Ikatan antara Akito, Dako dan Zey semakin erat. Ini adalah hari berikutnya setelah kepulihan keadaan Akito di wilayah Koka.Di hari - hari baru bagi si rambut coklat Akito membuatnya sedikit gugup.
Dimana mulai hari itu ia akan benar - benar tinggal bersama orang baru Zey dan Dako di rumah yang tidak terletak di tanah kelahirannya.
Terdengar suara sorak anak anak dari luar rumah yang terlihat sangat menyenangkan. Ya benar itu suara anak anak yang sedang bermain girang di cuaca yang hangat.
Akito mencoba melihat arah mana suara itu berasal. Akito keluar dari rumah berjalan mengikuti sorakan bahagia itu dengan baju yang cukup kebesaran di dirinya.
"Hahahhahhahah"
Suara itu terus terdengar di telinga Akito.
" Hmmm...Hai apa aku boleh ikut bermain? " Ucap sedikit ragu dan malu Akito.
Seluruh anak sebaya nya itu menoleh ke arahnya dan memandangnya dari atas kepala hingga bawah kakinya.
" Hey kenapa kau tidak menggunakan sendal ? " Ucap salah satu dari sekumpulan anak bermain itu kepada Akito.
Akito menoleh ke bawah kakinya yang lupa menggunakan sendal ketika keluar rumah.
" Iya aku lupa... " Akito menggaruk lehernya sedikit malu dan gugup.
" Tapi kami mau bermain adu pedang apa kau keberatan ? " Salah satu anak laki - laki menunjukan sebuah pedang kayu.
Si rambut coklat Akito itu cukup heran dengan barang yang di tunjukan dengan sebutan pedang.
" Ini bukan pedang, ini sebilah kayu bukan? " Mata Akito menyipit memerhatikan bilah pedang kayu dengan tangannya menggaruk dagunya.
Semuanya memerhatikan bilah pedang kayu itu.
/PAK....
Seseorang berambut hitam benar dia adalah Dako yang menepuk pundak Akito dari belakang.
" Huh...Disini kau rupanya " Keluh Dako terhadapa Akito.
Akito yang semakin kebingungan terheran.
" Hah? Ia aku disini kenapa ? Akito bingung ada apa dengan Dako.
Dako merasa sedikit kesal terhadap reaksi Akito itu.
" Hey pertama kau memakai baju ku tanpa izin , kedua kau pergi keluar tanpa memberitahu aku dan Zey, ketiga kau kenapa keluar tanpa alas kaki!!! AKITO !?? " Kesal Dako karna cemas jika Akito menghilang.
Akito menundukkan kepalanya seakan meminta maaf dengan baju nya yang kebesaran itu.
" Maaf Dako aku lupa memberitahukan jika aku keluar "
Reaksi maaf Akito kepada Dako.Anak sebayanya memanggil Akito dan mengajaknya bermain berduel pedang.
Akito tersenyum lebar ketika di ajak bermain walaupun itu lebih terdengar pertarungan pedang.
" Wahh....Ayo " Akito segera mengambil pedang kayu yang ditawarkan.
Dako hanya bisa terheran kepada Akito yang tiba tiba mau di ajak bermain duel pedang dengan orang sebayanya yang baru ia kenal.
/TAK...TAK.....TAK
Suara adu pedang kayu itu. Terlihat senyum girang ketika Akito mengayunkan pedangnya. Seperti sedang menikmati duel pedang itu.
Gerakan lihai indah ayunan pedang yang dilakukan Akito membuat Dako kagum terhadap skill pedang Akito.
" Gerakan itu..... "
Mata Dako berbinar - binar fokus terhadap gerakan indah pedang Akito.
Waktu berjalan......
/TAK....
Akito menjatuhkan pedang lawan dengan mudah.
Semuanya bertepuk tangan atas gerakan indah ayunan pedang Akito.
Dako segera menarik tangan Akito yang telah selesai bermain.
"Ayo nanti Zey memarahiku " Dako mengajak Akito pulang.
Sejenak mereka berhenti Dako memberikan satu alas kakinya kepada Akito karna cuaca semakin panas membuat jalanan semakin panas.
" Hah? " Kebingungan Akito.
" Gunakan itu , cuaca semakin panas " Dako menoleh ke arah kaki Akito.
Setelah mengikuti perkataan Dako itu Akito sekali lagi menundukan kepalanya sebagai tanda terima kasih.
Dako sedikit tersenyum atas tingkah lucu namun aneh Akito itu.
" Sudahlah ayo pulang Zey sudah mencarimu " Dako memalingkan wajahnya.
Mereka pulang dengan saling bergandeng bahu meloncat dengan satu kaki.
Setelah berjalan menuju ke rumah akhirnya Dako dan Akito tiba terlihat Zey telah menunggu di depan rumah dengan ekspresi kesal.
Dako seketika merasa panik dengan ekspresi pasrah. Sedangkan Akito heran melihat Dako yang panik dan Zey yang tampak kesal.
" Hahahha " Tawa mungil Akito melihat ekspresi kedua temannya yang malah tampak lucu itu.
Walaupun sedikit aneh kenapa Akito tertawa namun tawanya menular kepada Dako dan Zey.
Di sela tawa mereka itu....
" Baiklah baiklah ayo teman teman aku sudah menyiapkan roti bakar yang enak " Ucap si rambut kuning Zey dengan senyumnya.
Akito dan Dako yang mendengar hal itu sontak merasa lapar.
" Wahhh tentu saja.." Dako dan Akito berlari masuk ke dalam rumah.
Suasana menjadi ramai lagi di rumah itu. Mereka bertiga lahap memakan makanan siang yang dibuat Zey.
Di sela makan itu mereka sempat mengobrol beberapahal. Dan setelah selesai menghabiskan makanan Akito dan Dako bertugas mencuci piring di dapur.
Semua pekerjaan telah selesai dilakukan. Hari pun telah semakin sore dimana matahari terbenam yang indah sebentar lagi.
" Ayo ikut aku.. " Zey menarik tangan Akito dan Dako.
Zey mengajak kedua temannya itu ke arah ujung hutan dimana di sana terlihat lautan yang indah dengan bebatuan.
Mereka berlari dengan kegirangan tawa yang hangat. Setelah melewati rindang hutan akhirnya mereka sampai pada tempat tujuan.
Di sambut sinar matahari terbenam menghiasi langit dan laut indah. Cahaya itu juga menyinari mata mereka yang berbinar binar.
" Ini indah.... " Ujar kagum Akito matanya berkilau indah dengan bersinar.
Dako dan Zey yang juga sangat kagum melihat pemandangan indah itu hingga ternganga.
Mereka duduk disana melihat matahari terbenam.
Kaki yang masih terlihat agak mungil walau akan memasuki umur yang lebih dewasa itu seakan serentak.
Rambut indah mereka dihembus angin sore dikala itu yang terasa damai.
Zey sempat melirik ke arah Akito yang terlihat kagum dengan senyum bahagianya, mata Akito tampak seperti bersinar indah karna cahaya matahari di sore itu.
Di satu sisi lain Dako melihat kedua temannya yang terpukau namun tampak bahagia ia tampak ternyum lega di saat itu.
Mereka menikmati udara segar di saat itu.
Ketiga anak itu Akito , Zey dan Dako itu sempat memikirkan apakah hari esok akan masih sebahagia ini dengan kebersamaan ini ?
" Hahahhahahahaha...."
Di sela iti mereka tertawa bahagia sejenak dihembus angin sejuk mengibas baju dan rambut indah mereka.
Next story...........
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
-
- Maaf jika terdapat kata kata yang salah atau typo.
Apakah mereka bisa bersama- sama seperti ini seterusnya?

KAMU SEDANG MEMBACA
LIGHT OF HOPE
FantasyTerlahir di kerajaan samurai di wilayah Yugen merupakan kehidupan yang di impikan. Namun hal itu justru membuat Akito nozomi sebagai anak tunggal di kerajaan justru tidak merasa kebebasan. Dengan segala larangan bahkan sempat mengalami trauma karna...