***
Hari ini haechan berniat membalaskan dendam si bungsu
Ia tidak akan pernah mau diajak berkompromi soal ini
Dengan mudah anak itu mengetahui dimana biasanya para berandalan itu berkumpul
Ia sudah sangat siap jika harus ribut dengan tiga atau lima orang
Namun langkahnya terhenti saat berada di depan jendela gudang
Badannya mematung melihat apa yang terjadi di dalam
Ia bisa melihat punggung lucas yang berdiri menjaga pintu dan sedang memperhatikan mark yang sedang memukul para berandalan itu
Haechan benar benar tidak menyangka melihat mark melakukan itu
Ia memundurkan langkahnya namun dengan ceroboh ia malah menabrak sapu sapu yang ada disana
Lucas yang pertama menoleh, ia segera memanggil mark saat tau haechan ada disana
"Mark, adek lo"
Mark menghentikan aksinya lalu segera berbalik sedangkan haechan hanya berdiri mematung disana
"A a abang" ujar haechan saat melihat mark meluar dari gudang
Mark mendecak kesal, ia lupa kalau haechan pasti juga ingin menemui anak anak itu
"Lo duluan aja, mereka biar gue yang urus" ujar lucas
Mark mengangguk lalu membawa haechan pergi dari sana
Haechan tak tahu harus melakukan apa sehingga ia hanya menurut saat di bawa ke toilet di gedung sma
"Ngapain tadi kesitu?" Tanya mark sambil mencuci tangannya
Haechan hanya menggeleng pelan
"Mau mukulin mereka?" Tanya mark namun haechan tetap hanya diam
"Kalo kamu fikir gaada yang bisa lindungin kalian karena abang larang buat berantem, kamu salah"
Haechan hanya menatap mark dari pantulan cermin
"Abang yang bakalan ngelindungin kalian, dan abang gaakan biarin satu pun anggota keluarga abang celaka, ngerti?" Ujar mark sambil berbalik
Haechan mengangguk tanda mengerti
"Jadi anak baik aja ya" ujar mark sambil mengelus rambut haechan
"Selama ada abang, kamu gaperlu takut"
Rasanya dada haechan menghangat mendengar perkataan mark
Selama ini ia tidak pernah menganggap keluarganya penting
Ia bahkan tidak pernah perduli dengan keluarganya
Namun semenjak kedatangan mark semua berubah
"Makasih bang"
"Abang yang makasih karena kamu udah mau maafin abang"
Haechan terdiam mendengar perkataan mark
"Maaf kalo abang gaada waktu kalian masih kecil ya? Bukan abang yang mau"
Haechan seperti tertangkap basah rasanya
Ia memang benci mendengar kabar bahwa mark akan kembali kerumah
Ia merasa bahwa mark jahat karena tinggal sendirian dengan adik papanya
Mark bisa menikmati hidup dengan hangatnya keluarga, berbanding terbalik dengan mereka yang harus tumbuh dengan sendirinya
"Abang janji, abis ini gaakan ninggalin kalian lagi" ujar mark membuat mata haechan berkaca kaca
Mark mengernyitkan dahinya melihat mata haechan berkaca kaca
Haechan menggigit bibir bawahnya menahan tangisnya dan menatap mark sambil berusaha menahan isakannya
"Eh? Kok nangis?" Tanya mark yang malah membuat air mata haechan luruh begitu saja
"Eh? Kenapa?" Tanya mark panik
Haechan menggeleng lalu segera menghapus air matanya
Mark terkekeh lalu mengusak rambut haechan gemas
"Ternyata jagoan ini cengeng juga ya" ledek mark
"Engga!" Ujar haechan kesal lalu menghapus air matanya
"Masasiiihh?" Ledek mark
"Engga! Apaansih!"
"Utututu adek abang... cengeng banget" ujar mark gemas
Haechan mencebik kesal lalu mendorong mark agar menyingkir dari hadapannya
Ia berjalan ke wastafel lalu segera mencuci wajahnya
"Ngambeeek" ledek mark lagi
Haechan mendengus sebal lalu menggosok wajahnya kuat
"Iya iya, jangan ngambek gitu, ga di ledekin lagi" ujar mark
"Nyenyenye"
"Dih ngeyel" ujar mark gemas sendiri melihat haechan yang terlihat kesal
"Ayo ke kantin, abang jajanin" ujar mark
"Bisa jajan sendiri" ujar haechan yang mengubah nadanya menjadi ketus
"Yakin nih? Yaudahh" ujar mark masih senantiasa menggoda haechan
Haechan menarik tissue yang ada di sampingnya dengan kasar membuat mark semakin gemas karena haechan yang terlihat masih ngambek
"Udah ayo, sebagai suap supaya kamu ga ceritain ke yang lain soal yang tadi" ujar mark langsung merangkul haechan dan membawanya pergi ke kantin
***
Sesampainya di kantin haechan hanya mendengus saat mark memberikannya sari roti dan susu
"Makanan apaan kaya gini, ga laki banget" dumel haechan
Soalnya ia dan teman temannya sering sekali meledek anak cupu di kelasnya yang setiap hari sarapan sari roti dan susu
"Yang ga laki tuh kamu kali, masa-"
"ABAANG" ujar haechan kesal membuat mark terkekeh lagi
"Bang"
Keduanya menoleh saat mendengar suara renjun
Mark melambaikan tangannya saat melihat renjun dan jeno datang
"Katanya mau traktir gue doang"
"Dih, kan adenya abang ada 3" ujar mark
Haechan memutar bola matanya malas, ia fikir ia spesial
"Mau jajan apa?" Tanya mark kepada keduanya
"Samain aja" ujar renjun
"Kamu jen?"
"Sama bang"
"Okey, duduk dulu" ujar mark lalu bangkit dan berjalan kearah penjual makanan
"Abis darimana?" Tanya renjun yang duduk dihadapan haechan
"Kepo"
"Dih?!"
"Bukan urusan ketua osis"
"Yaudah" ujar renjun malas lalu menopang dagu dan menatap kearah lain
"Nih abisin" ujar haechan sambil memberikan susu dan rotinya kepada jeno
"Mau kemana?" Tanya mark yang baru saja kembali
"Main" ujar haechan lalu pergi begitu saja
"Dih? Dia kenapa sih?" Tanya renjun aneh
Jeno menggeleng tanda tidak tahu, ia bukan orang yang mudah membaca suasana
Sedangkan mark, sepertinya ia tahu kalau haechan sedang cemburu kepada saudara saudaranya
"Udah gapapa, nih makan aja"