2☠

99 13 0
                                    

Author's POV

"Ya, aku sudah melaksanakan tugasku. Rupanya si pirang itu tidak menyadari perbuatanku, awalnya. Tapi, si culun telah memberitahu apa yang ada di belakangnya, kok." Seseorang sedang berbicara lewat telepon.

"Bagus, kembali ke markas sekarang. Rencana kedua akan segera diluncurkan." Suara terdengar dari seberang sana.

*

Luke's POV

Apa? Ini... Apa?

Segundukan tanah berada di jok belakang mobilku. Maksudku, satu gunung tanah, mungkin. Apakah ada orang yang cemburu padaku dan Laura sampai melakukan sesuatu seperti ini? Ini tidak adil! Baru kali ini ada orang yang cemburu sampai segininya. Mungkin, ini karena Laura anak tercupu. Tapi, sama saja!

Aku baru sadar ada bendera di puncaknya bertuliskan 'Hemmings Die' dan aku tercekat melihatnya. Aku mulai melotot dan aku ingat kalau aku harus menjaga Laura. Termasuk, membuatnya tidak ketakutan.

"Tak apa, Lau. Kau boleh keluar sekarang. Makasih sudah memberitahuku." Kataku pelan. Laura mengangguk dengan wajah murungnya. Ia pasti sangat ketakutan.

Sebelum gadis itu keluar, aku menarik tangannya dan memeluknya, "Jangan takut. Aku disampingmu..." Kataku berusaha menenangkan Laura. Lalu, aku melepasnya pergi.

*

Author's POV

"Ketua, si pirang mulai ketakutan. Kita berhasil!" Pekik seseorang.

"Kita rayakan nanti malam. Pizza Hut pukul 7 malam nanti. Kabari semuanya." Kata sang ketua.

"Tapi, aku tak akan bisa ikut, ketua." Suara seseorang yang baru datang terdengar sedih.

"Aku tahu. Kau tak mungkin terlihat bersama kami. Mereka bisa curiga dan bingung. Kami akan menyisakan untukmu. Kerjamu bagus." Balas sang ketua.

"Terima kasih, ketua." Ujar orang itu sambil tersenyum.

*

Laura's POV

Gundukan tanah. Bagus sekali.

Aku berjalan menuju rumah Ashley. Gadis itu tidak terlalu populer tapi, ia cantik dan lumayan banyak yang menyukainya.

Sebenarnya aku berbeda. Kalian tidak akan mengerti apa maksudku. Ini terlalu sulit dikatakan mungkin bukan sekarang waktu untuk mengatakannya.

Rumah Ashley besar dan ada satu ruangan yang biasa jadi tempat nongkrong kami. Tadi, Ash berjanji akan memberiku oleh-oleh karena ia baru saja berpergian.

Saat aku sampai, benar saja. Ashley sudah didepan pintu dan memberikan bungkusan padaku. "Cepat pulang." Katanya tegas. Aku mengangguk dan berlari pergi.

Aku dan Ashley sudah bersahabat sejak kecil. Teman-teman yang lain juga. Tapi, ia malu karena penampilanku begini. Yah, aku 'kan memang harus begini.

Author's POV

Ashley berjalan disebelah Luke dan bertanya, "Kau Luke Hemmings?"

"Yeah." Jawab Luke singkat. Ia masih shock dengan kejadian kemarin.

Ash tersenyum miring lalu pergi. Gadis berambut cokelat terang itu memang misterius.

Luke tak sempat menanggapi ataupun menganggap Ashley ada. Pikirannya masih melayang-layang, bertanya-tanya siapa yang meneror-nya.

Luke membuka pintu lokernya. Belum apa-apa kesialan sudah menimpanya.

Ashley's POV

Bagus.

"Ash, sedang apa--" Kata-kata Juno terpotong saat menyaksikan apa yang kulihat, "Oh yeah. Lucu sekali, Ash. Keren. Kerja bagus, bung!" Katanya sambil memukul pelan bahu kiriku. Aku menyeringai.

"Itu perbuatan Jasmine, sepertinya. Aku enggak tahu apa-apa. Aku cuma jalan dan melihatnya." Ujarku. Ia mengangguk-angguk sambil membuat O besar di mulutnya.[]

Makin lama makin pendek ini chapt tiap cerita -_-
Sorry ya, readers!
Tapi makasih lho buat 60 readersnyaaa
Dari sini, ceritanya udah ketebak banget yaa.
Malahan POV baru bentar udah ganti-ganti lagi hehe.

Next chapt? 100 readers :3

Nama Ashley ini bakalan berguna nantinya dan dedicate ke radicalls buat namanya. Ashley dipanggil Ash juga. Kayak Ashton gitu ya.

V O M M E N T S

love ya all
- demigodfromravenclaw x

Monthly Mission: Dork Girl ⇝ l.hTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang