6. Sesi ceramah lagi

2.5K 305 6
                                    

***

Haechan terus mendumel karena jaemin tak berhenti menangis

"Lo ga cape apa nangis mulu?"

"Lo tuh yang gapunya perasaan!" Ujar jaemin kesal dan semakin menangis

Jeno yang berada di tengah tengah mereka pun bingung harus apa

Ia tidak pernah menghadapi jaemin menangis, ia hanya bisa mengelus punggung jaemin pelan

"Marahin tuh saudara lo!"

"Dih!"

"Chan" tegur jeno

"Mampus!"

Haechan mencebik sebal lalu melipat tangannya di depan dada

Sebenarnya ia juga tidak bisa tenang, entah ini insting anak kembar atau ia hanya ketakutan melihat renjun collapse seperti tadi

"Udah yaa, jangan nangis lagi"

Ini pertama kali haechan mendengar jeno melakukan hal itu

Entah lah, banyak hal hal yang baru pertama kali ia lakukan dan saksikan belakangan ini

Ia masih belum bisa mencerna semuanya dengan baik

Haechan melihat mark yang berjalan kearah mereka, ia ingin menanyakan kondisi renjun

Namun mark langsung berjalan kearah jaemin lalu memeluk si bungsu

Haechan benar benar terdiam di tempatnya melihat bagaimana si bungsu memeluk mark erat

"Tadi... tadi, tadi pas adek buka pintu toiletnya, tadi" jaemin masih belum bisa berbicara dengan benar namun rasanya ia sudah ingin menceritakan semuanya kepada mark

Semua yang ia tangiskan sejak tadi, semua yang ia tahan, semua yang ia takutkan, ia ingin mengatakann semuanya

Mark melepas pelukannya lembut lalu menghapus air mata jaemin pelan

"Adek... pelan pelan ya, tenangin dirinya dulu, okay?"

Jaemin mengangguk lalu menghapus air matanya

"Adek mau ngomong apa?" Tanya mark

"Tadi, waktu adek ke toilet, adek dengar suara orang muntah muntah lama banget, adek takut orangnya kenapa napa, pas pintunya ke buka... waktu ke... waktu ke buka renjun udah di lantai, katanya udah ga kuat"

Mark sedih melihat betapa takutnya jaemin, ia mengelus rambut jaemin lembut

"Terus pas adek mau nelfon abang, adek lupa, adek gapunya nomor abang, terus adek gabisa gendong renjun, jadi harus manggil jeno sama haechan, adek, adek gatau, adek gabisa apa apa, adek ga guna"

"Ssstt" mark benci mendengar jaemin menyalahkan dirinya

Begitu juga jeno dan haechan, keduanya ikut menenangkan si bungsu yang sudah menangis

"Sini hpnya" ujar mark lembut

Walau masih sesengggukan jaemin mengeluarkan hpnya dan menyerahkannya kepada mark

Mark mengotak atiknya sebentar lalu menunjukkannya kepada jaemin

"Sekarang kalo adek butuh abang, tekan nomor 1 yang lama aja ya" ujar mark

Jaemin mengangguk lalu mengambil ponselnya, ia menekan nomor 1 selama 5 detik sampai panggilan tersambut

Mark menunjukkan ponselnya yang berdering kepada jaemin membuat anak itu mengangguk

"Kalian juga, sini" ujar mark kepada jeno dan haechan

Mereka pun segera mengeluarkan ponselnya dan menberikannya pada mark

"Kalo ada apa apa langsung telfon abang, ngerti?"

Ketiganya mengangguk patuh

"Yaudah, ayo nunggu di kantin aja, kalian belum pada makan kan?"

***

Setelah dokter selesai memeriksa renjun, ketiganya sudah boleh masuk dan melihat renjun

Anak itu masih lemas dan belum bisa banyak bicara

"Ren"

Renjun menoleh kearah jaemin dengan mata sayunya

"maaf ya tadi nunggunya lama... tadi... gatau, soalnya-"

"Gapapa" ujar renjun lembut sambil memegang tangan jaemin

Rasanya dunia benar benar berubah, haechan baru pertama kali mendengar suara renjun selembut itu

Dan apa itu? Menggenggam tangan jaemin? Sangat menakjubkan

Cklek

Mark masuk dengan tatapan yang sedikit kelelahan

"Masih ada yang sakit?"

Renjun menggeleng pelan

"Lain kali... kalo abang suruh makan ya makan, gerd kamu kambuh"

"Dan kenapa gaada satu pun dari kalian yang ngasih tau ke abang kalau renjun punya asma?"

Ketiganya hanya diam

"Mereka juga gatau" ujar renjun

"Ck, gimana bisa kalian gatau? Kamu juga kenapa gapernah kasih tau mereka? Kamu fikir kalo kamu sakit siapa yang urus selain keluarga kamu?"

"Abang udah bilang kan, stop bersikap cuek! Kalau kalian cuek ya jdi gini, renjun sakit tapi gaada yang tau, kalian mau abang jemur lagi?"

Ketiganya menggeleng serentak, perih di pipi mereka saja masih terasa

"Selama ini gue bisa nanganin sendiri, gausah salahin mereka" ujar renjun

"Gaada sendiri sendiri! Ingat ya! Mulai sekarang gaada yang boleh sendiri sendiri!"

"Pokoknya abang mau kalian semua harus ngelaporin apapun sama abang, mau itu jadwal rapat, jadwal latihan basket, pulang jam berapa atau kalo ada yang sakit, kalau ada yang ga ngelaporin abang jemur!"

"Apaansih, masa kita juga jadi kena!"

"Kamu sadar ga kalo kamu ceroboh bisa sakit juga kaya renjun? Kamu juga ngerti ga, kalo kalian saling gatau tentang satu sama lain bisa membahayakan kalian?" Ujar mark memotong omongan haechan

"Kalau kalian saling tolong menolonh satu sama lain renjun gamungkin sakit gaada yang tau, jaemin juga ga mungkin panik karena gatau harus ngehubungin siap, dan kamu ga mungkin harus lari lari dari gedung smp ke kelas abang cuman buat ngabarin renjun sakit!" Ujar mark tegas

"Udah udah, kenapa sih marah marah terus" ujar renjun

"Intinya ingat kata kata abang, awas aja ada yang ngelanggar" ujar mark

abang  pulangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang