"Ck, nanti telat gimana" ujar mark kesal lalu berjalan menaiki tangga
"Renjun" panggil mark sambil memasuki kamar renjun
"Loh? Kamu kenapa?" Tanya mark heran melihat renjun yang tengah duduk bersandar di kasurnya
"Gapapa" jawab renjun pelan
Jelas sekali anak itu berbohong, bibirnya pucat dan keningnya dipenuhi bulir bulir keringat
"Ren? Kenapa? Kamu sakit?" Tanya mark sambil menyentuh kening renjun
Tidak hangat, namun wajah renjun sangat pucat
Renjun menggeleng lalu bangkit dari kasurnya
Ia berjalan perlahan untuk mengambil tasnya
"Kalau sakit gausah sekolah" ujar mark
"Gue ada rapat" ujar renjun lalu keluar dari kamar
"Ren, sarapan dulu" ujar mark saat renjun sudah di lantai satu
"Di sekolah aja" ujar renjun
***
Renjun berbohong, ia tidak sempat sarapan di sekolah, ia bahkan tidak sempat untuk belajar
Karena sesampainya di sekolah ia langsung ke toilet karena perutnya yang sangat sakit
Dan sekarang sudah kelas kedua dan renjun masih berusaha memuntahkan isi perutnya
Ia hanya memuntahkan cairan bening karena perutnya kosong
"Ngghhh" erangnya sakit karena ia terus merasa ingin muntah padahal sudah tak ada lagi yang bisa ia keluarkan
Ia terus menekan perutnya yang terasa sakit
Bahkan kepalanya terasa sangat sakit karena menahan sakit di perutnya
Tok tok tok
"Halo? Siapa ya di dalem? Kenapa muntah muntah? Sakit ya?"
Renjun menyandarkan tubuhnya di dinding bilik
Ia bersyukur karena ada orang yang masuk ke toilet karena rasanya ia sudah tidak sanggup lagi
"Haloo? Lo ga pingsan kan?"
Renjun mencoba sekuat tenaganya untuk membuka pintu toilet dengan sisa siaa tenaganya
Beruntung ia bisa membukanya
"Tolong" hanya itu yang bisa renjun ucapkan
"RENJUN"
Renjun baru sadar bahwa yang sedari tadi memanggilnya adalah jaemin
"Ren? Kenapa? Astaga lo kok pucet banget?" Ujar jaemin cemas
Ia langsung membantu renjun duduk saat badannya hampir merosot
"Gue udah ga kuat... sakit banget" ujar renjun pelan karena perutnya sakit
Jaemin benar benar panik, hanya satu nama yang muncul di benaknya
Ia segera mengeluarkan ponselnya namun ternyata ia tidak menyimpan nomor mark
Rasanya jaemin benar benar takut, air matanya mengalir begitu saja
"Renn... gue harus apa"
Renjun menatap jaemin dengan mata sayunya
"Jangan nangis" ujarnya pelan
"Gue gapunya nomor abang, gue harus apa" ujar jaemin dengan nada bergetar
"Ke uks dulu yuk" ujar renjun berusaha selembut mungkin agar si bungsu tidak semakin menangis
"Tapi gue gabisa gendong lo" ujar jaemin kembali menangis
"Telfon jeno atau haechan dulu aja... gapapa, gue masih kuat kok" ujar renjun benar benar lembut
Jaemin masih menangis, ia segera membuka hpnya lagi dan menelfon jeno
***
Tok tok tok
Seluruh atensi kelas mark beralih kearah pintu kelas
Mark mengernyitkan dahinya melihat haechanlah yang mengetuk pintu kelas mereka
"Permisi buk, saya mau manggil abang saya"
"Untuk apa? Pelajaran sedang berlangsung, kamu gabisa seenaknya ya"
"Tapi saudara saya pingsan buk" ujar haechan dengan nada bergetar
Jantung mark rasanya benar benar diuji belakangan ini
Ia langsung bangkit dari duduknya
"Buk, saya permisi dulu" ujar mark tanpa perduli jawaban dari sang guru
Ia berlari bersama haechan menuju uks di gedung smp
"Siapa yang pingsan?"
"Renjun"
Sial, seharusnya mark sadar kalau sejak tadi pagi renjun tidak baik baik saja
Saat ia sampai di uks rasanya kakinya semakin lemas melihat kondisi renjun
"Abang" lirih jaemin yang masih menangis
"Ini kenapa?" Tanya mark cemas
"Kita lagi panggil ambulance bang, harus dibawa kerumah sakit" ujar petugas uks
Mark semakin pusinh rasanya, terlebih lagi melihat renjun yang harus memakai selang oksigen
"Udah jangan nangis dulu" ujar haechan yang kesal melihat jaemin terus menangis
"Gimana bisa!" Ujar jaemin kesal namun tetap menangis
Pintu uks terbuka dan menampilkan satu lagi petugas uks lainnya
"Ambulancenya datang"