Ranendra Raja!!,,,, kamu itu cuma milik Kalandra Renasha Doang" - Park Jimin As Kalandra Renasha (26 Tahun)
"Terserah,, Kala....." - Jeon Jungkook As Ranendra Raja (26 Tahun)
"Mencintai dan menjadi pasangan seorang Lelaki egois seperti Ranen itu...
Kalandra Renasha atau akrab di sapa Kala, tak pernah membayangkan bahwa ia akan menginjakkan kakinya di Raja Grup, perusahaan raksasa yang menjamin keberlangsungan kehidupan ribuan karyawan dibawah sayap lebarnya. Padahal cita cita hidupnya sedari awal hanyalah menjadi seperti orang awam pada umumnya. Yang mempunyai cita cita menjadi seorang Guru bahasa asing. Pendidikan terakhirnya sarjana bahasa inggris yang memungkinkannya untuk bisa masuk di berbagai sektor lapangan kerja.
Tapi yang terjadi saat ini adalah ia yang menapakkan kakinya di gedung pencakar langit ini dengan menenteng rantang, yang berisi makanan hasil olah tangannya sendiri. Bukan, Kala bukan karyawan disini. Kala datang untung membawakan kekasihnya atau lebih tepatnya tunangannya makan siang karna jam sudah menunjukkan pukul 12.10 siang, terlambat 10 menit dari yang seharusnya, karena bukan jakarta namanya kalau tidak macet setiap hari padahal Kala sudah berangkat dari jam 11.30 tadi.
Menaiki Lift yang akan membawanya ke ruangan teratas dari lantai ini. Karena memang kekasihnya adalah orang penting di perusahaan ini.
"Pak Ranendra ada di dalam, Bram?" Kala menyapa sekertaris kekasihnya yang bernama Bramantio, tapi akrab di sapa Bram itu dengan menanyakan keberadaan kekasihnya.
"Ada, Mas. Langsung masuk saja. Sudah ditunggu pak Ranen dari tadi" Kala bisa menebak se kusut apa wajah lelaki didalam ruangan itu karena menunggu makan siangnya datang. Ingat makan siangnya, bukan Kala nya.
Kala membuka pintu di depannya, dibalik meja itu terdapat seorang lelaki dengan tumpukan berkas dikanan kirinya. Terlihat sangat serius, namun dengan beberapa kerutan di dahinya. Dia adalah Ranendra Raja, CEO dari Raja Grup. Sekaligus Tunangan Kalandra dari 2 tahun silam.
"Nih, makanan kamu" Kala meletakkan rantang di depan Ranen, dan membantu lelaki itu menyampirkan berkas berkas penting itu agar tidak terkena tumpahan makanan, jika terjadi hal yang tak di inginkan.
"Kenapa lama sekali? " Ranen mengulurkan tangannya, Kala mengeluarkan tissu dan cairan pembersih tangan dari tasnya. Mengusap tangan Renan dengan cairan itu lalu menyekanya dengan tissu yang sudah di bawanya.
"Kan cuma telat 10 menit. Macet banget tadi, ada orang kecelakaan"
Tanpa menjawab Ranen menyantap makan siangnya, Kala membawakannya Cah Kangkung, tahu tempe balado, dan ayam goreng bumbu kuning. Ranen dan ayam goreng bumbu kuning adalah 2 hal yang tak bisa di pisahkan.
"Ini bukan kamu yang masak kangkungnya" Kala yang sibuk menatap kekasihnya yang menyantap makan siangnya dibuat tertegun,
"Kok kamu tau sih, kalo bukan aku yang masak cah kangkungnya" "Jawab aja sih!"
Kala mendelik kearah Ranen, "Kamu tau basa basi nggak sih, pantesan hidup kamu hambar banget. Basa basi sama orang aja nggak tau"
Ranen mengangkat kepalanya yang sedari tadi menunduk menikmati makanannya. Dengan alis terangkat, Ranen membalas Kala. "Kamu nggak tau jawab pertanyaan orang secara langsung, tanpa harus basa basi kan"
"Iya, bukan aku yang masak. Waktunya nggak cukup, jadi tadi beli di RM kesukaan kamu"
"Itu kok, kankungnya nggak dihabisin"
"Nggak enak" Kala terperangah mendengar jawaban Ranen, tidak enak katanya. Padahal, Kala membelinya di RM makan langganan mereka. Pilihan kedua, jika Kala sedang malas memasak. Maka mau tak mau Ranen harus mengalah dengan memesan makanan untuk mereka. Ranen dan Kala memang memutuskan untuk tinggal bersama di salah satu Apartemen milik Ranen yang jaraknya tidak jauh dari Raja Grup dan masih searah dengan Clothing milik Kala.
--------
"Yang,....." panggil Kala, masih terus menatap kearah sang kekasih
"Hmm.." Ranen masih tetap melanjutkan pekerjaannya tanpa menatap kearah Kala sedikitpun. Jemarinya masih menari lihat di atas keyboard laptop.
"Ke Raja Ampat yuk, liburan berdua aja" ucap Kala masih dengan senyumnya yang mengembang.
Jemari yang sedari tadi menari diatas keyboard itu terhenti, dan matanya yang bulat namun terkesan tajam itu menatap kearah sang kekasih yang mematri senyum di bibirnya.
"Aku lagi sibuk" Ranen kembali menatap laptop didepannya. Munuju akhir tahun seperti ini semua divisi sedang menyusun laporan akhir tahun perusahaan, dan Ranen di haruskan menaruh seluruh perhatiannya untuk perusahaan agar dia tak kecolangan lagi seperti 2 tahun silam. Perusahaannya hampir pailid, karena kecerobohannya. Ranen tak ingin itu terulangi lagi, karena di belakang punggungnya lah semua nasib karyawannya di pertaruhkan.
"Nggak ada satupun orang di dunia ini yang nggak tau kamu sesibuk apa" Kala menggeser kursinya ke samping Ranen, dan mengamit lengan kekasihnya itu.
"Tapikan kita udah setahun lebih nggak pernah liburan bareng, aku mau banget ke Raja Ampat. Lautnya tuh cantik banget, kamu juga bisa berjemur disana. Kan kamu mau kulit kamu jadi coklat kan" Kala masih mencoba peruntungannya.
"Lain kali aja" Ranen tak menanggapi rengekan Kala yang ingin liburan itu. Padahal dia sendiri sedang sibuk sibuknya.
"Kamu balik lagilah ke clothing, tempat bekalnya aku aja yang bawa pulang"
Jika Ranen sudah menyuruhnya menyingkir, berarti lelaki itu sudah tak mau diganggu. Kala melepaskan rangkulan tangannya pada lengan berotot Ranen. Kala suka otot Ranen yang tidak berlebihan terasa pas di tempat yang seharusnya. Jika Kala tak menjaga Ranen dengan sepenuh tenaga. Kekasihnya ini pasti sudah dibawa lari oleh 'kucing-kucing' liar di luar sana. Logika saja, memangnya ada kucing yang di sodorkan ikan di depannya malah mengabaikan ikan itu. Apalagi kucing jaman sekarang sangat menyeramkan. Menghalalkan segala cara agar bisa mendapatkan Ikan yang diinginkan.
Kala menutupi kekecewaannya dengan senyum tipisnya, berdiri dan mengembalikan kursi di tempatnya semula. Meraih tasnya dan mendekati Ranen kembali untuk memcium pipinya.
Cup..
"Aku balik ke clothing dulu"
Ranen menatap kekasihnya yang melangkah gontai keluar dari ruangannya, menghela napas dan melanjutkan kembali pekerjaannya yang tertunda.
***** To be continue
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.