Setelah kepingan kebenaran tentang Akito terungkap dari ayahnya, pada hari ini ia mulai lagi untuk berlatih memainkan pedang dengan ayahnya untuk melupakan kebenaran tentang dirinya.Ia meluapkan pemikirannya melalui pedangnya meski telah mengetahui bahwa kebenaran dirinya ia tetap menganggap dirinya hanya manusia dan berusaha menjalani hari - hari nya kedepan seperti biasa.
/ TING ......TINGG....
Suara pedang Akito dan ayahnya yang sedang latihan dimana tampak kemampuan Akito yang semakin meningkat.
Setelah satu minggu Akito sudah mulai menerima kenyataan tentang dirinya dan berdamai dengan dirinya sendiri.
lamban laun keahliannya dalam menggunakan pedang juga hampir setara dengan ayahnya.
Tepat di malam ini adalah perayaan ulang tahun wilayah Yugen yang ke - 103 tahun. Di siang hari itu sebelum malam perayaannya Akito dan ayahnya masih sempat untuk melakukan latihan bersama di ruang latihan kerajaan.
Bahkan di sela - sela terakhir latihan mereka pada hari itu Akito dan ayahnya melakukan perbincangan
" Akito, ayah rasa kau sudah mencapai tingkatan tinggi, kau sudah berlatih selama 5 tahun untuk ini, Ayah bangga kepadamu, Akito " Ucap ayah Akito untuk kedua kalinya ia mengusap kepala Akito di saat setelah latihan mereka.
Ayah Akito tersenyum kepada anaknya.
" Ini semua berkat ajaran ayah kepadaku. Terima kasih ayah " Jawab Akito dengan senyum manis kepada ayahnya.
Akito merasa senang ayahnya memuji usaha dan tekadnya .
Ayah Akito dengan penuh keyakinan kepada anaknya...
" Dengan ini ayah sudah cukup yakin, saat perayaan malam ini kau boleh ikut merayakannya bersama rakyat Yugen tanpa harus menutupi wajahmu " Ucap ayah Akito dengan senyum kepada putranya, Akito.
Akito mendengar hal itu sontak sangat gembira berlari di ruangan latihan sambil melompat dengan tawa girangnya.
" Hahahahahahaa..." Tawa Akito dengan kegirangan yang tak pernah ia sangka.
Akito tak pernah menyangka akhirnya ia bisa merasakan kebebasan untuk bermain di wilayah Yugen. Keinginannya untuk bermain bersama dengan anak yang seusianya. Dan mencari teman.
Ayah Akito yang melihat itu ikut turut bahagia melihat anaknya bisa tertawa bahagia seperti ini.
Pada saat perayaan malam itu tiba semua rakyat wilayah Yugen menghiasi rumah dan lingkungan dengan penuh lampu dan hiasan lainnya. Tampak wilayah Yugen penuh cahaya yang indah seakan - akan menerangi kegelapan malam dan memancarkan harapan rakyat Yugen. Dan di malam itu wilayah Yugen terasa lebih ramai.
Akito yang paling bersemangat di malam itu dengan senyum lebarnya melihat dari jendela kamarnya. Akito segera keluar dari kerajaan sambil berlari kencang dengan kedua kakinya yang terasa bebas.
"Wahhhhh.....Indahnya seperti mimpi tidur ku hahahaa..." Akito berlari melihat hiasan lampu di tanah Yugen secara langsung dengan matanya.
/PUK
Seseorang datang dari belakang Akito yang sedang melihat persiapan perayaan Yugen.
" Hey aku tidak pernah melihat mu? kau siapa? " Seorang anak yang tingginya tak jauh beda dari Akito menepuk pundaknya.
" Ha? A-aku Akito.. " Jawab Akito gugup serta canggung untuk pertama kalinya ia berbicara kepada rakyat Yugen.
Ini seakan - akan adalah mimpi bagi Akito, yang ingin melihat dunia luar dan bertemu orang lain dengan bebas.
" Apa kau......mengurung dirimu di rumahmu wajahmu tak pernah ku lihat. Aku Zey kalau lengkapnya Zey Lenny" Ucap anak bernama Zey itu sambil tersenyum ke Akito.
Akito segera mengingat nama itu di dalam dirinya dengan bibirnya seakan - akan menyebut nama itu
" Zey Lenny "
Tiba- tiba Zey menarik tangan Akito dengan senyum lebarnya yang terasa hangat bagi Akito dan mengajaknya berlari mengelilingi wilayah Yugen di malam itu.
"H-hey...!!?" Ucap Akito ketika ia ditarik oleh Zey.
Semua itu sangat tak bisa dibayangkan sama sekali akan terjadi. Ini benar - benar seperti mimpi tidur bagi Akito.
Akito dan Zey menghabiskan waktu bersama mengelilingi wilayah Yugen.
Zey mengajak Akito untuk bermain dengan kunang - kunang di sekitar sungai yang terkenal di wilayah yugen.
Suasana malam itu benar - benar hangat bagi Akito. Betapa indahnya malam yang gelap dihiasi cahaya kuning kunang - kunang diiringi suara air sungai yang mengalir.
Dan di sampingnya ada seseorang yang bahkan senyuman dan suaranya menghangatkan jiwa yang sedang merasa terpuruk dalam badai salju.
" Hey Akito apa kau ingin menjadi teman ku? " Zey meminta pertemanan kepada Akito dengan tangannya yang di arahkan ke arah Akito dan arah pandangannya yang memalingkan wajahnya.
" Indah... " Akito melihat mata Zey dimalam itu disinari oleh lintasan cahaya kunang - kunang yang indah.
Zey terheran terkejut matanya seakan akan berbinar dan wajahnya seketika memandang Akito yang menatal matanya.
" Tentu aku sangat berterima kasih padamu.. Hm.. Zey " Akito tersenyum lebar matanya seakan tertutup tetapi tangannya menerima tangan Zey.
Inilah ikatan pertama yang dimiliki Akito. Dari sekian waktu yang lama akhirnya Akito mempunyai teman yang menghangatkan jiwanya dikala jiwa suram membalut dirinya.
" Hahahahhaa..."
Ntah bagaimana mereka tertawa secara bersamaan di hutan yang penuh dihiasi cahaya kunang - kunang diriingi suara malam dan aliran sungai di sekitar mereka.
/ BRUH...
Zey memberikan percikan air sungai yang mengalir kepada Akito yang terduduk memandang langit.
" Hahaha ayo Akito ini seru lo..! " Zey memberi percikan air sungai yang membasahi wajah Akito dengan senyum hangatnya.
" Awass kau..Zey! " Akito menyusul Zey dan membalas percikan air sungai dengan senyum yang girang.
/Bruhh...
Suara percikan air saling mengenai mereka di malam yang penuh kunnag - kunang yang indah itu sambil menunggu acara puncak perayaan Yugen.
" Hahahahahhahaa.."
Tawa mereka terdengar sangat girang walaupun mereka sedikit basah karena bermain memercikan air sungai kepada sesama mereka.
Rasanya aneh padahal baru saja bertemu tapi seakan - akan Zey yang merupakan seseoarang yang tingginya tak jauh beda dari Akito bisa membuat jiwa yang terbalut suram sedikit demi sedikit diterangi cahaya.
Hal ini sama seolah olah seperti malam yang gelap dan menakutkan di hiasi cahaya dari kunang - kunang .
Walaupun ukurannya tak besar dari luasnya malam tapi bisa menerangi malam bahkan menghiasi kegelapan malam dan menghangatkan dinginnya udara malam dengan kehangatan cahayanya yang bersatu.
Tanpa sadar mereka terlalu lama bermain air hingga hampir melupakan acara puncaknya.
" Astaga !! "
Mereka saling memandang terkejut seketika membeku lalu berubah menjadi terburu buru.
Mereka berlari kencang kembali menuju ke depan kerajaan untuk menyaksikan acara puncaknya.
Namun di saat lari mereka yang sangat terburu - buru mereka masih bisa tertawa sambil berlari.
Next story......
KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHT OF HOPE
FantasyTerlahir di kerajaan samurai di wilayah Yugen merupakan kehidupan yang di impikan. Namun hal itu justru membuat Akito nozomi sebagai anak tunggal di kerajaan justru tidak merasa kebebasan. Dengan segala larangan bahkan sempat mengalami trauma karna...