Jangan Gitu Dong!

103 21 9
                                    


"Ra?" Lamunan Sakura seketika buyar waktu ayahnya manggil dia. Ini udah panggilan kedua, dan Sakura baru sadar kalau dia dari tadi bengong di meja makan.

"Kamu kenapa? Dari tadi ayah perhatiin, rotinya gak dikunyah." Kata Kizashi, dan Sakura baru nyadar kalau dia baru makan segigit. Itupun rotinya masih stay di mulut, gak dikunyah dari tadi.

"O-oh..iya yah." Karena dia sadar kalau waktu gak bakal nungguin dia, Sakura memutuskan untuk buru-buru ngabisin sarapan yang gak kelar-kelar. Jadi dari tadi dia bengong? pikirnya lagi dalam hati.

Sakura segera bergegas berangkat kerja setelah dia ngabisin rotinya. Gak lupa minum segelas susu seperti kebiasaannya pagi-pagi.

"Ngomong-ngomong, calonmu pagi ini gak kesini?"

"Hmmp!" Hampir aja Sakura muntahin susunya kayak di sinetron yang biasa dia lihat. Kurang ajar! Kenapa pas dia lagi minum sih?!

"Ayahh......" Gerutunya kesal. Tapi itu gak buat Kizashi ngerti maksud anaknya. Pak Haruno itu malah santai balikin lembaran koran.

"Bukannya memang calon ya? Ayah salah ngomong?" Tegasnya lagi. Sakura ngerti kok. Tapi ketimbang pake diksi 'calon'....bukannya lebih baik ganti aja jadi 'teman'? Bukan begitu kah? Mau gimanapun, belum ada kata 'iya' dari mulut Haruno Sakura ini. Kalo kata Hinata sih....ah! Yang betullll????? 😌😌

"Aku berangkat yah." Tuh kan... Menghindar lagi si doi.

"Eh? Sakura mau berangkat kerja ya?" Nasib gak beruntung pagi ini karena begitu Sakura pergi depan rumahnya, ada si bibi tetangga rempong lagi ngobrol sama ibunya. Itu lohhh! Bibi yang katanya mau ngenalin Sakura ke perjaka!

 Sakura sih udah biasa menghadapi beginian. As always, dia cuma bisa ngasih senyum karir aja. Senyum yang dia sering kasih buat dijadiin topeng anytime, anywhere, semenjak dia legally 27th!

"Bibi. Saya mau berangkat kerja. Saya permisi ya." Ucap Sakura berusaha sopan.

"Oh iya iya." Lalu, bibi itu juga membalasnya.

"Bu. Aku berangkat." Sakura setelah melangkah besar-besar setelah dia pamitan ke ibunya yang lagi nyapu di depan toko. Gak bakalan dia mau lama-lama disana. Sebelum ada diskusi tentang problematika wanita perawan yang gak kunjung nikah kan??

Lalu,  setelah kepergian si rambut merah muda itu, bibi-bibi yang tadi ngajak Sakura ngomong, langsung bicara serius ke Mebuki.

"Mebuki-san. Itu Sakura belum laku juga? Kasian tahuu! Mana udah mau tua. Jadi perawan tua lohhh..." Kata si Bibi. Enteng bener bibirnya kalo ngomong. Dikata barang kali ah, laku gak laku. Cuma yaaa, Mebuki senyum aja nanggepinnya.

"Saya mau buka toko. Saya permisi ya bu."

"Eh! Tawaran buat kenalin ke keponakanku masih berlaku lohhh...kalau mau, ku kenalin dehh.." Kata si Bibi. Sekali lagi, Mebuki senyum aja.

"Saya masuk ya bu."

Beralih ke Sakura, yang masih lelah buat menghadapi masalah baru di hidupnya. Kalau kemarin-kemarin masalahnya cuma mikirin hari ini mau makan apa, atau weekend nanti mau kemana...sekarang tiba saatnya dia berhadapan sama masalah asmara. Dan sungguh! Ini buat dia pusing. Lebih pusing daripada dia ngurus laporan akhir pas kuliah! lebih susah daripada dia ngurus kurikulum semesteran! haaaaa!!!!

Btw, kok tumben si ganteng gak nongki di depan rumah, Ra?

TRING!

Pucuk dicinta ulam pun tiba.

Lebih gampangnya, baru juga dipikirin...eh udah muncul aja nih pelaku!

Uchiha Sasuke

Selamat pagi. Hari ini saya ada dinas di luar kota. Maaf gak bisa nganter kamu kerja. Saya dinas ke Kawagoe. Nanti saya bawakan kue dari kentang yang enak disini.

Tiba-Tiba LamarTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang