5.

1.3K 74 13
                                    


Sesuai permintaan Arsen, Erlio menjemput Arsen didepan halte dekat apartemen milik Max, pacar Arsen.

Dengan mobil sedan hitam melaju, dan berhenti tepat didepan Arsen. Lalu Erlio membuka jendela mobil dan menyapa Arsen nya.

"Arsen, ayo naik." Tanpa menunggu lama, Arsen langsung duduk di samping kursi kemudi.

"Nanti ambil tuxedo dimana?"

"Rumah saya."

"Yang kemarin?"

"Bukan, di rumah lama saya." Arsen ber-oh, dan
langsung mengalihkan pandangan nya.

"Arsen, saya.. Mau nanya boleh?"

"Apa?"

"Itu.. Kamu masih suka gummy bears?" Arsen mengerut kan keningnya bingung.

"Suka..? Kenapa emang? Eh bentar, kok lo tau gue suka yupi?"

"Saya.. Tanya ke mamah kamu."

"Oh. Ayo cepet jalan, sekalian mampir atm. Gue mau transfer uang."

"Kalo saya boleh tau, uang nya mau di transfer ke mana?"

"Orang."

"Siapa?"

"Ck, apaan sih lo. Kepo amat."

"Yasudah, maafin saya." Setelah itu, Erlio langsung menginjak gas mobil nya pergi menuju rumah lama nya.

-🐶🐰-

Tepat didepan gerbang rumah berwarna nuansa putih, mewah dan megah mereka berdua berhenti.

Tak lama, Arsen melihat seorang satpam yang buru-buru membuka kan gerbang besar itu, dan sekilas Erlio tersenyum pada satpam itu sebagai bentuk terimakasih.

"Ini rumah lama lo?"

"Iya, tapi.. Saya jarang kesini."

"Kenapa?"

"Banyak pekerjaan, kalo saya ke sini, berarti saya lagi bener-bener lelah. Rumah ini juga banyak nyimpen masa lalu bahagia dan sedih nya saya waktu kecil."

"Tapi, gue kaya ngga asing ya sama ni rumah. Kaya pernah liat tapi ga tau dimana." Erlio tersenyum dan langsung mengajak Arsen masuk kedalam rumah nya.

Setelah memasuki ruang tamu, Arsen menganga tidak percaya, besar sekali. Terlihat ada sebuah piano, tempat api unggun, juga beberapa pigora besar yang di pajang di dinding nya.

Namun, perhatian Arsen tertuju pada satu pigora yang memperlihatkan dua anak laki-laki sedang tersenyum sambil berpelukan dengan menghadap ke kamera.

Ia pastikan salah satu laki-laki itu Erlio, namun Arsen tidak tau siapa yang berada di sebelah Erlio.

Tak sampai di situ, di ujung pigora terdapat huruf Alphabet yang bertuliskan E dan A.

Tiba-tiba saja perasaan nya gelisah dan sedikit pusing.

"Arsen." Arsen tersentak saat mendengar suara Erlio yang memanggil nya.

"Eh- kenapa?"

"Ini, saya tunjukin ke kamu tuxedo yang saya punya. Ini putih, hitam sama beige. Pilih yang kamu suka."

"Hitam aja."

"Apa tidak terlalu biasa?"

"Enggak ah, item udah. Kesukaan gue warna item soal nya."

Our Matchmaking || NoMin ||Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang