21. Mau Punya Anak atau Childfree?

3.8K 387 11
                                    

Alma tidak tahu ini sudah waktunya atau belum

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Alma tidak tahu ini sudah waktunya atau belum. Tapi akhir-akhir ini ia mulai suka melakukan pencarian berbagai macam hal tentang pernikahan. Ia suka berlama-lama di website vendor pernikahan untuk melihat dekor, makeup, gaun pengantin, dan segala macam yang membuatnya senang. Dulu, ia tidak pernah melakukan itu karena tahu akan sia-sia. Radit benci semua pembicaraan mengenai pernikahan.

Alma tidak punya wedding dream, tapi kini ia tahu ingin memakai gaun desainer siapa. Ingin dekorasi seperti apa. Ia tahu MUA mana yang jasanya akan ia pakai saat menikah nanti. Ia seperti sudah punya gambaran bagaimana ia akan melangsungkan pernikahannya nanti.

Alma sudah tidak punya keraguan sedikitpun dalam sosok Bara. Beberapa sifat Bara mungkin menjengkelkan, tapi lelaki itu memberitahu bagaimana mengatasinya. Ia tahu, Tuhan sudah menawarkan sosok yang luar biasa padanya. Yang mungkin tidak akan pernah ia temui lagi lain kali.

Mereka belum membicarakan pernikahan. Tapi ia tahu Bara akan siap kapanpun ia memintanya.

Bara punya semua yang ia butuhkan. Tak peduli ada hal-hal yang harus ia korbankan dalam hidupnya, ia tahu jika lelaki itu sepadan dengan apa yang ia korbankan.

Lift yang Alma tumpangi berhenti di lantai empat. Saat pintu besi itu terbuka, sosok Bara masuk dan mengambil tempat di dekat deretan tombol. Lelaki itu hanya tersenyum kecil padanya karena kondisi lift yang ramai. Kotak besi itu kembali merangkak naik. Satu persatu isi lift berkurang di setiap lantai.

Alma keluar di lantai delapan. Bara mengekorinya.

"Habis visit?" Alma bertanya saat Bara mensejajarkan langkah dengannya.

"Nggak. Habis ambil darah." jawabnya. Langkah kakinya ikut berhenti saat Alma berhenti di sebelahnya.

"Kamu?" Alma melihat Bara mengangguk. Mereka masih berdiri di lorong menuju ruangan Alma. "buat?"

"Buat kamu."

"Hah?" Sebelah alis Alma terangkat karena bingung.

"Aku medical check up hari ini. Biar kita tahu kondisi kesehatan aku. Mastiin aku sehat dan bersih. Kamu nanti juga, ya. Kalau udah ada waktu luang aja." kata Bara.

"Oh." Alma mengangguk. Seperti biasa, Bara selalu berpikir jauh dan detail. Mereka berjalan lagi hingga sampai di depan pintu ruangan Alma.

"Kerjaan kamu masih banyak?" Bara bertanya sambil melirik penunjuk waktu di pergelangan tangannya. "aku tinggal visit pasien. Kalau udah selesai, ketemu di rooftop, ya. Nanti aku kabarin kalau udah selesai."

Alma mengangguk sambil tersenyum.

"Boleh tolong sekalian pesenin makan nggak? Aku belum sempat makan."

***

Setelah memeriksa pasien terakhir, Bara langsung kembali ke ruangannya. Saat ia masuk, tak hanya ada Sadam di sana, tapi juga seorang lelaki yang pernah ia temui di lokasi camping. Lelaki itu tampak terkejut melihatnya. Dia menunduk malu.

Deep Talk Before Married [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang